26 - KERIBUTAN

1.4K 194 46
                                    

Beberapa hari ini suasana apartemen sedikit berbeda. Mungkin lebih tepatnya kembali seperti saat-saat awal kepindahan setelah sebelumnya mulai hangat, penuh dengan interaksi dan percakapan di antara dua saudara. Ternyata semua itu tidak bertahan lama. Bedanya, kali ini suasana tidak mengenakan di ciptakan oleh orang yang masih di selimuti rasa kecewa.

Ya, Jennie. Setelah kejadian kemarin, ia menjadi lebih banyak diam dan selalu menghindari percakapan dengan saudara yang sebenarnya jauh di dalam lubuk hati masih ia sayang dan akan selalu seperti itu. Hanya saja, perasaan sedih dan kecewa tidak bisa ia sembunyikan.

Lisa berdeham. "Jennie, nanti beres kuliah gue ada kegiatan dulu. Lo bisa tungguin gue di perpustakaan kayak biasa, kan? Gak lama kok" ucapnya dengan segala kecanggungan.

Jennie yang tengah menyiapkan sarapan mereka, menata piring berisi makanan di atas meja hanya menganggukkan kepalanya tanpa sedikit pun menatap Lisa. Ia hanya terus fokus pada kegiatannya.

Lisa hanya bisa menghela napas. Sejak kemarin saudaranya itu bahkan belum mengeluarkan sepatah kata pun. Salah ia juga yang baru berani berbicara sekarang karena perasaan canggung yang ia rasakan di antara mereka. Seharian kemarin Lisa tidak tahu harus melakukan pembicaraan apa karena merasa Jennie yang selalu menghindar darinya. Dan pagi ini, ia akhirnya berusaha melakukan percakapan. Namun lihatlah, Jennie bahkan menjawabnya dengan tanpa mengeluarkan suara.

Lisa mulai merasa frustasi. Ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengembalikan kecanggungan ini.

.
.
.

"Gue punya berita baru!" Rose berkata penuh semangat hingga mengagetkan kedua orang di hadapannya yang tengah menyantap makan siang.

"Jangan bikin kaget bisa gak! Biasa aja!" Kesal Jisoo yang tadi hampir tersedak.

"Ya ini juga udah biasa. Gue gak pake kayang ngomongnya" balasan Rose santai membuat Jisoo ingin memakannya hidup-hidup.

"Buruan ngomong! Awas aja kalau beritanya gak penting!"

"Oke. Jadi, gue gak tau kapan tepatnya. Tapi kayaknya kemaren malem deh. Lo tau Kai pacar Krystal kan? Dia tanding balapan liar sama Hanbin!" Seru Rose.

Jisoo mengerutkan keningnya. "Terus? Udah gitu doang beritanya? Gak asik banget sih! Apa spesialnya coba? Mereka kan emang langganan balapan liar!" Jisoo lagi-lagi di buat kesal oleh Rose.

Sedangkan Jennie tidak berkomentar sedikit pun. Ia hanya menyimak percakapan, lebih tepatnya keributan di antara kedua sahabatnya sambil asik memakan makanannya yang belum habis.

"Gue belum selesai, Jisoo! Bisa dengerin sampai selesai dulu gak sih?!" Rose ikut kesal karena ceritanya yang lebih dulu di potong.

Jisoo memutar bola matanya. "Oke oke sorry. Lanjut!"

""Nah, bagian serunya ada di sini. Jadi, karena Kai ikut balapan liar, otomatis ada Krystal dong di sana buat dukung pacarnya? Tapi..." Rose dengan sengaja menjeda agar kedua sahabatnya semakin penasaran.

"Gak usah lo potong-potong. Buruan!"

Rose terkikik karena berhasil membuat Jisoo tidak sabar.

"Tapi... ada fakta baru! Ternyata... Krystal selingkuh sama Hanbin!!"

"APA!?" Jisoo segera menutup kembali mulutnya yang tadi sempat refleks berteriak. Melihat sekeliling kantin, takut orang-orang memperhatikannya. Namun sepertinya tidak ada yang peduli.

"Coba lo bayangin. Yang tanding balapan ternyata pacar sama selingkuhan Krystal! Gimana gak heboh coba?" Rose terlihat bangga dengan berita yang ia bawa hari ini. Sebab kedua sahabatnya termasuk Jennie yang biasanya tidak terlalu tertarik dengan dunia pergosipan ikut menampilkan raut wajah terkejut dan semakin dibuat penasaran. Berarti beritanya sangat menggemparkan, bukan?

SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang