19 🔞

42K 1.5K 104
                                    

Badan Haechan terampul-ampul ke atas. Dia mendongak sambil ngegigit bibir bawahnya menahan desahan.

Udah sekitar 15 menit dia begini, Jaemin yang mangku dia tersenyum miring. Wajah keenakan Haechan membuat dia tambah semangat. Tangan Jaemin lebih kuat lagi membantu Haechan untuk menggenjot kepunyaannya.

(Anjir bentar, gue napas dulu. Engap ngetiknya 🤣)

"Lebih cepet, sayang." Jaemin berbisik dengan nada rendah.

"Mmhh.." Haechan mendesah tertahan.

Bajunya udah gak karuan, keringatnya memenuhi wajah dan leher. Napasnya tak beraturan berderu kencang, beradu dengan deruan napas berat Jaemin.

"Cantik." Bisik Jaemin dengan tatapan memuja.

Haechan membuka matanya, dengan perlahan ia memandang sayu Jaemin.

"U-udah. Nanti ketauan Renjun." Bisik Haechan.

"Belum keluar, sayang."

Haechan mendesis, ia rapatkan lubangnya agar Jaemin tersiksa.

"Jangan erggh di jepet, yang."

Haechan menggeleng keras, "makanya, udah." Katanya pelan.

"Iya, ahh iya iya. Bentar lagi."

Genjotan Haechan makin intens. Suasana kamar mandi yang lengang menjadi panas, deruan napas dibilik ketiga yang tertutup terdengar bersahutan.

Jaemin menangkup kedua pipi Haechan.

"Terus jangan berhenti." Bisiknya didepan bibir Haechan.

"Anghh."

Perlahan Jaemin mengajak Haechan untuk berperang lidah. Mulut manis yang sudah menjadi candunya ia gigiti perlahan. Jaemin tersenyum miring. Suara kecipak tubuh mereka yang beradu menjadi melodi yang indah untuk ia dengar.

Jaemin suka, dia tambah semangat melumat dan mengabsen deretan gigi rapih Haechan, tangan kananya meraba dada Haechan dan memelintir puting coklat muda itu.

Haechan berjengit kaget, dia membuka matanya menatap mata Jaemin yang tengah memandangnya.

"Nnghh." Desahannya kembali terdengar.

Haechan menggeleng pelan, tapi Jaemin tidak peduli. Gerakan Haechan perlahan memelan, pahanya pegal juga napasnya sudah habis karena Jaemin terlalu menekan mulutnya.

"Mmnnhh."

Haechan keluar pertama kali, tubuhnya langsung merosot ke dada Jaemin. Ciuman mereka berheti seketika.

"Gue belum, yang." Bisik Jaemin.

Haechan menggeleng, kepalanya ia senderin kebahu Jaemin. "Ambilin tisu." Katanya pelan.

Jaemin meraih tisu dan mengelap cairan Haechan yang nempel dibaju dia.

"Sekarang bagian gue. Bentar doang, ini bentaran lagi keluar. Lo nungging aja."

Haechan langsung mendelik, dia tempeleng kepalanya si Jaemin kenceng lalu melotot.

"Ogah! Gue capek ya, babi."

Jaemin berdecak, "gue pacar lo bukan babi."

"Pacar paksaan."

"Bodo amat, cepet nungging."

Jaemin langsung ngarahin badan Haechan buat nungging madep ke closet, "lutut kanannya taro di closet."

"Arrgh, ribet banget si idup lo."

"Bacot bener uke gue, cepetan ngapa. Tar kelamaan si Renjun curiga."

Mau tak mau Haechan menuruti keinginan Jaemin. Mau berontak pun udah lemes banget. Haechan langsung mendongak sambil mendesah saat Jaemin memasukinya sekali hentak.

Si Seme Yang Di Uke KanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang