Kak Fredrinn

3.6K 99 23
                                    

Fredrinn <3 Fray

Suara pintu diketuk dengan brutal membangunkan seorang pemuda manis dari tidurnya, pemuda itu menatap pintu kamar asramanya ya yang masih dengan brutal.

"Kak Fredrinn, Ini jam satu malam berhenti menganggu tidur nyenyakku," pekik pemuda itu penuh emosi, terdengar tawa dari balik pintu membuat emosi pemuda itu kian meningkat.

"Oke. Maafkan aku, bisa buka pintunya Fray aku ingin masuk," pinta Fredrinn, Fray menghembus nafas sebari memalingkan wajahnya dengan kasar.

"Tidak, pergi ke kamarmu kak Fredrinn!" tolak Fray dengan kasar, Fredrinn kembali menggedor-gedor pintu dengan brutal.

"Kalau begitu aku akan mendobrak pintu ini," ucap Fredrinn, Fray melirik pintu yang digedor dengan sinis kemudian beranjak bangkit dari kasur.

"Dia ini mabuk ya!" gumam Fray kesal sebari membuka pintu kamarnya lalu terkejut melihat Fredrinn yang memasang wajah telernya dengan tangan kanan memegang botol minuman alkohol.

"Kak Fredrinn?!!" pekik Fray, Fredrinn hanya tersenyum manis dan menjatuhkan dirinya ke tubuh mungil Fray.

"Eh?! Kak Fredrinn, beratt!" protes Fray, Fredrinn berdiri tegak, melangkah masuk sebari mendorong tubuh mungil itu ke dalam lalu menutup pintu dan menguncinya.

"Aku lelah, Freya," erang Fredrinn dengan nada frustasi lalu mendorong Fray hingga berbaring di kasur kemudian ikut berbaring di sampingnya.

"Fray," gumam Fredrinn yang berbaring di samping Fray dengan mata terpejam, Fray menatap sang kakak kelasnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Sulit rasanya menyukai seseorang yang hanya menganggap kita saudara," lirih Fray memalingkan tubuhnya dan pergi tidur dengan memunggungi Fredrinn.

Beberapa menit berlalu Fredrinn yang belum tidur dan mendengar lirihan Fray membuka mata, menatap punggung kecil Fray.

Pemuda tampan itu membenarkan posisi tidurnya dan memeluk Fray dari belakang menyandarkan kepala Fray pada dadanya membuat sang adik kelas terbangun.

"Hm?" Fredrin mengecup pucuk kepala Fray dengan lembut sebari mengelus tangan Fray yang ia genggam.

"Sst. Selamat malam, mimpi indah Fray," bisik Fredrinn tepat di telinga Fray dengan suara beratnya.

Fray perlahan kembali menutup mata dan tertidur, Fredrinn menatap Fray dengan lembut, "Frayku yang manis."


-

"Akh," ringis Fray kala tubuhnya di dorong ke pojok gudang hingga punggungnya bertabrakan dengan tembok kumuh itu.

"Aishh, bisakah lelaki culun sepertimu menjauh dari Fredrinnku yang populer!" ucap gadis yang mendorong Fray sambil menatap pemuda mungil itu dengan tatapan tak suka.

"Fredrinn yang mendekatiku, kenapa aku yang harus menjauh? Jika mencintainya dekati dia, mengapa harus menganggap diriku saingan? Aku hanya tetangga dan adik kelasnya!" jawab Fray dengan tegas, gadis itu menatap marah Fray yang balik menatapnya kesal.

"Si culun ini," geram Gadis itu hendak menampar Fray, namun dengan cekatan Fray menahan tangannya.

"Huh? Aku masih laki-laki jika kau ingat," ucap Fray menghempaskan lengan gadis itu kemudian beranjak pergi.

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang