┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛22. Klub Slug
“Ada banyak orang,” kata Zee waspada.
“Apa salahnya?” bisik Draco, dengan sengaja menempelkan bibirnya pada daun telinga Zee bersamaan kedua tangannya yang berpindah memeluk pinggang gadis itu.
Dengan pipi yang sudah merah padam, Zee berkata, “Kau tidak tahu tempat.”
Beruntungnya yang mengisi kompartemen tepat di sebelah mereka adalah anak-anak kelas satu. Mereka terlalu sibuk melihat pemandangan diluar jendela sampai berdesakan satu sama lain sehingga tak memerhatikan apa yang sedang terjadi di depan pintu kompartemen mereka. “Salahkan dirimu yang membuat ku—”
“Drake, hentikan.” Zee menahan pergelangan tangan kanan Draco yang dengan nakal meraba-raba perut menuju bagian bawahnya.
Dia menepisnya kasar, lalu berjalan terburu-buru sambil berkata, “ayo kita pergi!”
Draco hanya terkekeh menanggapinya, dia mengikuti gadisnya dari belakang dan sedikit menjaga jarak sekiranya satu meter sehingga mereka akhirnya sampai di gerbong Prefek. Sudah ada enam belas kursi di dalam, semuanya penuh kecuali dua kursi di bagian kiri barisan kedua yang seharusnya diisi para Prefek kelas enam dari Slytherin. Tetapi karena salah satunya kini diangkat sebagai ketua murid, Snape mungkin telah memilih murid lain untuk penggantinya, dan Zee belum tahu siapa orangnya.
Mereka berjalan sampai ke bagian paling depan diikuti pandangan melongo para Prefek, masing-masing mengenakan jubah asrama mereka dan lencana di dada kirinya, Zee bahkan bisa melihat Anthony Goldstein serta Ernie Macmillan tak berkedip sama sekali dari sudut matanya, heran lantaran dua ketua murid yang mereka nanti-nantikan kedatangannya justru adalah teman seangkatannya sendiri, lebih-lebih ketika melihat Draco, tanda tanya sebesar Hagrid mungkin muncul di kepala mereka.
“Kita tunggu sampai Prefek kelas enam dari Slytherin mengisi kursinya,” kata Zee, walaupun gugup dia tetap harus terlihat biasa-biasa saja.
Tidak perlu menunggu waktu lama bagi mereka untuk berada dalam kecanggungan kental itu, karena dua orang-laki-laki dan perempuan-yang tubuhnya sama-sama berbalutkan jubah hijau perak Slytherin, masuk dan segera duduk tanpa dipersilahkan.
“Well, ini saatnya,” Zee memulai, dia berdiri di samping Draco serta memandang berkeliling.
“Aku Zee Cortez, Head Girl baru dari Gryffindor.”
“Draco Malfoy, Slytherin,” kata Draco menjengkelkan.
Zee mendelik tajam kepadanya. Semua orang juga sudah tahu bahwa dia dari Slytherin. Tetapi apakah sulit baginya untuk mempertegas bahwa dia memang seorang Ketua Murid? dan—lihat tampang yang dia tunjukan kepada enam belas Prefek di hadapan mereka, benar-benar angkuh dan mencemooh. Tetapi daripada mengomentari pemuda itu, Zee cepat-cepat berkata, “ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan kepada kalian. Bagi para Prefek yang sudah menjabat selama satu tahun kemarin mungkin kalian sudah tahu tugas apa saja yang harus kalian lakukan selama kalian menduduki jabatan tersebut, tapi aku akan menjelaskannya lagi karena kita kedapatan delapan Prefek baru kelas lima.”
“Tugas dan wewenang kalian adalah; pertama, memastikan tidak ada murid yang melanggar aturan. Kalian diperbolehkan mengambil poin dari siswa di asrama kalian sendiri, tetapi kalian tidak diperbolehkan mengambil poin dari asrama lain atau dari sesama Prefek. Kedua; diberikan kebebasan hanya untuk memberikan tutor, teguran, atau memperingatkan mereka yang melakukan kesalahan-sangat dilarang menggunakan kekerasan. Ketiga; mengurusi absensi kelas asrama masing-masing saat kelas berlangsung. Setiap asrama harus diwakili dua Prefek untuk melakukan absen di setiap kelas, baik itu kelas satu, dua, tiga dan seterusnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy
Fiksi Penggemar21++ Ft. Mattheo Riddle [ Dan ketika aku menyadari kau adalah lautan, aku melubangi perahuku, sebab tenggelamku adalah cara agar bisa bersamamu. ] Wizarding world, romance, fantasy, sexuality, relationship and friendship! [12-09-2024] - #1 mattheori...