"Hengghh ahhh ahhh"
Haechan menggeleng keras, peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya. Tangannya mencengkram seprai dengan kuat, posisinya sedang menungging dengan Renjun yang ada dibelakang dia, di depannya ada Jaemin yang tengah mengerjai mulutnya.
Jangan tanya mereka ngapain, di hotel, telanjang, ngedesah ya apalagi kalau bukan..
Untungnya Haechan gak di gangbang sama seperti di mimpi. Mereka cuma bergilir aja, 2 orang main, 2 orang nonton, kalau udah 2 yang nonton bagian maju. Terus seperti itu sampai.. Haechan melirik jam dinding. Jam 10 malam.
Haechan mau nangis aja, tapi air matanya udah kering. Mana mereka beli kondom sampai 7 box. 1 box kan isinya 12, itung aja sendiri ada berapa.
Sialan, mereka sinting. Dan Renjun lebih sinting.
"Argghh udaaah."
Haechan menjerit keras. Linu, lubangnya sudah linu. Haechan udah gak kuat tolong.
"Ahh, Jaemin!"
Haechan melotot saat kedua putingnya di cubit keras. Jaemin cuma tertawa saja, padahal orang ini sudah keluar di dalamnya 2 kali, minta lagi dengan tangan lalu sekarang mulut.
Haechan mendesis keras, dia menoleh kebelakang melihat Renjun yang sedang mendongak keenakan.
"J-Junie.. udahaan.." rengeknya.
"Sebentar angh." Jawan Renjun tanpa menoleh. Pinggulnya masih maju mundur dengan mencengkram kuat pinggang Haechan.
"Yang, ciuman."
"Gak mau, udah Jaemin. Gue udah cape!"
Jaemin tidak mendengarnya, dia meraih kedua pipi Haechan dan menariknya agar lebih mendongak.
Jaemin terkekeh kecil saat Haechan malah menangis tersedu, yang ada bukannya kasihan malah gemas. Jaemin melumat Haechan tanpa ampun. Bahkan sampai sudut bibir Haechan berdarah. Ahh, Jaemin belum puas sama sekali.
"Nggh, udaahh gue nyeraah."
Jaemin terkekeh lagi, dia turun dari kasur dan meraih handuk kecil untuk menutup kepunyaannya, duduk didekat Mark yang lagi ngetik tugas di laptop.
"Ngapain lo?"
Jeno yang ditanya menoleh, "mau nyobain ini."
Jaemin tertawa kencang saat menunjukkan dildo yang dapat bergetar. Pantas Jeno tadi keluar sebentar, ternyata membeli itu.
Mereka berdua menoleh saat Haechan menjerit kuat, Renjun yang baru keluar terkekeh pelan. Dia mencabut punyanya dan menarik beberapa helai tisu untuk membersihkan lubang Haechan. Kemudian mencabut kondomnya.
"Maaf yang aku nubruknya kekencengan." Renjun terkekeh lagi saat Haechan menjawab dengan geraman.
Dia turun dari kasur dan meraih boxernya, berjalan ke arah meja dekat kaca dan menegak soda alkohol yang tadi Jeno beli.
Haechan yang sudah akan memejam di tepuk pipinya berkali-kali. Saat dia membuka mata ada Jeno yang tengah tersenyum manis. Tapi Haechan melihat itu malah seram sendiri, badannya bergidig pelan apalagi saat dirinya tak sengaja melirik apa yang dibawa Jeno.
"Bang, lo gak mau main lagi?"
Mark yang ditanya menggeleng, matanya masih fokus pada tugas.
"Gue mundur dulu, tugasnya nunggu buat dikirim email jam 8 pagi."
Jeno mengangguk, dia menaiki kasur dan membalikkan badan Haechan agar terlentang dengan keras. Haechan saja sampai berdebar karena kaget.
Dia melotot memperingati Jeno tapi pacar sumonya ini malah tersenyum manis hingga matanya menyipit cuma segaris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Seme Yang Di Uke Kan
FanfictionBerisi ucapan kotor dan adegan dewasa. Bagi yang masih bocil dilarang keras buat masuk. Kagak ada sinopsis, baca aja langsung ⚠️⚠️🔞🔞🔞🔞🔞 Ini bxb, gay, homo. Jadi jangan salah lapak. Nama yang dipakai hanya dijadikan karakter saja untuk kebutuha...