┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛8. Weasley is our King
Sementara pertandingan Quidditch pertama pada musim ini, Gryffindor lawan Slytherin, semakin mendekat, pertemuan DA mereka ditunda karena Angelina memaksakan latihan yang hampir setiap hari. Kenyataan bahwa Piala Quidditch belum diadakan lagi begitu lama menambah minat dan gairah yang cukup besar di sekitar pertandingan yang akan datang; anak-anak Ravenclaw dan Hufflepuff sangat tertarik pada hasilnya, karena mereka, tentu saja, akan bermain melawan kedua tim pada tahun mendatang; dan para Kepala Asrama tim-tim yang bersaing, walaupun mereka berusaha menyamarkan dengan semangat olahraga pura-pura, bertekad untuk melihat pihak mereka sendiri menang.
Zee sadar seberapa Profesor McGonagall peduli untuk mengalahkan Slytherin ketika dia tidak memberikan mereka pekerjaan rumah pada minggu sebelum pertandingan.
“Kukira kalian sudah punya cukup untuk dikerjakan,” katanya dengan angkuh. Tak seorangpun benar-benar mempercayai telinga mereka sampai dia memandang langsung kepada Zee, Harry dan Ron dan berkata dengan muram, “Aku sudah menjadi terbiasa melihat Piala Quidditch di ruang kerjaku, anak-anak, dan aku tidak mau harus menyerahkannya kepada Profesor Snape, jadi gunakan waktu tambahan ini untuk berlatih, bisakah?”
Snape tidak kurang jelasnya ikut mendukung; dia telah memesan lapangan Quidditch untuk Slytherin begitu seringnya sehingga anak-anak Gryffindor kesulitan memasukinya untuk bermain. Dia juga menulikan telinganya pada banyak laporan mengenai usaha-usaha anak-anak Slyhterin untuk mengguna-gunai para pemain Gryffindor di koridor.
Ron masih belum berpenampilan seperti standar Wood, tapi dia bekerja demikian keras untuk memperbaikinya. Kelemahannya yang terbesar adalah kecenderungan untuk kehilangan kepercayaan diri setelah dia membuat satu kesalahan; kalau dia membiarkan satu gol masuk dia menjadi bingung dan karena itu cenderung kemasukan lebih banyak lagi. Di sisi lain, Harry sudah melihat Ron membuat penyelamatan yang benar-benar spektakuler ketika dia sedang bagus; sewaktu suatu latihan yang patut diingat dia telah bergantung dengan satu lengan dari sapunya dan menendang Quaffle begitu kerasnya menjauh dari cincin gawang sehingga membumbung sepanjang lapangan dan melalui cincin tengah di ujung lainnya; para anggota tim yang lain merasa penyelamatan ini sebanding dengan salah satu yang baru-baru ini dibuat oleh Barry Ryan, Keeper Internasional Irlandia, melawan Chaser terkenal Polandia, Ladislaw Zamojski. Bahkan Fred berkata bahwa Ron masih mungkin membuatnya dan George bangga, dan bahwa mereka mempertimbangkan dengan serius untuk mengakui dia sekeluarga dengan mereka, sesuatu yang mereka yakinkan kepadanya telah mereka coba sangkal selama empat tahun.
Satu-satunya hal yang benar-benar membuat Zee dan Harry khawatir adalah seberapa banyak Ron membiarkan taktik tim Slytherin untuk membuatnya gelisah sebelum mereka bahkan sampai ke lapangan. Mereka berdua, tentu saja, telah menahan komentar-komentar sinis mereka, apalagi Harry yang sudah lebih dari empat tahun bermain Quidditch, “Hei, Potty, kudengar Warrington bersumpah akan menjatuhkan mu dari sapu mu pada hari Sabtu.”
Pansy Parkinson meninggikan suaranya saat Zee, Harry, Ron dan Hermione melewati dia dan anak-anak perempuan Slytherin lainya, “jangan lewatkan pertandingan! Crabbe sudah berjanji akan memukul Cortez sampai tubuhnya terbang tertawa angin!”
Harry menatap Zee sungguh-sungguh, dengan berang dia berkata, “Kau tidak sekurus itu.”
“Oh, kalian tidak tahu sebagus apa bentuk tubuh Zee,” keluh Hermione. “Aku sudah melihatnya, itu seperti jam pas—”
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy
Fanfiction21++ Ft. Mattheo Riddle [ Dan ketika aku menyadari kau adalah lautan, aku melubangi perahuku, sebab tenggelamku adalah cara agar bisa bersamamu. ] Wizarding world, romance, fantasy, sexuality, relationship and friendship! [12-09-2024] - #1 mattheori...