┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛15. OWL
Baru saja Zee gembira karena berpikir detensinya berhenti sepenuhnya, malam harinya dia harus pergi ke ruang bawah tanah untuk menemui Snape setelah mendapat pesan bahwa ia mencarinya. Ketika dia sampai, biasanya akan ada Draco yang datang lebih awal untuk bertugas mengawasinya, namun kali ini tidak, dia tak ada di sana melainkan hanya ada Snape yang tengah membaca surat kabar di tangannya. Wajah murung gadis itu berubah berseri-seri tatkala Snape memberitahu alasan mengapa ia dipanggil ke sini; memang untuk menjalankan detensi seperti yang seharusnya, tetapi yang membuat gadis itu bahagia adalah, malam ini merupakan malam terakhirnya detensi.
Selama mengerjakan tugasnya (membuat Ramuan Tertawa) dia tak banyak mengatakan hal-hal yang tidak penting sampai tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam dan dia sudah selesai. Sebelum keluar dia mengucapkan terimakasih kepada Snape karena telah memberinya keringanan, kalau dulu Zee tak membuat drama di depan Umbridge, wanita itu pasti tak akan membiarkan Snape menanganinya.
Masih ada waktu tiga puluh menit untuknya sebelum ia kembali ke menara, dan dia memilih berkunjung ke perpustakaan, ada beberapa hal yang harus ia cari tahu pasti sebelum ujian nanti. Saat kakinya menaiki tangga pualam, Zee melihat Draco dan dia memiliki reaksi berbeda terhadapnya, air muka gadis itu kembali muram seperti saat dia datang ke kantor Snape tadi, dadanya bergemuruh bukan karena gugup atau sebagainya, tetapi bagaimana ia melihat Pansy Parkinson bergelayut pada lengan kanan Draco, itu membuat suasana hatinya buruk.
Draco tampaknya melihat kehadirannya, mereka sempat bertatapan selama beberapa saat sebelum kemudian Zee berjalan cepat melewatinya.
Menyadari apa yang sedang dia lakukan, Draco buru-buru melepas Parkinson dengan paksa dan memanggilnya, ia tak menghiraukan Parkinson's yang memekik tak terima karena dirinya pergi begitu saja. Sungguh—Draco tak berniat seperti itu, dia sudah menjauhinya berulang kali akan tetapi teman perempuannya itu terus saja mendekatinya dan bertingkah manja seolah dia adalah kekasihnya. Sekarang pikiran Draco kalang kabut, apalagi ketika Zee tak mempedulikan panggilannya, bagaimana jika gadis itu mengira dia telah mempermainkannya?
“Tunggu—dengarkan aku dulu!”
“Apa?!” sentak Zee setelah Draco berhasil meraih tangannya dan menghentikan langkahnya.
“Apa yang kau lihat tidak sama dengan apa yang kau pikirkan,” kata Draco, jelas ada nada panik dalam suaranya.
“Aku tak peduli,” balas Zee sambil membuang pandangannya.
Draco menghela, “lalu kenapa kau mengabaikan ku saat aku memanggil mu?”
Zee menggeleng pelan tanpa menatapnya, “aku sedang buru-buru.”
“Tidak—bukan itu alasan mu. Kau cemburu, bukan?” tanya Draco sebisa mungkin menahan seringainya.
“Tuduhan mu itu tidak bermutu, untuk apa aku cemburu!” kata Zee nyaris menaikkan intonasi suaranya.
“Aku tak peduli seberapa banyak gadis yang berada di dekat mu, itu bukan urusan ku! bahkan Parkinson sekalipun—dia bisa menempelkan dirinya sepuasnya! Lagipula kalau benar dugaan ku salah, kenapa kau terlihat seperti menikmatinya? Kau bahkan tak melarangnya bertingkah seperti itu terhadap mu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy
Fanfic21++ Ft. Mattheo Riddle [ Dan ketika aku menyadari kau adalah lautan, aku melubangi perahuku, sebab tenggelamku adalah cara agar bisa bersamamu. ] Wizarding world, romance, fantasy, sexuality, relationship and friendship! [12-09-2024] - #1 mattheori...