31 - JEBAKAN

1.3K 169 58
                                    

Jennie tengah mendongakkan kepala. Dilihatnya langit sore yang tampak mendung. Segera, ia mempercepat langkahnya menuju gedung perpustakaan.

Sebelumnya, ia telah berkirim pesan dengan Lisa, membahas soal ia yang meminta tolong untuk di antarkan ke rumah Jisoo dan Lisa langsung menyetujuinya. Hanya saja seperti biasa, Jennie harus menunggu Lisa yang masih memiliki kegiatan di kampus. Dan pilihannya akan selalu pada perpustakaan, tempat favoritnya untuk menunggu.

Jika dilihat, wajah Jennie tampak bahagia. Mungkin efek dari sarapan yang khusus dibuatkan oleh saudaranya, juga soal ia yang pergi ke swalayan untuk pertama kali dan itu bersama saudaranya. Ditambah, ia membuatkan pasta yang diinginkan langsung oleh saudaranya. Dan coba tebak? Lisa memuji masakannya! Semua itu adalah alasan mood Jennie yang sangat baik hari ini. Sampai-sampai senyumannya tidak luntur barang sedikitpun.

"Hi, Jennie!"

Di tengah kebahagiaannya mengingat kembali itu semua, Jennie di kejutkan oleh suara yang cukup familiar di telinga. Langkahnya seketika terhenti oleh orang yang secara tiba-tiba datang dari arah samping, dengan sengaja menghalangi jalan. Matanya otomatis mendongak untuk melihat siapa orang tersebut.

"Somi?"

"Sorry, gue ngagetin lo yah?" Somi dengan santainya menampilkan senyum.

Jennie merasa aneh sekaligus canggung. Ini pertama kalinya Somi datang menyapa. Ditambah ia tersenyum padanya dan bertingkah sedikit ... ramah?

"A-ah itu, gak apa-apa kok." Jennie mencoba balas tersenyum meskipun sedikit canggung.

"Oh iya, kok lo belum balik? Lo mau kemana? Perpus?" Tanya Somi.

Ini semakin terasa aneh, sampai-sampai Jennie mengerutkan alisnya. Bagaimana tidak? Orang di hadapannya tiba-tiba melakukan percakapan basa-basi. Selama ini mereka bahkan tidak pernah mengobrol!

Dan lagi... bukankah Somi membencinya?

Entah mengapa Jennie merasa sedikit tidak nyaman.

"I-iya." Jawab Jennie seadanya.

"Rajin amat sih lo. Mau ngapain? Baca buku? Minjem buku? Atau ... nungguin seseorang?"

Pertanyaan terakhir dari Somi mengambil alih perhatian Jennie. Saat itu juga ia menatap orang di hadapannya yang mulai mengeluarkan seringainya.

Jennie hanya bisa diam terpaku.

"Kenapa, Jen? Kok lo malah diem? Jadi, lo mau ngapain ke perpus?" Somi bertanya sekali lagi.

Jennie yang tersadar segera memberikan jawaban. "G-gue mau m-minjem buku."

"Oh ya?" Somi mengangkat sebelah alisnya, masih menyeringai. "Bukannya lo mau nunggu saudara lo yah?"

Seketika jantung Jennie seakan berhenti berdetak. Tubuhnya terasa kaku seperti patung dan ia merasakan panas dingin.

Somi kemudian melangkah mendekat, memajukan kepala hingga mulutnya tepat berada di sebelah telinga Jennie. "Lisa. Dia saudara lo, kan?" Bisiknya.

Kedua mata Jennie membulat sempurna. Sekarang, ia merasakan jantungnya berdetak sangat cepat. Napasnya memburu. Ia seperti baru saja mendengar sesuatu yang sangat mengerikan.

Somi. Bagaimana ia bisa tahu? Pertanyaan itu memenuhi isi kepala Jennie.

"Kenapa? Lo kaget?" Tanya Somi tepat di depan wajah Jennie. "Gue tahu semua rahasia lo sama Lisa." Ia kembali memberikan senyum manisnya yang di mata Jennie tetap terasa mengganggu.

"L-lo tahu? G-gimana bisa?" Jennie sulit berkata-kata.

Somi terkekeh, kembali menjauhkan tubuhnya. "Santai aja kali. Gue di kasih tahu langsung sama Lisa."

SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang