Moon

4.6K 121 23
                                    

𝗟𝗲𝗼𝗺𝗼𝗿𝗱 ❥︎ 𝗖𝗲𝗰𝗶𝗹𝗶𝗼𝗻

Cecilion terus melangkah memasuki hutan yang gelap, tidak peduli dengan teriakan dari para teman dan kerabatnya yang sedang dibantai habis oleh manusia, Cecilion harus pergi dan selamat seperti yang dikatakan Ayahnya, meski Cecilion harus menjadi satu-satunya ras blood demon di dunia ini.

Cecilion berhenti di tepi sungai, meminum air dan membersihkan seluruh tubuhnya yang  terkena sedikit darah lalu pemuda rupawan itu segera menutupi sayapnya menggunakan Jas yang ia kenakan.

Cecilion duduk di bawah pohon lalu bersandar pada pohon itu, rasa kantuk dan lelah menyatu membuat Cecilion langsung terlelap begitu saja.

-

"Hei, kau masih hidup?"

Cecilion menepis tangan yang menepuk wajahnya lalu membuka mata terlihat seorang pangeran berkuda menatap Cecilion dengan raut wajah khawatir, mungkin jika Cecilion adalah seorang wanita ia akan mimisan sekarang juga.

Cecilion berdehem beranjak ke tepi sungai dan membasuh wajahnya, pria itu menghampiri Cecilion dan memberi pemuda pucat itu handuk kecil.

"Terimakasih, ngomong-ngomong aku masih hidup," cibir Cecilion mengingat pertanyaan pertama yang pangeran tampan itu.

"Wajahmu pucat, kau baik-baik saja?" Cecilion hanya mengangguk malas, Pangeran berkuda itu memberikan sebungkus roti untuk Cecilion.

"Makanlah, lalu katakan dimana rumahmu, akanku antar," ucap Pangeran lebih ke perintah sih, Cecilion dengan ragu menerima roti itu.

"Aku tidak punya rumah, jikapun punya aku bisa pulang sendiri untuk apa diantar olehmu. Terimakasih untuk rotinya," omel Cecilion membuat Pangeran itu terkekeh karna meskipun Cecilion kesal dan mengomel, pemuda itu tidak lupa untuk berterimakasih.

Satu kata untuk Cecilion dari si pangeran berkuda itu adalah 'menggemaskan'

"Baik-baik, ah ngomong-ngomong aku Leomord," ucap Pangeran berkuda itu mengulurkan tangannya, Cecilion mengabaikan uluran tangan itu.

"Cecilion," jawab si manis singkat, Leomord mengangguk sebari menarik lengannya kembali lalu tersenyum tipis.

"Tadi, kau bilang tidak memiliki tempat tinggal kan? Mau menginap di castil tua milikku untuk sementara waktu?" tanya Leomord, Cecilion mengerutkan keningnya merasa aneh.

"Tidak, itu akan merepotkan, lagipula aku sudah memiliki tujuan," tolak Cecilion dengan cepat memalingkan wajahnya, Leomord terkekeh.

"Kau sungguh tak pandai berbohong Cecil," ucap Leomord jujur, Cecilion mendengus memasang wajah masam.

"Aku tak merasa kerepotan jika kau akan tinggal, aku malah senang karena akan memiliki teman serumah, terima saja Cecilion, setidaknya kamu memiliki tempat pulang dan berlindung untuk sementara sebelum menemukan tempat yang menurutmu lebih cocok menjadi tempatmu berpulang," jelas Leomord menatap Cecilion dengan lembut, Cecilion menghela nafas dan mengangguk.

Leomord tersenyum kemudian mengulurkan tangannya yang diterima baik oleh Cecilion, dengan bantuan Leomord Cecilion menaiki kuda milik si pangeran.

Setelah Cecilion naik, giliran si pemilik kuda menaiki kudanya, Cecilion tersentak kala Leomord duduk di belakangnya lalu tangannya melingkar di pinggang Cecil memegang tali untuk memacu kudanya.

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang