CHAPTER 5 - DETENTION

736 109 1
                                    

┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛

5. Detention

“Jaga kesehatan mu baik-baik,” kata Snape datar.

Setelah menyelesaikan urusan kecilnya di kantor Snape, Zee melangkah keluar dari ruangan. Dia membuka pintu dan sedikit terkejut melihat Draco masih ada di sini dan bersandar dengan santai di dinding koridor.

“M-mengapa kau masih di sini,” tanyanya gugup, dia takut Draco mendengar pembicaraannya dengan Snape barusan.

“Aku penasaran, apa yang kau lakukan di dalam? Rasanya lama sekali,” Draco menegakkan punggungnya.

Zee menghembuskan napas lega, itu artinya Draco tak mendengar apapun, kemudian dia berjalan mendahuluinya, “bukan hal penting.”

Draco segera menyusulnya, dia menarik pergelangan tangannya karena gadis itu tampak menggenggam sesuatu dengan erat, “apa ini?”

Zee segera menariknya, namun Draco lebih cepat membuka kepalan tangannya. Sekarang dia tak bisa mencari alasan lagi, Draco terlanjur mengetahui tujuannya datang ke kantor Snape.

“Ramuan penenang?” Draco bertanya disertai nada menuntut.

Zee menarik kembali tangannya saat pegangan Draco mengendur, “kau tahu sendiri, Malfoy.”

Terdengar helaan napas panjang. Di detik selanjutnya gadis itu merasakan tangan Draco menyentuh puncak kepalanya, “lakukan apapun yang membuat mu merasa lebih baik.”

“DRACO!”

Zee belum sempat menjawab ketika suara tak asing di telinganya datang dari arah belakang. Dia merasa pernah mendengar suara ini sebelumnya, akan tetapi dia lupa, karena itulah dia segera menoleh dan mendapati Astoria Greengrass, adik Daphne, menghampirinya dengan tampang muram.

Benar, itu suara Astoria, bagaimana dia bisa lupa? Tapi tak ada salahnya, pertemuan pertama mereka ada di perkemahan piala dunia Quidditch, dan itu menjadi yang terakhir kalinya. Sekarang mereka bertemu lagi, tapi wajah Astoria tak menampilkan persahabatan seperti sebelumnya.

“Aku ingin bicara dengan mu,” kata Astoria seraya menarik tangan Draco dari puncak kepala Zee.

“Astoria, ada apa?” tanya Zee tak mengerti situasi.

“Jangan ikut campur!” sentak Astoria, dahi Zee sampai berkerut dalam saking herannya.

“Kenap—”

Perkataan Zee terhenti saat dia mendengar Daphne memanggilnya dan berlari ke arahnya, “Zee!”

Daphne dan Astoria sempat bertatapan, namun belum tiga detik Daphne sudah beralih pada Zee, “aku mencari mu. Ada hal yang harus kita bicarakan.”

Zee menatap Draco dan Astoria bergantian, dia bisa melihat wajah Draco yang dahinya sudah berkerut seolah menahan rasa jengkel. Dan Astoria, wajah anak kelas tiga itu sudah memerah sampai ke leher-leher. Zee jadi teringat Seamus di ruang rekreasi Gryffindor pada malam pertama tahun ajaran baru dimulai.

“Ayo,” Daphne menyambar tangannya dan menariknya menjauh dari Draco dan Astoria.

Kaki Zee ikut melangkah, akan tetapi kepalanya tetap melihat ke belakang, dia masih dalam keadaan heran sekaligus bingung.

FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang