Run away

5K 176 46
                                    

𝗫𝗮𝘃𝗶𝗲𝗿 ❥︎ 𝗔𝗮𝗺𝗼𝗻


Nfsw

Pintu terbuka menampakkan seorang pemuda dengan bersurai putih dan bekas luka di sudut pipi. Pemuda itu masuk dan menghampiri pria paruh baya yang membelakanginya.

"Ada kepentingan apa hingga Ayah memanggilku kemari," ucap Aamon dengan wajah datar tanpa mengurangi rasa hormatinya pada sang Ayah.

Tuan paxley perlahan membalik badan menatap sang putra sulung dengan tatapan sulit diartikan, "Ini, tentang Gusion."

Wajah Aamon nampak berubah antusias saat mendengar nama sang adik, pemuda itu lantas melangkah mendekatkan diri pada Ayah-nya.

"Ada apa? Kalian sudah menemukannya?" Pria paruh baya itu menggeleng pelan menjawab pertanyaan putra sulungnya.

"Belum, tapi kami menemukan jejak-nya yang menuju The Barren Lands." Aamon mengerutkan keningnya, mengepalkan tangannya memasang wajah kesal.

"Bukankah di sana sarang abyss? Mengapa Gusion pergi ke sana?" tanya Aamon, pria paruh baya itu mengeleng lalu berbalik menatap keluar jendela.

"Aku memanggilmu ke sini, ingin memintamu dan Xavier untuk pergi membantu para bawahan mencari Gusion," jelas Tuan Paxley dengan tenang memandang keluar jendela.

"Tentu, aku dan Xavier akan pergi." Tuan Paxley berbalik, tangannya terangkat menepuk pundak Aamon.

"Bagus, segeralah bersiap, kalian akan pergi sekarang." Ucapan sang Ayah sukses membuat kening Aamon mengerut.

"Sekarang? Kenapa sangat mendadak?"

"Lebih cepat lebih baik, Aamon," tegas Ayah Aamon beralih menepuk surai si sulung lalu beranjak menuju pintu. Pintu terbuka, nampak Xavier yang berdiri di depan kamar.

"Aamon," panggil Tuan Paxley membuat Aamon bergegas keluar dari ruangan itu dan berlari pergi, Xavier dan Tuan Paxley hanya menatap punggung Aamon yang mulai menjauh.

"Perintah terakhirku, jagalah Aamon dengan seluruh kekuatan yang kau punya Xavier, aku percayakan putra sulungku padamu," pesan Tuan Paxley, Xavier mengangguk kemudian pamit undur diri hendak menyusul Aamon.

-

"Menurutmu apa alasan Ayah mengirimku dan kau mencari Gusion?" sebuah pertanyaan Aamon berikan pada Xavier, mereka sudah memasuki hutan perbatasan Moniyan dan The Barren Lands ngomong-ngomong.


"Kenapa anda menanyakan hal yang jelas tidak akan saya tahu?" Xavier balik memberikan pertanyaan pada Aamon yang berdecak.

"Ayolah, kau pasti tahu sesuatu, kau kan orang yang paling dipercaya oleh Ayah," ujar Aamon setengah merengek, Xavier tak menjawab hanya terus lanjut berjalan.

"Hei, jawab pertanyaanku dulu Xavii," rengek Aamon tapi Xavier sama sekali tidak menggubris tuannya itu.

Malam semakin larut, Aamon dan Xavier memutuskan untuk bermalam di bawah pohon besar karna keduanya terlalu lelah untuk menuju gua terdekat, Xavier menyalakan api unggun sedangkan Aamon duduk memperhatikan di akar-akar pohon yang merambat keluar tanah.

Setelah selesai Xavier beranjak duduk di samping Aamon yang memeluk lututnya, terpaku api unggun yang menyala.

"Tuan Aamon," panggil Xavier mengalihkan pandangan Aamon yang beralih menatapnya dengan tatapan bingung yang terlihat sedikit menggemaskan di mata Xavier.

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang