"Lo mau buka satu bungkus permen jellynya? Masih ada waktu sepuluh menit sampai busnya dateng" tanya Lisa yang duduk di samping Jennie.
Mereka kini tengah berada di halte bus bersama beberapa orang yang juga sama-sama menunggu kedatangan bus. Jennie duduk di pojok sedangkan Lisa menjadi pembatas antara saudara tirinya itu dengan orang lain yang duduk di sebelahnya.
Jennie mengangguk pelan. Kedua tangannya yang mulai dingin saling meremat di pangkuan.
Lisa melihat itu semua. Bagaimana Jennie yang mulai merasa tidak nyaman. Padahal saat di mini market tadi ia sudah terlihat lebih santai, memakan ice cream vanillanya dengan senang bersama Lisa.
"Nih!" Lisa menyodorkan bungkusan permen jelly yang sudah ia buka. "Jangan di habisin semua. Sisain buat dimakan di dalem bus nanti. Gak boleh terlalu banyak, nanti gigi lo sakit"
Jennie menerimanya. Lisa bisa merasakan jika telapak tangan Jennie berkeringat ketika tidak sengaja bersentuhan. Jujur, Lisa mulai khawatir. Namun Mommy kim berpesan agar proses ini harus dilalui oleh Jennie atas permintaan Dokter Song.
Jika kalian ingat tentang voice note yang Lisa dapat pagi tadi. Ini lah jawabannya.
"Lo suka banget sama permen jelly?" Tanya Lisa secara random. Ia hanya ingin mengalihkan ketakutan Jennie.
Jennie mengangguk dengan mulut yang tengah mengunyah permen kesukaannya. Matanya bahkan hanya terus menatap pada bungkusan di tangannya.
Lisa terkekeh. Ia mulai mengetahui bahwa Jennie memiliki sisi imut yang tidak di buat-buat. Terkadang saudara tirinya itu bisa seperti anak kecil.
"Kenapa? Apa yang lo suka dari permen jelly? Rasanya?" Pertanyaannya semakin random bukan? Lisa tidak peduli. Setidaknya sekarang Jennie terlihat lebih rileks.
Jennie kembali mengangguk. "Tapi aku lebih suka waktu kunyah permennya" matanya kini beralih menatap Lisa yang mengernyitkan dahi, bingung.
"Emang gimana rasanya waktu kunyah permen jelly?"
"Nyam... nyam... nyam... kayak gitu" Jennie mempraktikan bagaimana sensasi mengunyah permen jelly. Mulutnya terbuka dan tertutup dengan lucu.
Lisa tidak bisa menahan tawanya. Apakah Jennie benar-benar seumurnya? Ini bukan Jennie yang ia kenal selama ini! Mengapa sangat menggemaskan!
"Coba ulang kayak gimana tadi?" Lisa sepertinya kecanduan dengan tingkah lucu saudara tirinya tersebut.
Jennie dengan polosnya mengikuti permintaan Lisa dan kembali mempraktikannya. "Nyam... nyam... nyam..."
Lisa ingin sekali mencubit pipi gembul Jennie tetapi ia tahan. Apakah Jennie tidak sadar jika ia tengah bertingkah menggemaskan sekarang?
"Oke oke stop. Gue ngerti maksudnya" ucap Lisa dengan sisa tawanya. "Terus, gue boleh coba? Soalnya gue udah lupa gimana sensasinya makan permen jelly. Terakhir gue makan kayaknya waktu SD deh" tangannya sudah terulur ke hadapan Jennie.
Lisa mengernyit. Pasalnya Jennie belum juga memberikan permen jellynya.
"Mana? Gue minta Jennie" Lisa menggerakkan jari tangannya, kembali meminta.
"Tapi... satu aja yah?" Ucap Jennie yang terdengar ragu di telinga Lisa.
Lisa mengerti sekarang. Ternyata Jennie cukup pelit untuk sesuatu yang sangat di sukainya.
"Gue maunya lima. Mana sini" tagihnya mencoba untuk menggoda Jennie.
Benar saja, saudara tirinya itu langsung terkesiap dan memundurkan kembali bungkusan jelly yang tadinya akan diberikan pada Lisa. Ia menyembunyikannya di pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Teen FictionLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...