One month

4.1K 152 7
                                    

𝗚𝗿𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿 ❥︎ 𝗔𝗹𝘂𝗰𝗮𝗿𝗱


Sebuah suara brisik dari ruang tengah mengganggu tidur Alucard, pemuda bersurai emas itu bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamar.

Alucard terdiam melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya, rasa kantuknya tiba-tiba saja menghilang bagai ditiup angin.

"Alu-card," ucap seorang pria paruh baya yang terbaring sekarat, Alucard bergegas menghampiri pria itu.

"Hiks, Ayah bagaimana bisa begini! Siapa yang melakukan ini pada Ayah," isak Alucard, memangku kepala sang Ayah.

"Ayah tidak apa-apa, berhenti menangis." Ayah Alucard mendorong sang anaknya yang menggeleng cepat.

"Tidak mau, Ayah berbohong, aku bukan anak kecil yang bisa mudah dibohongi lagi Ayah," jawab Alucard, Ayah Alucard tiba-tiba berdiri dan menerjang tubuh Alucard hingga terbaring di bawahnya.

"Refleks dan tenagamu sangat bagus untuk seseorang yang sedang sekarat." Seorang pria keluar dari kegelapan, pemuda pucat dengan rambut hitam dan secuil putih di depan, satu tangannya terdapat sebuah pistol sedangkan tangan lain menenteng biola.

"Jangan Alu-card, kau boleh membunuhku tapi jangan bawa dan ganggu anakku," mohon Ayah Alucard lemah, pria itu tertawa kecil kemudian menendang Ayah Alucard hingga terbaring di sebelah Alucard.

"AYAH," pekik Alucard bangun dan duduk di samping Ayahnya yang sudah diambang batas, pria itu berjongkok di samping Alucard yang menangis, menatap kasihan Ayah Alucard.

"Sejujurnya aku tertarik dengan tawaranmu, harga organ tubuhmu melebihi hutang yang istrimu miliki, tapi perjanjian adalah perjanjian. Anak manismu ini sudah digadaikan oleh Ibunya," jelas pria itu kemudian tanpa aba-aba menembakkan peluru terakhir tepat pada kepala Ayah Alucard.

Alucard tertegun sangat terkejut dengan apa yang terjadi di depan matanya, pemuda itu gemetar lemas lalu pingsan di tempat.

Pria itu melirik Alucard dengan wajah datarnya, kemudian menggendong Alucard ala koala dan beranjak pergi dari sana, meninggalkan mayat Ayah Alucard.

-

Alucard terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa sangat asing baginya, pemuda itu mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar.

Pintu kamar itu terbuka menampak pria bersurai hitam dengan secuil putih, Alucard memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Makanlah, kau pingsan seharian penuh," titah pria itu meletakkan sejumlah makanan di hadapan Alucard.

Alucard menggeleng dan memalingkan wajahnya, pemuda bersurai emas itu ingat jelas apa yang pria dihadapannya lakukan pada sang Ayah.

"Kau ingin mati?" pria itu menatap Alucard dengan wajah kesal, Alucard mendongak menatap pria di depannya dengan tatapan menantang.

"Hidup sudah tidak ada gunanya bagiku, akan bagus jika aku mati. Kau tidak perlu membuang uangmu untuk memberiku makan juga tidak perlu takut aku memberitahu orang-orang tentang pembunuhan yang terjadi pada Ayahku!"

Pria itu mendecih mendengar ocehan Alucard, mengambil makanan dihadapan Alucard lalu diletakan di meja kemudian beralih mendorong Alucard dan menindih pemuda itu.

"Kau ini sangat berisik. Aku tidak pernah keberatan menghamburkan uangku untukmu," bisik pria itu sambil memberikan kecupan di telinga Alucard.

"Humh! Apa yang kau lakukan!" pekik Alucard menggeleng dan mendorong pria di atasnya dengan sekuat tenaga hingga pria itu sedikit terdorong.

Alucard mengambil bantal yang ada di sampingnya lalu melempar pada pria itu, "Pembunuh mesum!"

"Granger, namaku." Granger menatap tajam Alucard yang juga menatapnya tajam, Granger berjalan pelan mendekati Alucard yang kembali melemparkan bantal ke arahnya.

Granger dengan cekatan mengelak lalu menindih tubuh Alucard dan mengunci kedua tangannya di atas kepala dengan satu tangan.

"Lepas, sialan!" pekik Alucard mengguncang tubuhnya berusaha berontak, tapi tenaga pemuda itu tak ada apa-apanya dengan tenaga seorang pembunuh.

"Daripada mengumpat lebih baik mulut manismu itu digunakan untuk mendesahkan namaku," ujar Granger, Alucard menggertakan giginya lalu membuang ludah ke wajah Granger.

"Hah, kau ini benar-benar ingin menguji kesabaran ku ya." Granger membuka dasinya dan mengikat kedua tangan Alucard.

Granger beralih membuka kancing baju Alucard dengan kasar dilanjut membuka paksa celana Alucard meski sedikit sulit karna pemberontakan dari sang submissive.

"Pria mesum sialan," umpat Alucard menggerakan kedua kakinya, menendang Granger hingga hampir jatuh dari kasur.

"Akhh lepas!" ringis Alucard kala kakinya digenggam sangat erat oleh Granger yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Berhenti bermain-main," geram Granger, mengukung Alucard, satu tangannya bergerak kebawah meraba hole Alucard membuat sang submissive terjengit.

"A-pa? Uhm." Granger mengelus hole Alucard sebelum memasukkan satu jarinya ke dalam sang submissive.

"Ughh Angh," erang Alucard kala satu jari Granger memasuki hole nya, kepala pemuda bersurai emas itu menggeleng brutal.

Granger menambah satu jari lagi lalu bergerak maju-mundur dengan tempo cepat, Alucard mengigit bibirnya menahan erangan dan desahan yang ingin keluar.

Setelah bosan, Granger mengeluarkan jemarinya lalu beralih membuka celananya dan bersiap memasuki hole Alucard.

Alucard yang melihat itu menggeleng brutal dan menatap Granger dengan tatapan memoho, sang dominan hanya terkekeh melihat aksi Alucard kemudian beralih membawa sang submissive pada ciuman lembut sedangkan dibawah milik Granger tengah menerobos hole Alucard dengan pelan.

"Huft, Huft." Granger menatap Alucard yang masih menyesuaikan diri dengan miliknya, pria tampan itu beralih mengecup kening Alucard. .

Alucard memalingkan wajahnya, tak sudi melihat wajah tampan pria mesum dan kejam itu. Granger terkekeh kemudian menyentak miliknya nya pada lubang Alucard dan bergerak dengan tempo perlahan.

"Nghh, Anghhh hiks." Alucard menggeleng dengan air mata mengalir di pipinya, pemuda itu merasa sangat lemah dibawah kukungan Granger.

"Huft Anghh-" Alucard mengigit bibirnya menahan suara menjijikkan yang keluar, Granger yang melihat itu segera mencengkram pipi nya dan mencium bibirnya dengan kasar.

"Hmphh shh Anghh." Ciuman terlepas, Granger kembali menggerakkan miliknya dengan tempo cepat.

"Call my name." Alucard menggeleng brutal diikuti dengan gerakan Granger yang ikut bergerak semakin cepat, kasar dan brutal.

"Anghh Gran- Nghh nyahh Granger?" Alucard memejamkan matanya sambil mendongak dan mencengkram erat sprei..

Beberapa ronde dan jam berlalu.

"Nghh Huft Anghh- sudah hiks cape," mohon Alucard menatap Granger dengan wajah penuh air mata.

"Terakhir." Granger memegang pinggang Alucard lalu menggerakkan dengan cepat.

"Nghh ahh."

Keduanya mengalami pelepasan diwaktu yang sama, Alucard yang lelah langsung terbaring di atas tubuh Granger yang terkekeh.

"Apa salahnya menjadi anak baik dan penurut Alucard. Mana mungkin aku membiarkan milikku mati dengan cepat."






End

Halo, balik lagi sama gw bersama kapal-kapal crack gw yang rare, aneh, gak mungkin dan diluar nalar. Buhahahahahahjaaghahaha😏

Kali ini gw bawa kapal gak mungkin aka kapal terbolak dari Alunger🙄💅

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang