┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛9. December
Draco berbaring telentang seraya menatap langit-langit kamar, di kedua sisinya Blaise Zabini dan Theodore Nott duduk di tepi ranjangnya masing-masing, mereka saling pandang melewati ranjang Draco yang tepat berada di tengah-tengah mereka, kemudian keduanya kompak menggeleng dengan heran.
Selama hampir lima tahun mereka berteman, baru kali ini mereka menemukan tingkah laku Draco yang terlihat aneh. Laki-laki berambut pirang platina itu tak berhenti tersenyum semenjak dia pulang dari lapangan Quidditch. Dia mungkin senang karena berhasil membuat Warrington dan Montague memancing Potter, akan tetapi keduanya yakin dia tak akan bersikap seberlebihan ini.
“Mate, kau baik-baik saja?” tanya Theodore, dia takut Draco mendadak gila.
Tapi tak ada jawaban. Draco memejamkan matanya dan masih tersenyum. Hal itu sontak membuat Theodore yakin bahwa temannya yang satu itu sedang mengalami gangguan jiwa.
“Dia gila, kita harus membawanya ke Profesor Snape,” kata Theodore bergairah.
Blaise mengambil bantal miliknya dan melemparnya tepat pada wajah Draco, “apa putus dengan Astoria membuat jiwa mu rusak?”
Draco berdecak malas dan menyingkirkan bantal itu dari wajahnya, dia mengambil surat di dalam kantong jubahnya dan memberikannya pada Blaise tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit. Theodore langsung melompat dan ikut melihat, kemudian mereka menjatuhkan rahangnya bersama-sama usai membaca seluruh isi surat itu yang dikirimkan Narcissa.
“Berani taruhan, Zee akan menolaknya,” kata Theodore merebut perkamen di tangan Blaise dan membantingnya ke lantai.
“Sialan, Nott,” Draco bangkit dan mengambil suratnya.
“Baiklah, sepuluh Galleon untuk mu jika Zee menolaknya,” sahut Blaise, “tapi aku bertaruh dia akan setuju.”
Draco mengangkat sebelah alisnya, cepat-cepat Blaise berkata, “secara terpaksa, maksud ku.”
•••
Pertemuan DA kembali dilakukan pada malam harinya. Walaupun Harry dan George telah mendapat hukuman; dilarang bermain Quidditch seumur hidup oleh Umbridge, itu tak menghentikan mereka untuk tetap melanjutkan latihan pertahanan di ruang kebutuhan. Fred bahkan mendapatkan nasib yang serupa meskipun dia tak berbuat apa-apa pada dua pemain Slytherin itu, dia tak diperbolehkan bermain Quidditch seperti George. Zee dan Hermione mengerang marah saat Harry menceritakannya, sementara Ron, dia hendak keluar Tim dan tidak jadi karena jika dia melakukannya hanya akan tersisa tiga anggota, itupun Chaser semua.
Zee merasa Hogwarts mendadak jadi seperti neraka. Dia sudah nekat ingin meledakkan bom kotoran di lemari Umbridge jika saja Hermione tak melarangnya dan menceramahinya. Itu berbahaya, tentu saja. Umbridge bisa berbuat apapun padanya dengan menyalahgunakan kekuasannya dan membuatnya semakin menderita. Untunglah Zee menuruti Hermione, kalau tidak dia hanya akan merugikan dirinya sendiri seperti kejadian kemarin-kemarin, sudah cukup dirinya diberi detensi sampai tahun depan.
Semua anggota DA hadir. Cho bercerita Filch dan Mrs Norris mengikutinya saat dia dan beberapa anggota lain hendak memasuki ruang kebutuhan. Sekarang mereka membentuk dua baris dengan jarak dua meter satu sama lain, Harry berjalan di tengah-tengah dan berkata, “pelucutan senjata adalah mantera yang paling berguna sebagai persiapan. Itu seperti roti dan mentega bagi penyihir.”
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy
Fanfiction21++ Ft. Mattheo Riddle [ Dan ketika aku menyadari kau adalah lautan, aku melubangi perahuku, sebab tenggelamku adalah cara agar bisa bersamamu. ] Wizarding world, romance, fantasy, sexuality, relationship and friendship! [12-09-2024] - #1 mattheori...