Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Namun suara keributan sudah terdengar dari arah dapur.
Di sana ada seseorang yang tengah sibuk dengan peralatan dapur. Mungkin panggangan? Tetapi kompor juga terlihat menyala dengan pan di atasnya. Hal biasa untuk kegiatan di dapur, bukan? Namun yang tidak biasa adalah orang yang tengah berada di dapur. Dia adalah Lisa. Orang yang sudah sangat jelas tidak pernah menginjakkan kaki di dapur selain membuka kulkas dan mengambil minum. Bahkan sepertinya ini pertama kali ia berhadapan dengan segala jenis peralatan dapur. Dan lihat lah, dapur sudah seperti kapal pecah, dimana semua bahan makanan dan sampah berserakan di meja, dari mulai cangkang telur, bungkusan sosis yang sudah tidak ada isinya, minyak yang tumpah, berbagai macam bumbu, dan masih banyak lagi.
Aneh. Apa yang sedang ia lakukan di sana? Membuat sarapan? Tidak mungkin!
Akibat keributan yang terjadi, Jennie, selaku saudaranya pun terbangun dari tidurnya. Ia pun keluar dari kamar untuk menghampiri sumber suara dengan wajah bantalnya dan mata yang masih setengah terbuka.
Tampak Jennie yang belum menyadari sepenuhnya dengan apa yang sedang terjadi. Ia terus berjalan dan langkahnya terhenti tepat di pintu masuk dapur. Ia melihat ke sekeliling, masih belum sadar.
Detik berikutnya, saat kesadaran mulai kembali sepenuhnya, Jennie di kejutkan dengan kondisi dapur yang sangat berantakan. Ia kemudian menatap Lisa yang tampak masih disibukkan dengan kegiatannya di depan kompor.
"Lisa..." panggil Jennie.
Mendengar namanya di panggil, Lisa segera berbalik dengan tangan yang masih menggenggam spatula dan mendapati Jennie yang sudah menatapnya dengan tatapan terkejut.
"O-oh hi, Jennie" Lisa hanya bisa tersenyum kikuk sambil sebelah tangannya yang kosong menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"K-kamu lagi ngapain?" Tanya Jennie, tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Gue lagi bikin sarapan. Lo duduk aja di meja, bentar lagi beres. Gue tinggal siapin sarapan punya lo, yang gue udah siap di meja" ucap Lisa sambil melirik ke arah meja makan.
Jennie yang mengerti langsung mengikuti arah pandang Lisa. Benar saja, di sana sudah tersaji dua helai roti panggang dan satu gelas susu coklat. Namun, ada yang aneh sampai-sampai membuat Jennie tidak dapat berkata-kata.
Gosong.
Roti yang berada di atas piring tersebut dua-duanya gosong! Benar-benar berwarna hitam!
Jennie yang curiga kemudian melangkah ke wastafel cuci piring. Ia meringis. Bagaimana tidak? Dilihatnya beberapa helai roti yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan yang berada di meja makan.
Roti yang malang.
Namun, tidak hanya itu saja. Yang membuat Jennie menarik napas panjang dan menggelengkan kepalanya adalah bahwa di sana tidak hanya terdapat roti-roti yang mengenaskan tetapi ada juga sosis-sosis yang nasibnya tidak jauh berbeda.
Bagaimana bisa semua makanan itu gosong!?
Jennie menutup wajahnya sambil menghela napas. "Lisa... kenapa bisa kayak gini? Kenapa kamu tiba-tiba masak?" Suara Jennie terdengar frustasi.
"Gue tadi kebangun pagi banget, terus laper. Yaudah sekalian aja bikin sarapan. Lagian nanti jam sebelas kan kita ada kelas" balas Lisa apa adanya.
"Kenapa gak bangunin aku aja, Lisa?" Lirih Jennie, masih tidak percaya dengan apa yang tejadi.
"Gue tadi udah ngintip ke kamar lo. Tapi pas gue liat, lo nyenyak banget tidurnya. Jadi gak gue bangunin" lagi-lagi kebohongan yang keluar dari mulut Lisa. Karena alasan sebenarnya adalah bahwa ia yang memang sengaja ingin memasak sarapan untuknya dan Jennie. Selain sebagai jalan agar bisa berbaikan dengan Jennie, Lisa juga ingin sedikit memberikan kejutan kepada saudaranya itu, mungkin? Untuk yang satu ini tampaknya sudah berhasil. Meskipun keterkejutan Jennie lebih mengerah kepada hal yang negatif.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Teen FictionLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...