CHAPTER 14 - COMPLAINANT

591 96 1
                                    

┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛

14. Complainant

Bagaimana Umbridge bisa tahu?

Tak ada waktu untuk berpikir; tetapi pertanyaan itu terus muncul di benak seorang gadis Gryffindor yang tengah berlari dengan panik di sepanjang koridor lantai tujuh. Dadanya bergemuruh hebat di susul napasnya yang mulai terengah-engah, kakinya mengambil langkah begitu cepat sehingga jubah yang dikenakannya berkibar-kibar. Dia, Hermione, Ron dan Harry telah berpencar mencari tempat aman untuk dijadikan ruang persembunyian—di manapun itu, asal jangan sampai ada yang berpikir untuk kembali ke menara sekarang, terlebih lagi para anggota dari asrama lain, sebab bisa saja jalurnya sedang diawasi.

Seseorang sedang berusaha mengejarnya di belakang, terbukti dari suara langkah kaki yang terdengar diambil secara tergesa-gesa. Zee tak bisa berpikir jernih, apalagi ketika dia melihat—jauh di depan sana, ada Dennis Creevey yang tengah menangis terisak-isak seraya mencoba bangkit dengan lututnya, dia mungkin baru saja jatuh, tak ada yang menolongnya dan Zee segera menghampirinya untuk melakukan itu.

“Di mana kakak mu?” tanya Zee sambil menatap sekelilingnya dengan waspada.

Tetapi sebelum Dennis menjawab, ada suara keributan dan pekik bahagia Pansy Parkinson tak jauh dari posisi mereka. Bagaimana ini? Tangan gadis itu sudah bergetar hebat, apakah ada anggota yang tertangkap? Cepat-cepat dia membawa Dennis dan menuntunnya belok kanan pada vas bunga besar, bersembunyi di baliknya—meski cahaya obor menyorot terang, semoga saja tak ada yang menyadari keberadaan mereka. Dia tak bisa membawa Dennis lebih jauh lagi, lutut anak itu terluka dan dia tahu betul bagaimana rasanya.

Zee memeluknya ketika telinganya kembali mendengar suara kaki melangkah ke arah mereka, dia membiarkan Dennis menangis tanpa suara di dadanya; tatkala orang itu semakin mendekat, Zee memejamkan mata rapat-rapat dan menipiskan bibir—sebisa mungkin tak mengeluarkan suara bahkan ketika dia merasa ada bayangan seseorang yang datang pada mereka.

“A—”

“Ssstttt!”

Matanya terbuka lebar seolah ingin melompat keluar, tadinya dia mengira Parkinson menemukan mereka, akan tetapi Draco lah yang melakukannya lebih dulu. Pemuda itu berjongkok di hadapannya seraya membekap mulutnya dan menggeleng pelan, di dekapannya—Zee merasakan tubuh Dennis bergetar hebat karena saking takutnya.

“Ini aku,” bisik Draco menurunkan tangannya.

“Kukira Parkinson ...” kata Zee lemah.

Dia sudah berpikiran buruk.

“Dengar—lepaskan anak itu,” Draco ingin mengatakan sesuatu tapi matanya menangkap Dennis yang memeluk Zee dengan begitu eratnya.

“Dia ketakutan,” Zee menggeleng.

Seakan tak peduli, dia menarik Zee berdiri sampai pelukannya dengan Dennis terlepas, kemudian berkata, “dengar, Love. Jalan menuju asrama mu sedang diawasi oleh Zabini, kau bisa ke sana sekarang dan—”

Well, well, well ... Siapa yang kau temukan, Draco?”

Pansy Parkinson.

FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang