Lisa tengah berada di dalam mobil sejak lima belas menit yang lalu. Ia sibuk berkutat dengan handphone-nya. Tadi, sesaat setelah ia selesai dengan kegiatannya, Lisa mendapat pesan dari Mommy Kim bahwa Jennie tidak bisa dihubungi. Ia jelas merasa kebingungan. Bagaimana tidak? Sebelumnya, ia dan Jennie bahkan sempat berkirim pesan dan tidak ada masalah. Maka dari itu, sesampainya di mobil, Lisa mencoba kembali menghubungi Jennie. Lagipula ia juga perlu untuk memberi tahu jika ia telah selesai dengan kegiatannya dan meminta saudaranya itu segera menuju halte untuk di jemput. Lisa sudah berjanji untuk mengantar Jennie ke rumah sahabatnya terlebih dahulu sebelum berkumpul bersama teman-temannya di apartemen. Namun, benar apa yang dikatakan Mommy Kim, sampai saat ini Jennie belum membaca pesannya. Bahkan panggilannya pun tidak di angkat. Padahal handphone Jennie masih aktif dan terhubung.
Lisa bingung. Keadaan kampus sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa mobil yang terparkir. Biasanya jika keadaan seperti ini, ia akan marah pada Jennie. Namun entah mengapa kali ini berbeda, perasaannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Itu lah mengapa ia terus menerus mencoba dan berharap Jennie segera mengangkat panggilannya.
Perpustakaan!
Di tengah kebingungannya, Lisa teringat bahwa Jennie yang selalu menunggunya di perpustakaan. Segera ia membuka pintu mobil dan keluar, berencana untuk menyusul Jennie ke sana.
Ini seperti déjà vu, bukan? Saat dirinya menghampiri saudaranya tersebut ke perpustakaan tetapi sialnya ia malah menemukan Hanbin yang hampir saja melecehkan Jennie. Mengingat itu semua malah membuat ia semakin was-was. Apakah kejadian itu akan terulang kembali sekarang?
"Lisa, tunggu!"
Kehadiran Somi, Minnie, dan Krystal menghentikan Lisa yang baru saja akan melangkah.
"Kalian."
"Lo kenapa masih di sini? Gue kira lo udah balik nyiapin apartemen buat nanti malem." Ucap Somi.
"I-itu, gue ada perlu dulu bentar. Kalian balik aja dulu, siap-siap. Gue udah ada di apartemen kok nanti sekitar jam enam."
"Mau ngapain lagi sih? Bareng aja deh. Kita tungguin lo di sini."
"Jangan!" Lisa refleks berteriak.
Somi menaikkan sebelah alisnya.
"Apaan sih lo? Reaksi lo berlebihan banget.""Sorry ...sorry." Lisa berdeham canggung. "Krystal lo nanti dateng juga kan? Ikut aja bareng mereka. Lo kan belum tahu apartemen gue di mana." Ia beralih menatap Krystal, mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Hm! Gue juga rencananya mau ikut dan minta ijin sama lo." Tutur Krystal.
"Tanpa minta ijin dulu sama gue juga lo bisa langsung dateng dan di terima kok. Santai aja." jawab Lisa ramah.
"Thaks, Li. Kebetulan gue juga sebenernya pengen sekalian ngerayain kebahagiaan gue hari ini." Krystal tersenyum penuh makna, menatap Somi dan Minnie bergantian.
Lisa tanpa rasa curiga ikut bersemangat. "Oh ya? Emang lo habis dapet apa? Keliatan sih lo kayak lagi happy banget."
"Lo beneran mau tahu?" Tanya Krystal.
"Jelas dong. Gue juga pengen ikut ngerasain kebahagiaan lo."
Krystal pun mengangguk. Ia kemudian memajukan wajahnya dan seketika itu juga senyum manisnya berubah menjadi seringaian. "Gue habis ngasih pelajaran sama Jennie."
Lisa yang mendengar itu seketika merubah mimik wajahnya menjadi terkejut. Matanya menatap Krystal dengan tatapan tidak percaya.
"A-apa? M-maksud lo?" Suara Lisa tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER
Teen FictionLisa anak yang populer, bebas, punya banyak teman, sering pergi keluar hingga larut malam dan tidak betah berdiam diri di rumah. Tiba-tiba memiliki saudara tiri bernama Jennie yang sifatnya sangat bertolak belakang. Ia anak yang cukup pendiam, hanya...