"Jennieee!!" Rose berteriak sambil melambaikan tangannya tampak bersemangat.
"Yakk! Bisa-bisa nya lo teriak!!" bisik Jisoo yang berada di sebelahnya langsung membekap mulut sahabatnya membuat Rose menggeliat mencoba terlepas.
Untung saja Jisoo memiliki tenaga seperti kuli sehingga ia bisa bertahan menutup mulut Rose. Ia kemudian menatap sekitar sambil membungkukkan badannya meminta maaf karena teriakan sahabatnya itu membuat orang-orang di dalam perpustakaan menatap mereka dengan wajah yang tampak terganggu. Terlebih penjaga perpustakaan yang menatap tidak suka ke arah mereka dan mata yang melotot. Untung saja mereka tidak langsung di tegur di hadapan banyak orang. Membayangkannya saja sudah membuat Jisoo malu setengah mati.
"Kunci mulut lo! Jangan bikin gue malu! Ini perpustakaan bukan hutan!" Jisoo berkata tepat di telinga Rose. Menekan setiap katanya.
Rose yang baru sadar dan mengerti, membulatkan matanya dan segera mengangguk.
"Gue bener-bener gak sadar, sorry..." Rose menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk.
"Lo tuh.. Ck!" Jisoo berdecak lalu menarik tangan Rose untuk melangkah menuju meja yang di duduki oleh Jennie.
Sedangkan Jennie yang melihat kedua sahabatnya yang baru saja membuat keributan, lebih tepatnya Rose, tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jennie, kayaknya kita harus keluarin dia dari grup kita deh. Bikin malu!" gerutu Jisoo yang mendudukkan dirinya di hadapan Jennie. Menunjuk Rose yang tepat berada di sampingnya.
"Gue tadi terlalu excited tau gak! Akhirnya kita bisa temuin Jennie di perpustakaan lagi sebelum masuk kelas!" ucap Rose bersemangat tetapi tetap berusaha menekan volume suaranya agar tidak terlalu nyaring. Bisa-bisa kali ini ia di usir oleh penjaga perpustakaan.
"Iya tapi gak usah lebay juga! Seenggaknya kalau mau malu-maluin jangan waktu lagi ada gue di sebelah lo!" rasa kesal Jisoo belum hilang.
"Oh jadi lo malu ada di sebelah gue?" tantang Rose kali ini melawan.
"Jelas!"
"Oke!" Rose langsung berdiri dari duduknya dan berpindah tempat ke sisi Jennie.
Tanpa di duga, Rose memeluk Jennie dengan manja sambil menyandarkan kepalanya di bahu.
"Jennie, kita gak usah temenan lagi yah sama Jisoo. Dia bahkan udah gak mau bareng sama gue. Dia udah jahat sekarang! Gak mau lagi jalan bareng sama kita" Rose terlihat berusaha memasang wajah memelas, sedih, seperti orang yang teraniaya. Mencoba mengambil hati Jennie dengan kilauan mata yang berkaca-kaca.
"YAKK!!" teriak Jisoo tanpa sadar berdiri menggebrak meja dengan cukup keras membuat semua orang yang berada di perpustakaan terkejut dan langsung menoleh pada meja yang sedang ia dan kedua sahabatnya duduki. Jennie dan Rose pun tidak kalah terkejut.
Detik berikutnya, Jisoo yang sadar dengan perbuatannya tersebut dengan cepat kembali duduk dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan yang berada di atas meja.
"Mati gue.. Malu malu maluuuu" gerutu Jisoo yang masih bisa di dengar oleh kedua sahabatnya. Itu lah mengapa saat ini Jennie dan Rose berusaha menahan tawanya karena melihat Jisoo yang baru saja membuat malu dirinya sendiri.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama ketika penjaga perpustakaan datang menghampiri meja mereka dengan muka yang benar-benar menyeramkan. Rose sampai bergidig ngeri melihatnya. Sedangkan Jisoo yang merasa ada hawa tidak enak di belakangnya langsung mendongakkan kepala dan perlahan menengok ke belakang. Ia menelan ludah takut.
"Pindah planet aja bisa gak sih?" Jisoo mengasihani dirinya sendiri. Rasanya ia ingin menangis sekarang!
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Teen FictionLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...