CHAPTER 30 - SLUGHORN'S CHRISTMAS PARTY

492 61 11
                                    

┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛

30. Slughorn's Christmas Party

Ketika Zee tiba di Aula Depan pada pukul setengah sembilan malam itu, Zabini sudah menunggunya sambil bersedekap dada dan bersandar ke pilar terdekat. Tadi sore pemuda itu telah menemuinya di perpustakaan dengan maksud ingin mengajaknya pergi bersama-sama ke pesta Slughorn. Zee yang saat itu sedang dalam keadaan merana tanpa pikir panjang lagi menyetujuinya, dia mengira tak ada pilihan lain selain daripada pergi bersama Zabini, karena Draco—orang yang sebelumnya sangat ingin ia ajak pergi, menolak mentah-mentah tawarannya. Sampai saat ini dia bahkan merasa masih sangat sebal, mengangguk lesu tatkala Zabini bertanya, “kita pergi sekarang?”

Mereka berjalan menyusuri koridor yang mengarah ke kantor Slughorn. Selama itu, tak seperti biasanya, Zabini banyak berbicara tentang pesta yang akan diadakan ibunya di rumahnya, yang menurutnya akan lebih menyenangkan jika harus dibandingkan dengan pesta pada malam hari ini. Orang-orang tersohor—yang kebanyakan dari mereka semua adalah Pria, akan datang sebagai tamunya. Walaupun pada awalnya Zee merasa tidak terlalu tertarik dengan pembahasan tersebut, dia akhirnya berbicara setelah Zabini berkata bahwa dia penasaran siapa orang ke delapan yang akan menjadi ayah tirinya.

“Kenapa kau terlihat sangat senang? Maksudku—apakah kau tak pernah berpikir bahwa tindakan ibumu salah?” tanya Zee, baru setelah itu dia menyesal karena telah menanyakan sesuatu yang bisa saja membuat lawan bicaranya tersinggung.

Namun tampaknya Zabini sama sekali tak tersinggung, dia justru menyeringai dan berkata, “selagi yang dilakukannya adalah demi kebaikan ku di masa depan, untuk apa aku repot-repot memikirkannya?”

Zee agak terkejut mendengarnya berkata demikian, lantas dia menghela, “jadi ... semua itu dia lakukan demi dirimu?”

Zabini mengangguk pelan, “semua harta peninggalan ayah tiri ku pada akhirnya akan menjadi milikku, benar? tapi aku tak bisa menyangkal fakta bahwa ibu juga gila seorang Pria.”

“Ngomong-ngomong, kau masih ingat dengan orang yang sangat dekat dengan mu di tahun pertama kita?” tanyanya.

Zee mengangkat sebelah alisnya, “Daphne?”

Zabini terkekeh pelan, kemudian menggeleng, “laki-laki.”

“Mattheo?" tanya Zee sangsi.

Dari tampang puas yang ditunjukkan Zabini atas jawabannya, Zee mengernyit penasaran, “memangnya kenapa dia?”

“Dia akan datang besok malam.”

•••

Mereka sudah hampir tiba di kantor Slughorn dan semakin dekat, suara tawa, musik, dan obrolan semakin keras terdengar. Entah apakah memang demikian, ataukah karena dia memakai trik sihir, kantor Slughorn tampak lebih besar daripada kantor guru yang biasanya. Langit-langit dan dinding-dindingnya didekorasi dengan hiasan gantung hijau-zamrud, merah, dan emas, sehingga kesannya mereka berada di dalam tenda yang sangat luas. Ruangan itu m padat dan pengap dan bermandi cahaya merah yang dipancarkan oleh lampu emas berhias yang tergantung di tengah langit-langit.

Di dalam lampu itu peri-peri sungguhan mengepakkan sayap, masing-masing merupakan bola cahaya cemerlang. Nyanyian keras diiringi musik yang kedengarannya mandolin terdengar dari sudut yang jauh; kepulan asap pipa menggantung di atas beberapa penyihir berusia lanjut yang sedang asyik mengobrol, dan sejumlah peri rumah berjalan menyelip-nyelip dengan bising di antara hutan lutut, tersembunyi oleh piring-piring perak berat berisi makanan yang mereka bawa, sehingga mereka tampak seperti meja berjalan.

FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang