38 - BERTEMU

1.6K 200 33
                                    

"Lisa mana, sayang? Belum turun?" Tanya Mommy Kim yang baru saja tiba di dapur bersama dengan Jennie, setelah ia membangunkan sekaligus menjemput putri tercintanya itu dari kamar.

"Belum. Daddy juga dari tadi nungguin. Ternyata kalian duluan yang turun." Jawab Daddy Marco yang dengan sigap menarik kedua kursi untuk diduduki oleh istri dan putrinya yang spontan membuat mereka tersenyum dan berterima kasih.

Daddy Marco kemudian kembali duduk di sisi lain dengan kursi kosong di sebelahnya, dimana tempat untuk nantinya Lisa duduki.

"Tadi sebelum ke kamar Jennie, Mommy udah ke kamar dia dulu, kasih tahu kalau kita bakal sarapan bareng. Katanya dia bakal turun. Mungkin dia mandi dulu, ya?" Mommy Kim bercerita pada sang suami.

"Iya, mungkin aja. Kita tunggu sebentar lagi aja. Gak masalah, sayang?" Kini tatapan Daddy Marco beralih pada Jennie yang sejak tadi hanya diam mendengar percakapan ia dengan sang istri.

Jennie mengangguk dengan senyum kecilnya.

Daddy Marco bisa melihat kegelisahan di wajah putrinya itu. "Kamu yakin mau ketemu Lisa hari ini?" Tanyanya untuk memastikan.

Kembali, Jennie menganggukkan kepalanya. "Jennie yakin, Dad."

Daddy Marco tersenyum bangga. "Tanam keyakinan dalam diri kamu kalau Lisa gak akan nyakitin kamu." Nasihatnya.

"Pagi semua."

Di tengah obrolan mereka, terdengar suara sapaan yang menggema di ruang makan, membuat mereka kompak menoleh pada Lisa yang baru saja tiba di sana. Ia tampak tersenyum cerah pada semuanya, termasuk Jennie.

Daddy Marco dan Mommy Kim menyambut hangat putrinya dengan juga memberikan senyuman. Sementara Jennie, ia segera kembali mengalihkan pandangan dengan tangan yang refleks menggenggam erat pergelangan tangan Mommynya yang berada di bawah meja.

Mommy Kim yang mengerti segera mengusap lengan putrinya, berusaha untuk mengurangi ketegangan.

"Duduk, sayang." Daddy Marco mempersilakan Lisa duduk di sampingnya dan tepat berada di hadapan Jennie.

Sekilas, mata Lisa menatap Jennie yang menundukkan kepalanya, tampak jelas menghindari tatapannya. Ia mewajarkan itu dan tidak mempermasalahkannya. Mendengar Jennie yang meminta sendiri untuk bertemu dengannya dan sarapan bersama pun Lisa sudah sangat bahagia. Ia tahu saudaranya itu mulai mencoba untuk menghilangkan rasa takut terhadapnya karena ucapan sang Daddy.

"Kenapa lama banget turunnya, sayang? Mommy kira kamu udah turun duluan." Tanya Mommy Kim lembut.

"Lisa tadi mandi dulu, Mom. Itu karena sarapan kali ini spesial banget. Maaf udah bikin kalian nunggu." Lisa memberikan isyarat pada kedua orang tuanya bahwa memang sarapan kali ini spesial, sebab ini adalah pertemuannya kembali dengan Jennie setelah selama beberapa hari ia selalu bersembunyi dan menghindar hingga mereka tidak pernah bertemu. Dan yang pastinya pertemuan ini di minta oleh Jennie sendiri. Sangat spesial, bukan?

"Gak apa-apa, sayang. Gak usah minta maaf. Kita ngerti kok." Tutur Mommy Kim.

"Kalau gitu kita langsung makan aja yah. Daddy udah laper banget liat masakan Mommy di depan mata." Ucap Daddy Marco tidak sabar.

Mereka pun memulai sarapan dan fokus dengan makanan masing-masing, kecuali Jennie. Ia belum menyentuh makanannya sedikitpun. Matanya terus melirik pada Lisa dengan gelisah.

Mommy Kim menepuk bahu putrinya, pelan."Sayang, kenapa diem aja? Ayo makan."

Lisa yang melihat Jennie terus saja menunduk hanya bisa menghela napasnya pelan. Sepertinya ia terlalu cepat bahagia. Saudaranya itu tidak mungkin secara tiba-tiba menerima keberadaan dirinya dan bisa berbicara santai padanya, bukan? Ia pun tersenyum getir. Haruskah ia sarapan di kamar seorang diri? Sepertinya saudaranya itu belum sepenuhnya siap bertemu dengannya. Ia hanya tidak ingin mengganggu sarapannya atau bahkan membuat Jennie tidak berselera makan dan berakhir tidak menyentuh makanannya sedikitpun. Jika seperti itu, ia akan lebih merasa bersalah.

SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang