Langkah Lisa terlihar buru-buru di sepanjang lorong apartemen milik Somi. Tempat ia dan teman-temannya sering berkumpul selain apartemen Bobby. Apalagi jika itu hanya acara para wanita. Tetapi itu dulu. Lisa, ia bahkan sudah tidak sudi lagi untuk berkumpul bersama teman-teman gilanya. Ia terpaksa datang ke sini pun karena ada suatu hal yang penting dan harus Lisa ketahui segera.
Membuka pintu cukup kasar sebab sudah mengetahui sandi pintu temannya, Lisa segera masuk dan matanya mendapati teman-temannya yang tengah berkumpul. Ia sudah tidak berkomunikasi dengan mereka sejak kejadian penganiayaan saudaranya. Namun mereka mungkin lupa jika Lisa masih berada di dalam satu grup chat mereka. Mengetahui teman-temannya merencanakan untuk berkumpul, Lisa segera mendatangi mereka.
Langkah penuh amarah tertuju pada seseorang yang memang ia cari.
"Lo! Apa yang udah lo omongin ke Jennie tentang gue, hah!?" Teriak Lisa dengan tangan yang meremat bahu Somi dengan kuat.
Semua orang di sana jelas terkejut dengan kedatangan Lisa secara tiba-tiba yang langsung menyerang Somi.
"Lisa, lo apa-apaan!?" Minnie mencoba menarik Lisa tetapi ia langsung mendapat dorongan.
"Diem lo!" Tunjuk Lisa penuh amarah.
"Lo dateng ke sini cuma buat nyari ribut sama kita?" Krystal yang juga berada di sana berkata santai sambil memainkan gelas yang berisi minuman di tangannya.
"Lo yang cari ribut sama gue lebih dulu!" Lisa menatap tajam.
Krystal berdecih. "Dari awal, saudara lo itu yang selalu cari masalah sama gue!"
"Jennie? Dia bahkan gak pernah sekalipun ngusik hidup lo!"
"Oh ya? Tapi buktinya? Dia godain pacar-pacar gue! Dulu Kai, sekarang Hanbin. Butuh bukti apa lagi kalau dia emang cewek perusak hubungan!!" Jawab Krystal penuh amarah.
"Pacar playboy lo yang selalu godain Jennie! Dia bahkan pernah hampir lecehin saudara gue di tempat umum! Segitu obsesinya dia sama Jennie yang bahkan gak tertarik sedikitpun dan gak anggap dia siapa-siapa! Termasuk soal mantan lo, Kai. Lo cuma di adu domba sama Somi! Tanya aja sama mantan lo itu. Jennie bahkan gak kenal sama dia! Lo cuma dimanfaatin sama Somi buat nyerang Jennie yang dia gak suka dari dulu! Lo di begoin sama temen-temen gue!" Lisa yang muak pada akhirnya mengungkap semuanya.
Raut wajah Krystal seketika berubah. Ia tengah mencerna semua yang diutarakan oleh Lisa.
"Sekarang lo lebih milih berteman sama mereka? Lo tahu? Mereka cuma pengen temenan sama lo karena tahu lo keponakan rektor dan punya kuasa! Siap-siap aja lo bakal jadi pengganti gue buat jadi tameng dan di porotin semua duit lo sama mereka!" Lisa tersenyum miring.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu, hah!? Krystal, jangan dengerin omongan gila Lisa. Dia iri karena udah gak bisa berteman lagi sama kita dan kita yang lebih milih lo." Ucap Somi tampak panik.
Lisa berdecih, "gue? Iri? Gue bahkan udah muak liat lo semua. Gue gak sudi lagi berteman sama kalian. Gue yang udah buang kalian, orang-orang gila! Dan lo Krystal, pilihan lo buat lebih dulu ngebuang mereka atau nunggu lo yang bakal dibuang sama mereka."
"Lo jangan berani-beraninya ngancem temen gue!" Somi maju untuk mendorong bahu Lisa dan mencoba memberikan tamparan tetapi gagal. Lisa lebih dulu mencengkeram pergelangan tangannya erat hingga ia meringis kesakitan.
"Jangan macem-macem sama gue. Lo lupa? Tangan gue bisa cengkeram leher lo untuk kedua kalinya. Lebih-lebih sakit dari waktu itu. Gue liat bahkan bekasnya masih ada di sana." Lisa menatap sekilas pada leher Somi yang masih memiliki bekas keunguan.
Somi membulatkan matanya dan dengan segera menghempaskan cengkeraman Lisa.
"Gue gak takut sama lo!""Oh ya? Jadi lo belum kapok juga ternyata. Lo udah siap buat ngulang kedua kalinya?" Lisa menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Teen FictionLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...