15 - KEKHAWATIRAN

1.9K 177 12
                                    

"Rose udah dong, mata lo udah kayak pisau mau nusuk orang tahu gak. Tajem banget!" Ucap Jisoo dengan tangan yang mencoba menghalangi pandangan Rose dari orang yang tengah duduk di seberang meja mereka yang untungnya masih cukup jauh untuk tidak di sadari oleh target tatapan Rose.

Saat ini Jennie dan kedua sahabatnya tengah berada di kantin untuk makan siang dan Rose yang sangat mencintai makanan bahkan terlihat mengabaikan mandu dan ramen yang ada di hadapannya. Padahal aroma makanan telah menyeruak, tetapi Rose terlalu fokus menatap tidak suka orang yang baru saja menjadi bahan percakapan mereka.

Ya, Jennie telah menceritakan semuanya kepada Rose. Awalnya, Rose sempat terkejut dan marah karena merasa ia tidak di anggap sebagai sahabat karena baru di beri tahu. Padahal Jennie memberitahunya pada hari yang sama di mana ia jujur pada Jisoo di mobil. Setelah memberikan pengertian dengan berbagai cara, Rose akhirnya luluh dan seperti yang sudah Jisoo duga, Rose memang memahami dan memaafkan Jennie dengan mudah tetapi tidak kepada Lisa. Menyuruh sahabatnya yang baik hati dan sedikit polos untuk merahasiakan semuanya dan berbohong? Lisa benar-benar membawa pengaruh buruk! Ia semakin tidak suka kepada Lisa dan yang pasti teman-temannya juga.

"Lo gak liat, muka dia ngeselin! Bisa-bisanya dia pura-pura di depan temen-temennya. Dia bahkan gak pernah nganggap lo Jen. Lo harusnya kesel! Gue pengen liat gimana kalau kita bongkar semua ke temen-temennya. Mereka pasti bakal kaget dan jauhin Lisa. Secara, mereka kan nganggap kita gak sebanding sama mereka yang hits, terkenal dikalangan anak-anak kampus. Apalagi Somi yang keliatan banget gak sukanya sama lo Jen. Lisa pasti bakal di katain karena bersaudara sama lo. Gue udah tahu apa yang ada di otak orang-orang kayak mereka. Makannya itu kenapa Lisa pengen rahasiain semuanya. Iya kan? Lo jangan terus ngebela dia Jennie. Lagian dia yang sebenernya gak pantes jadi saudara lo. Dia terlalu urakan buat lo yang hidupnya lurus-lurus aja." Cerocos Rose masih setia memasang tampang kesal.

"Lo lagi nge-rap apa gimana?" Kekeh Jisoo tidak habis pikir dengan kecerewetan sahabatnya.

"Gue lagi serius Jisoo!" Rose memutar bola matanya.

"Iya Rose gue ngerti. Makasih udah ngertiin. Tapi gue mohon sama lo jangan lakuin apa yang lo ucapin tadi. Kita tadi udah sepakat buat kalian berdua pura-pura gak tahu semuanya. Gue gak mau ada keributan lagi. Apa lagi sekarang posisinya Lisa masih marah dan gue gak mau dia makin marah sama gue. Please..." Jennie menangkupkan kedua tangannya di depan dada, menatap Rose dengan tatapan memohon.

Rose yang di tatap seperti itu perlahan mulai luluh.

"iya iya tenang, gue gak akan senekat itu kok. Gue cuma kesel aja waktu liat muka dia." Ucap Rose terus terang. Ia pun melanjutkan, "Tapi inget ya Jen, kalau sampai dia nyakitin lo, kasih tahu gue. Harus! Gak ada lagi rahasia-rahasia. Gue bakal bikin perhitungan sama dia" tegas Rose.

"Hey hey hey! Gue udah ngomong kayak gitu juga yah ke Jennie. Lo malah ikut-ikutan" sela Jisoo.

"Hey hey hey! Lo pikir gue tahu apa? Lo ngomong kayak gitu kan pas gak ada gue! Lagian kenapa di permasalahin sih, gak mau banget samaan sama gue"

"Iya jelas! Itu namanya plagiat!"

"Itu namanya kita sehati!"

"Dih males. Sorry"

Jennie yang sejak tadi hanya menonton acara adu mulut kedua sahabatnya mengambil alih dan berkata, "udah udah berhenti. Liat ramen kalian udah ngembang banget. Mending makan dulu" kekehnya.

Mereka berdua pun berhenti saling melempar tatapan tajam dan menuruti perkataan Jennie.

"Makasih banyak yah kalian udah peduli sama gue" lanjut Jennie menampilkan senyum tulusnya kepada dua orang di hadapannya.

SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang