CHAPTER 2 - ORDER OF THE POENIX

997 149 0
                                    

┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛

2. Order of the Phoenix

Zee! Zee bangun!

ZEE!

Zee terlonjak setelah dia mendengar suara yang paling dia kenal. Sesaat dia bertanya tanya kenapa dirinya bisa berada di Hospital Wing's, namun kemudian Zee teringat bahwa dia pingsan saat melihat jasad Cedric yang di bawa Harry dari dalam Maze di pertandingan ke tiga Triwizard.

Zee menoleh ke samping, dia terbelalak melihat orang yang menjadi penyebabnya tak sadarkan diri ada di dekatnya, menunggunya sadar dengan wajah khawatir. Tanpa berlama-lama Zee langsung turun dari tempat tidur dan memeluk tubuh tinggi Cedric, menangis sejadi-jadinya di pelukan pemuda itu.

Dia tidak mengerti situasi. Akan tetapi dia berharap bahwa kematian Cedric hanyalah bunga tidur semata. Zee melihat dengan mata kepalanya sendiri, dan dia sadar bahwa Cedric baik-baik saja. Di samping tempat tidurnya, ada Harry yang terbaring dengan luka di sekujur tubuhnya, memejamkan mata, seperti Fleur dan Krum tak jauh di dekatnya.

“Cedric, k-kau baik-baik saja?” tanyanya tidak sabar, mendonggak dan menatap wajah Cedric yang Zee rasa lebih berseri-seri dari yang pernah dia lihat.

“Tentu saja. Lihat? Aku tidak pernah merasa sebaik ini,” balas Cedric, tersenyum lebar.

Zee menghembuskan napas lega, dia menyandarkan kepalanya di dada bidang itu, “Aku hanya takut.

Lantas Cedric melepas pelukannya, memegang kedua pundak Zee dan mendudukkannya di tepi kasur, dia berjongkok di hadapan gadis itu.

Apa yang kau takutkan?” tanyanya lembut.

A-aku takut kau pergi-Cedric, berjanjilah, kau tidak akan meninggalkan ku, kita harus tetap bersama-sama,” kata Zee terus terang, membalas tangan Cedric yang kini tengah menggenggamnya erat.

Kau mimpi buruk ya?” ucap Cedric, menatap lekat-lekat wajah Zee.

Zee mengangguk kukuh, “Aku ... Aku—dalam mimpi itu kau dan Harry baru saja keluar dari Maze, piala Triwizard terlempar, orang-orang bersorak atas kedatangan kalian, tapi Fleur berteriak karena menemukan mu yang sudah mati. Aku takut, Cedric. Tidak pernah terpikirkan oleh ku sekalipun bahwa kau akan meninggalkan ku secepat itu.

Kenapa kau harus takut? Datang dan Pergi adalah tradisi alam, bukankah Tuhan telah menentukan takdir kehidupan ciptaannya?” ujar Cedric lembut.

“Tidak ada yang abadi di dunia ini, bahkan Voldemort sekalipun.”

Zee langsung berjengit mendengar nama itu di sebut. Dalam mimpinya Voldemort lah yang membuat Cedric mati, dia meminta Peter Pettigrew membunuhnya. Sebelum Zee menjawab, sesuatu terjadi, sedikit demi sedikit kulit putih bersih Cedric berubah pucat, dia tidak berseri-seri lagi, melainkan ada garis kelelahan yang Zee lihat dari air muka wajah tampan itu.

Cedric, apa yang terjadi? Kenapa-hei, tangan mu dingin,” kata Zee panik, meraba-raba punggung tangan Cedric, memastikan bahwa dia tidak salah dengan ucapannya.

FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang