27

23.9K 1.2K 97
                                    

Kejadian kemarin di atap sudah berlalu, Renjun menghentikan kegiatannya karena Haechan sudah bener-bener lemes dan gemetar gak karuan. Dia jadi kasihan dan memutuskan menyudahi semuanya. Setelah berbenah diri dan membenahi Haechan, dia hanya melemparkan gunting ke arah Mark untuk melepaskan diri sendiri.

Setelahnya berlalu begitu saja sambil menggendong Haechan ala bridal. Mark dan yang lain sempat mengejar kala tali ikatan mereka lepas, tapi sayangnya Renjun sudah hilang dari kampus.

Sekarang akibat yang harus di tanggung adalah Haechan mendadak terserang demam. Wajahnya pias seperti tidak ada darah yang mengalir, badannya lemas, tangan dan kakinya gemetar tidak berhenti.

Sekarang orangnya sedang tertidur di ranjang besar Renjun, tanpa bisa bangun karena terlalu lemas dan pusing. Bahkan semalam Renjun harus kalang kabut ketika termometer menunjukkan angka 39 derajat.

Untungnya Haechan tidak sampai kejang-kejang karena panasnya yang tinggi.

Renjun merasa bersalah?

Tentu tidak, sekarang dia malah sedang tersenyum gemas menatap Haechan yang tertidur lelap. Setelah makan dan minum obat jam 6 pagi tadi, Haechan langsung lelap sampai sekarang waktu menunjukkan pukul 10 lewat 7 menit.

"Ugh, malah tegang."

Renjun terkekeh, dia mengecup bibir Haechan yang terbuka sedikit beberapa kali.

Rengekan Haechan dari kemarin sore sampai tadi pagi membuatnya gemas, bukan sebal apalagi marah. Bahkan Haechan harus menangis keras dulu karena Renjun malah menciumi wajah dan badannya saat semalam panasnya sedang tinggi.

Yang tadinya Renjun pikir mau melakukan lagi tapi karena Haechan menangis akhirnya dia mengalah. Membuat bubur dan juga membantu memakan obatnya.

Soal yang ketahuan selingkuh?

Karena Renjun udah menduga jadi dia gak kaget, ngomong putus kemarin itu hanya akting supaya Haechannya mengajukan syarat agar gak mau ditinggal, makanya kemarin dia ngelakuin itu. Jadi ya sekarang mereka tetap pacaran walaupun Renjun harus sebal karena ia yakin Mark, Jeno ataupun Jaemin gak bakalan lepasin Haechan.

Ya pacarnya emang enak kok, Renjun terkekeh. Bukan, lah. Bukan cuma enaknya, tapi emang Haechan manis banget, cantik juga apalagi sekarang rambut halus itu agak panjang dan punya poni. Kan makin gemesin yang ada.

Jadi mulai sekarang, titel seme udah jadi masa lalu. Sekarang Haechan resmi jadi ukenya, juga uke si trio sinting itu.

Mata Renjun melirik ponsel Haechan yang sedari malam bergetar terus, nama yang terpampang sekarang Jeno, tadi Jaemin spam chat juga teleponin mulu gak berhenti dari semalem, Mark juga jangan ketinggalan. Tapi Jeno emang baru ini ia lihat menelepon Haechan.

Renjun mendengus, dia mematikan ponsel Haechan agar mereka tidak terganggu.

"Sayang.." panggilnya pelan, Renjun mengelus pipi Haechan lembut.

"Sayang.."

Tapi Haechan tidak bangun, hanya mengernyit pelan dan tertidur lagi. Renjun menghela napas, kasihan perut Haechan tidak berhenti bunyi mungkin lapar tapi mungkin karena pengaruh obat jadinya gak bisa bangun juga.

Renjun cuma mau nanyain mau makan apaan, karena di kulkas bahan makanan udah menipis cuma ada mie instan yang memang sering ia simpan disana juga beberap sayuran yang mulai layu.

Tapi karena Haechan kayaknya lemes banget dan pules jadinya dia memilih buat keluar apartemen. Untuk membeli camilan, membeli makanan yang ada di sekitaran tempat tinggalnya dan juga obat yang udah habis, sekalian vitamin juga buat Haechan.

Si Seme Yang Di Uke KanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang