Jangan tanya gimana hari minggunya Haechan. Abangnya itu janji pulang malem, tapi sampe jam 1 malam dia tungguin gak dateng-dateng. Pulangnya malah hari minggu jam 11 malam.
Haechan gak bakalan nanya habis ngapain aja karena di tulang selangkanya Johnny terdapat 3 bercak merah yang sangat jelas.
Jadi seharian kemarin, Haechan cuma makan, tiduran, nonton tivi, kalau udah bosen banget dia ngerakit lagi action figure punya Johnny yang emang khusus buat bongkar pasang.
Hapenya mati total, dia gak nemu chargeran sama sekali. Alhasil sekarang, setelah pulang kerumah lebih dulu Haechan tengah berlari kesetanan buat nemuin Renjun.
Dari kemarin pikirannya terus terbayang wajah Renjun yang pasti marah karena dia gak ngabarin sama sekali.
"Renjun mana?" Tanyanya saat melihat segerombolan anak seni. Mereka menoleh, dan langsung menunjuk taman.
Haechan mengangguk sambil berterima kasih. Dia segera berlari kecil menghampiri Renjun yang tengah mengetikkan sesuatu di laptop.
"Sayang." Panggilnya pelan.
Tapi ternyata Renjun mendengar, Haechan sudah menunduk mau meminta maaf tapi ternyata Renjun malah memeluknya dengan erat.
"S-sayang, kamu gak marah?"
Renjun menggeleng di sela leher Haechan, dia sedang tersenyum lebar.
"Kamu.." Haechan mendadak ragu untuk berbicara, "mm maaf sayang. Kemarin di tempatnya bang Johnny gak ada chargeran. Aku di suruh gak boleh pulang sama dia sebelum dia selesai."
Renjun melepas pelukannya, "gak masalah sayang. Aku gak marah. Aku ngerti, kok."
Haechan mengangguk kaku, dia merasa aneh melihat Renjun yang begini. Karena dari kemarin dia hanya terpikirkan Renjun pasti marah. Tapi kalau kenyataannya begini ya dia juga senang. Tak perlu payah membujuk.
"Oh, iya. Kamu udah makan?"
"Sudah sayang, kamu belum? Kalo gitu ayo kita makan dulu. Aku kemarin di kasih uang jajan sama bang Johnny lumayan kamu bisa beli peralatan melukis."
Renjun menggeleng, senyumannya semakin lebar.
"Gak mau. Peralatan lukis aku masih banyak sayang. Aku juga udah makan."
"Oh, oke." Haechan mengelus surai Renjun dengan lembut. "Kamu kenapa, sih? Kok kayaknya lagi seneng banget."
Renjun mengangguk ribut, "aku seneng karena aku buatin ini buat kamu." Renjun berbalik dan meraih botol minuman berwarna merah dan menyodorkannya pada Haechan.
"Apa ini sayang?"
"Aku buatin jus mangga smoothies di campur sama stroberry," juga obat perangsang. Renjun terkekeh dalam hati.
"Wah, tumben sayang?" Haechan meraih botol itu, dia tersenyum menatap sang kekasih.
"Sengaja sayang, aku tiba-tiba aja pengen buatin itu. Diminum, ya."
"Siap, sayang."
Renjun tersenyum makin lebar, kali ini harus berhasil.
"Tapi kalau kamu nanti tiba-tiba merasa gak enak entah apapun itu, kamu harus inget sama aku. Langsung telepon aku."
Haechan mengernyit, "emang kenapa sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Seme Yang Di Uke Kan
FanfictionBerisi ucapan kotor dan adegan dewasa. Bagi yang masih bocil dilarang keras buat masuk. Kagak ada sinopsis, baca aja langsung ⚠️⚠️🔞🔞🔞🔞🔞 Ini bxb, gay, homo. Jadi jangan salah lapak. Nama yang dipakai hanya dijadikan karakter saja untuk kebutuha...