confess

4.4K 147 41
                                    

Sekte AaNa, jauh-jauh dulu 🤠

- Campuran
- Fluffy, cringe, ooc
- Natan x Aamon [ Naamon ]

Cigarettes.

Natan hanya melirik sekilas pintu rooftrop yang sedang dibuka oleh seseorang, lalu kembali menghisap batang nikotin yang terselip di jemarinya, tidak peduli jika yang datang adalah anggota organisasi sekolah atau guru.

"Natan," suara itu sukses membuat Natan beralih menatap seorang pemuda yang juga sedang menatap dirinya dengan tatapan tajam.

Aamon bergegas menghampiri Natan dan merampas nikotin yang terselip di jemari Natan lalu membuangnya dengan kasar.

"Mana sisanya? Aku tau kamu nyimpen satu bungkus," pinta Aamon, Natan menghela nafas lalu memberikan satu kotak rokok yang isinya hanya tinggal beberapa.

"Ini sekolah, Natan. Udah berapa kali aku bilang jangan ngerokok di sini!"

"Kenapa sih bandel banget dibilanginnya! lagian ya rokok itu gak baik buat kesehatan, gimana kalo pas ibumu pulang kamu malah gak ada karena overdosis ngerokok?!"

"Kamu itu belum legal ngerokok, Natan!" Natan tak menjawab ocehan panjang Aamon, hanya mencengkram pagar pembatas rooftrop dan menatap ke bawah bangunan berlantai tiga itu dengan tatapan nanar.

"Natan," panggil Aamon menyentuh pundak pemuda di sampingnya membuat Natan tersentak dan menepis tangan Aamon.

"Natan, kamu kenapa?" tanya Aamon melangkah mendekati Natan, namun tiba-tiba tanpa aba-aba Natan berbalik mendorong Aamon ke pintu Rooftrop, dengan satu tangan menahan kepala Aamon.

Natan menatap Aamon dengan tatapan tajam lalu menyatukan kedua belah bibir mereka secara tiba-tiba.

-

"Anying, si Natan. anak orang main disosor aja," celetuk X-borg yang sedari tadi memperhatikan rooftrop dari kejauhan bersama kawan-kawan.

"Kamu kalo mau bilang yang," timpal Claude mencolek pipi X-borg yang langsung di tepis oleh sang empu.

"Gw yakin dia belum ngomong sama abang gw," ujar Gusion memperhatikan rooftrop sambil merangkul adik kelasnya, Dyrroth.

"Bang lepasin ath, gw mau balik ke kelas," rengek  Dyrroth, Gusion menggeleng kepalanya dan menatap tajam si bocil.

"Mau ngapain? Selingkuh sama anaknya pak Roger?" Dyrroth membulat matanya lalu menggeleng, Chou tiba-tiba menjitak kepala Gusion dengan sendok plastik.

"Cemburu buta si tai."

"Kenapa lu bisa yakin?" tanya X-borg menyelidik,  Gusion mendengus. "Lu gak liat dari tadi Abang gw doang yang ngomong, si Natan cuma diem ngasih rokoknya," jelas Gusion menunjuk rooftrop.

"Bener juga."

-

Natan menjauhkan wajahnya dari wajah Aamon sekaligus menyudahi kecupan di bibir Aamon lalu menatap lembut Aamon yang masih memejamkan matanya tertegun, jari Natan mengelus pelan membuat Aamon membuka matanya.

"Natan," panggil Aamon terengah, Natan meletakkan telunjuknya di depan bibir Aamon mengisyaratkan untuk pemuda di depannya diam.

"Kenapa kalo lu ngoceh itu selalu lucu di mata gua? kenapa juga cuma gua yang lu tegur dengan cara ngoceh panjang lebar?"

"Gua hampir berpikir lu negur gua dengan cara ngoceh karna lu ada rasa sama gua tapi gua lupa kalau itu tugas lu sebagai anggota organisasi sekolah untuk negur dengan cara apapun, dan soal ocehan, lu ngoceh karna kita udah kenal lama makanya lu gak canggung buat negur gua," jelas Natan panjang lebar, Aamon lagi-lagi tertegun memikirkan kalimat panjang lebar yang pertama kali Aamon dengar dari mulut Natan.

"Sejak kapan?" hanya itu yang bisa Aamon keluarkan, Aamon tentu mengerti apa yang sebenarnya mau diucapkan Natan.

"Udah lama." Natan memalingkan wajahnya, Aamon menghela nafas lalu menunduk dan memilin bajunya.

"Natan, maaf–"

"Gua ngerti, gua permisi bentar lagi bel," potong Natan lalu beranjak membuka pintu rooftrop dan pergi meninggalkan Aamon.

Beberapa detik kemudian Aamon berbalik, mengejar Natan, Natan yang sudah sampai tangga dan melangkah hendak kembali ke kelasnya.

"Natan, aku juga menyukaimu," teriak Aamon di tangga terakhir membuat Natan dan gerombolan anggota organisasi sekolah yang kebetulan akan lewat terhenti.

Aamon yang melihat itu memegang tekuknya dengan pipi memerah, "Aku harus pergi," pamit Aamon pergi meninggalkan Natan yang girang dalam diam dan gerombolan anggota organisasi sekolah yang terkekeh geli.

"Kejar pacarmu sana," goda Xavier menunjuk Aamon yang berlari di koridor diangguki yang lain.

"Jangan menggodanya berlebihan, nanti pipinya berubah menjadi tomat," pesan Natan sebelum beranjak mengejar Aamon, Xavier dan yang lain hanya terkekeh.

-

Aamon masuk ke dalam toilet dengan wajah memerah, "Malu banget," gumam Aamon menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan yang membuat Aamon mengigit bibirnya, pemuda itu perlahan membuka dan melihat wajah Natan dari sela pintu lalu hendak menutup lagi, namun, kalah cepat dengan Natan yang mendorong pintu itu hingga terbuka lebar, kemudian masuk dan menutup pintu.

"Natan," panggil Aamon gelagapan kemudian menunduk dengan wajah memerah, Natan terkekeh geli melihat calon pacarnya itu.

"Jangan nunduk, aku jadi pengen makan," tegur Natan, Aamon mendengus lalu mendongak dan memasang wajah galak.

"Aku bukan makanan! Kalo kelaparan sana ke kant–"

Cupp.

Aamon membulatkan matanya ketika tanpa aba-aba Natan membungkam mulut Aamon dengan bibirnya sendiri, Natan menjauhkan wajahnya dari wajah Aamon dan terkekeh.

"Gemes," ucap Natan sambil mengelus pipi Aamon yang lagi-lagi mendengus.

"Bodoh!" Aamon segera memukuli dada Natan lalu memeluknya, meletakkan dagunya di pundak Natan.









End

Req alwaysCaesar

Sorry lama, banyak urusan.

Aamon ketika baca ini :

Aamon ketika baca ini :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr? Pin!

Ahahah gemas, aku sekte mereka switch, mau AaNa / Naamon, semua aku makan😍

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang