Hallo semuaaa!!!
Author kembali hadiiirrr 😊
Selamat membaca!!!
"Lisa, lo kapan nih pindah ke apartemen?" tanya Somi, salah satu teman Lisa.
Saat ini Lisa dan teman-temannya tengah berada di apartemen milik Bobby tempat mereka biasa berkumpul.
"Iya bener. Biar kita punya tempat baru buat ngumpul. Gak di apartemen gue mulu. Bosen gue" ucap Bobby yang matanya tetap fokus pada layar TV di hadapannya. Ia tengah bermain PlayStation bersama dengan Donghyuk.
"Gue juga belum tau. Secepatnya deh gue kabarin" balas Lisa sambil mengeluarkan asap dari mulutnya.
Ya, Lisa adalah perokok. Begitu juga teman-temannya. Ia mulai merokok sejak pertama masuk kuliah, sekitar dua tahun lalu, saat ia bertemu dengan Somi, Minnie, Bobby, Donghyuk, dan Hanbin. Tidak ada yang tahu tentang kebiasaan buruk Lisa termasuk Daddy Marco karena ia hanya akan merokok ketika berkumpul bersama teman-temannya di apartemen Bobby ataupun di luar seperti cafe. Itu lah salah satu alasan mengapa Lisa sering berkumpul dengan temannya hampir setiap hari. Selain ia bisa mengobrol, bermain dengan yang lain, ia juga bebas merokok. Ya bisa di bilang teman-temannya lah yang membuat Lisa menjadi perokok seperti sekarang. Bahkan ia mulai mencoba hal lain baru-baru ini, seperti vape misalnya. Itu juga ia ikuti dari teman-temannya.
"Pokoknya kalau lo udah pindah, Kita harus bikin pesta perayaan buat apartemen baru lo. Gimana?" tanya Minnie dan langsung di angguki oleh yang lain.
"Oke gampang kalau itu, tenang aja" Lisa tersenyum pada yang lain.
"Oh iya, kok Daddy lo setuju sih waktu lo bilang pengen pindah apartemen. Bukannya dia waktu itu gak ngasih ijin lo buat tinggal sendiri? Katanya Daddy lo ga mau di tinggal sama lo" kini Hanbin yang mulai berbicara. Ia baru saja selesai memainkan Handphonenya. Mungkin saling mengirim pesan dengan pacarnya, atau pacar yang lain, atau selingkuhannya. Entahlah, yang pasti Hanbin itu terkenal playboy dan yang lain sudah sangat tahu dengan sifatnya itu.
"O-oh itu.. Gue selama ini terus yakinin dia buat minta di beliin apartemen dan tinggal sendiri. Gue juga sempet marah sama dia karena gak di kasih ijin terus. Pokoknya gitu deh, yang penting sekarang Daddy gue ngasih ijin dan bentar lagi apartemen gue bakal jadi tempat kumpul baru buat kita" ucap Lisa bersemangat. Namun semua yang di katakannya adalah bohong. Sudah jelas bahwa Lisa sendiri yang tidak ingin meninggalkan Daddynya seorang diri, tetapi apa yang di ucapkannya tadi? Dia bahkan tidak pernah marah pada Daddynya karena tidak di ijinkan untuk tinggal di apartemen. Ia bahkan tidak pernah sedikitpun menyinggung tentang idenya untuk tinggal sendiri dan malah ia menyembunyikan kesulitannya karena jarak rumah dengan kampus yang cukup jauh.
Entah apa yang ada di pikiran Lisa. Mungkin ia ingin di anggap berani dan sedikit nakal di mata teman-temannya? Atau juga ia tidak ingin menunjukkan sisi baik yang mungkin menurut teman-temannya di nilai cupu dan tidak keren? Entahlah, hanya Lisa yang tahu.
"Lo semua pasti bakal suka deh soalnya gue minta apartemen yang lumayan luas dan Daddy langsung setuju" lanjut Lisa membuat yang lain bersorak.
"Lo emang temen kita yang paling the best Li!" sahut Hanbin memberikan dua acungan jempol tangan dan dua jempol kaki untuk dijadikan candaan hingga Lisa dan yang lain tertawa.
"Gue baru inget! Lo bukannya dapet mobil baru juga yah dari Daddy lo?" Bobby terlihat antusias.
"Emang udah dateng mobilnya?" tanya Somi.
"Belum sih, kayanya selasa depan baru sampe deh mobilnya"
"Kok bisa Daddy lo ngasih mobil sama apartemen barengan gitu? Ada apa sih? Lo kan gak ulang tahun" Donghyuk menyampaikan kecurigaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
JugendliteraturLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...