Hallo semuanyaaa!!!
Author kembali hadiiirrr 😊
Selamat membacaaa!!!
"Nanti kalau di kampus anggep aja kita gak kenal dan gak usah saling sapa kayak biasa" ucap Lisa yang tengah mengendarai mobil dan di sebelahnya ada Jennie yang tengah duduk di bangku penumpang, memperhatikan jalan sambil mengangguk mendengar ucapan Lisa.
Siang ini mereka memiliki kelas hingga sore hari dan kini mereka sedang berangkat menuju kampus. Lisa terpaksa berangkat bersama dengan Jennie karena Daddy Marco yang menyuruhnya. Lebih parahnya lagi, bukan hanya untuk hari ini saja Lisa harus berangkat dan mengantar pulang Jennie, tetapi seterusnya!
Ya, Daddy memintanya sebagai syarat jika Lisa ingin mendapat uang untuk memodifikasi mobil yang rencananya akan di pakai untuk balapan nanti. Tentu ia tidak memberi tahu Daddynya perihal itu. Lisa hanya bilang ingin mengganti suasana mobilnya dan agar terlihat lebih keren lagi.
Lisa sebenarnya sedikit berdebat dengan Daddynya perihal persyaratan yang di ajukan. Jelas saja, mengapa syaratnya harus melibatkan Jennie? Apa hubungannya? Kenapa ia harus mengantar jemput Jennie? Dia bukan supir!
Ya tetapi percuma saja, mau bagaimana pun ia berdebat, ia tidak mungkin menang melawan Daddynya karena jelas beliau lah yang lebih memiliki kuasa. Akhirnya dengan berat hati, ia terpaksa menerima syarat tersebut. Meskipun sebenarnya Lisa curiga jika Jennie lah yang meminta kepada Daddy Marco agar ia bisa di antar jemput olehnya.
"Tapi Lisa.. Kita kan nanti turun bareng. Orang-orang pasti lihat kalau kita satu mobil" ucap Jennie yang sebenarnya sedih mengetahui Lisa juga tidak ingin menganggapnya saat di kampus. Bahkan Lisa sebelumnya juga berkata bahwa ingin merahasiakan perihal pernikahan Daddy dengan Mommynya dan fakta bahwa mereka kini bersaudara. Jennie benar-benar ingin menangis tetapi ia coba tahan.
"Kata siapa kita bakal turun bareng? Gue bakal turunin lo di halte deket kampus. Nanti lo sisanya tinggal jalan sendiri masuk"
"Itu lumayan jauh Lisa.." ucap Jennie sendu.
"Gak usah protes. Lagian siapa suruh lo minta Daddy bikin syarat supaya lo bisa berangkat dan pulang bareng gue" tuduh Lisa yang sudah curiga pada Jennie perihal syarat yang di ajukan Daddy Marco.
"Aku gak pernah minta ke Daddy Lisa, beneran. Aku gak tahu apa-apa"
"Alah gak usah ngelak. Lo kan dulu biasa di anter supir. Sekarang supir lo udah gak bisa nganter jemput lo. Makannya lo ngambil kesempatan biar bisa bareng sama gue kan? Udah kebaca jalan pikiran lo kayak gimana. Lo itu manja!" jelas Lisa sesekali menatap Jennie dengan sinis.
"Aku udah ngomong jujur Lisa, kenapa kamu gak percaya sama aku?"
"Mana bisa gue percaya sama orang asing kayak lo?" lagi-lagi Lisa tidak menganggap Jennie.
"aku saudara kamu.." bisik Jennie. Sepertinya bagaimana pun Jennie membela dirinya, Lisa tidak akan percaya padanya. Maka dari itu Jennie lebih memilih diam dan tidak ingin berdebat lagi.
Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka berdua sampai di halte dekat kampus yang di maksud oleh Lisa. Ia pun memberhentikan mobilnya tepat 10 menit sebelum kelas di mulai.
"Lisa, aku gak mungkin sampe kelas tepat waktu kalau kamu turunin aku di sini. Sepuluh menit lagi kelas di mulai" Jennie berkata dengan nada khawatir.
"Kalau gitu kenapa gak mulai dari sekarang aja kamu lari? Cepet turun, lo gak mau telat kan" ucap Lisa santai tanpa rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Ficção AdolescenteLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...