"Mommy liat! Ada anak yang bawa permen kapas besar banget! Warna pink!" ucap anak kecil berumur lima tahun yang terlihat sangat bahagia duduk di bangku taman di samping Mommynya dengan tangan yang saling bertaut. Sedangkan tangan lainnya sedang memeluk boneka beruang yang baru saja ia beli.
"Jennie mau?" tanya Mommy Kim menatap putrinya yang tampak bahagia setelah seharian ini bermain di taman.
"Mau!!" ucap Jennie dengan mata berbinar.
Hari ini, Mommy Kim menepati janjinya dari satu bulan yang lalu untuk mengajak putri tercintanya pergi jalan-jalan. Dan taman selalu menjadi pilihan Jennie karena ia sangat suka melihat pepohonan, bunga-bunga, dan juga ada tempat bermain di sana seperti perosotan, jungkat-jungkit, juga ayunan.
Mommy Kim sadar bahwa ia tidak banyak memiliki waktu kebersamaan dengan putrinya. Itu karena ia di sibukan dengan bisnis yang bisa di bilang baru di rintis olehnya. Ia jadi jarang memiliki waktu untuk mengajak Jennie pergi jalan-jalan ke taman.
Untuk hari ini pun Mommy Kim sengaja meluangkan waktu untuk putri tercintanya dengan menutup toko bunga seharian karena ia belum memiliki pegawai. Mommy Kim masih melakukan semuanya sendiri, merintis usahanya dari nol sekaligus menjadi single parent untuk putrinya. Merawat, menjaga, dan membesarkan Jennie seorang diri.
"Ayo kalau gitu kita beli permen kapas! Let's go!" Mommy Kim menarik tangan Jennie untuk bangkit dan berlari menuju penjual permen kapas. Mereka tampak bahagia tertawa.
"Anak Mommy mau yang warna apa? Pink?" tanya Mommy Kim setelah berada di depan penjual permen kapas.
"Iya! Jennie suka warna pink!" jawab Jennie menampilkan gummy smile nya.
Jennie, ia paling suka melihat proses pembuatan permen kapas yang terlihat seperti 'magic' baginya.
Saat mereka tengah asik menunggu, suara dering handphone terdengar dari dalam tas yang sedang di pegang oleh Mommy Kim. Segera ia mengambil benda pipih tersebut dan terlihat di layar bahwa ia mendapat panggilan masuk dari seseorang.
Mommy Kim melihat ke sekitar. Kondisi di taman sore ini terbilang cukup ramai, banyak orang berlalu lalang. Ada juga yang duduk-duduk di rerumputan seperti sedang piknik, baik bersama keluarga, teman, atau pun pasangan. Mungkin karena hari ini merupakan akhir pekan sehingga orang-orang memilih menghabiskan waktunya berjalan-jalan dengan orang terkasih. Hal ini membuat Mommy Kim merasa harus mencari tempat yang sedikit lebih sepi untung mengangkat panggilan yang sepertinya cukup penting, di lihat dari raut wajah yang kini berubah menjadi lebih serius.
"Jennie, kamu bisa tunggu di sini sebentar sayang? Mommy mau angkat telepon dulu. Jangan kemana-mana. Kalau udah selesai tunggu di samping penjualnya yah?" tanya Mommy Kim berjongkok di depan Jennie untuk menyamakan tinggi badannya.
Jennie pun mengangguk.
"Iya tapi Mommy gak akan lama kan?""Gak akan sayang, sebentar kok. Tunggu yah" segera Mommy Kim pergi menuju tempat yang menurutnya tidak terlalu ramai tetapi juga tidak terlalu jauh dari tempat di mana putrinya berada.
Tidak berapa lama, Jennie telah mendapatkan permen kapasnya dan ia tengah menunggu Mommy Kim yang belum selesai dengan panggilannya. Ia dengan patuh menunggu sedikit jauh di samping penjual yang masih ramai di kelilingi oleh pembeli.
Jennie melihat ke sekeliling, banyak anak kecil yang sama seperti dirinya, memegang permen kapas berwarna pink dan boneka di pelukannya. Seketika ia merasa bahagia karena bisa seperti anak-anak yang lain.
Mata Jennie kemudian menangkap seekor anjing kecil berwarna putih yang berlari di antara kerumunan orang yang berlalu lalang. Jennie sangat menyukai anjing. Hanya saja Mommy Kim belum memperbolehkan ia memelihara karena katanya ia belum cukup dewasa untuk bisa merawat seekor anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Teen FictionLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...