37

14.6K 1K 115
                                    

"BANGSAT!"

Mark melirik malas Jeno yang barusan menendang meja. Anak itu tidak ada henti-hentinya mengumpat dengan semua jenis kata.

"Argh setan!"

"Berisik, anjing."

Jeno terengah, dia berkacak pinggang dengan wajah keras.

"Bisa lo santai-santai aja bang?" Jeno menatap Mark yang tengah menegak kaleng bir ke duanya, "bisa lo sesantai ini?!"

Mark mendecak malas, "ya terus, gue mesti gimana? Si Haechan kan licinnya udah kaya belut."

"Gila, kita dikerjai 4 hari sama si Haechan." Ungkap Jaemin.

"Dia rencanain ini semua karena mau balas kita, bukannya sebelum ini kita uring-uringan 4 hari sama dia?"

Jeno, Mark, dan Jaemin menatap Renjun yang baru dari dapur, tangannya membawa satu botol soju.

"Lah, emang salah kalo kita cemburu?"

Renjun menggeleng, duduk disebelah Mark sambil membuka botol.

"Kagak, tapi kayaknya si Haechan ngerasa kita keterlaluan, makanya dibales sama dia."

"Dan sialannya, dari mana dia dapet ide kayak gitu? Brengsek. Coba kalo gue gak diiket." Jeno mengusap bekas ikatan 4 hari yang lalu saat Haechan kabur, dia harus berusaha sekuat tenaga membuka ikatan itu. Alhasil, bekas geratannya masih ada sampai sekarang.

"Tapi pinter sih, gue akuin."

Mereka mengangguk mendengar perkataan Mark. Jeno mendesah kesal, dia duduk dan menghempaskan punggunya pada sandaran sofa dengan keras.

"Pusing banget lo, gak bisa bebasin fantasi, ya?" Jaemin mengejek dengan tawa rendah. Jeno mendesis.

"Lo harus liat aslinya saat Haechan dengan berani lucutin pakaiannya sendiri terus bersikap erotis begitu, gue yakin lo juga sefrustasi gue." Balas Jeno.

Jaemin tertawa kencang, "dan lo juga harus liat gimana Haechan bikin gue telat masuk sampai gue dianggap bolos, sial, tugasnya hukumannya sampe sekarang belum selesai." Lanjutnya dengan dengusan kesal.

Mark dan Renjun tertawa kecil, untuk mereka berdua memang tidak keterlaluan, tapi walau begitu tetap saja Haechan masih bisa membuat mereka kelabakan.

Intinya sih, Haechan pintar dengan segala tingkah lakunya. Selain itu, dia juga pintar sekali menghindari mereka. Dan mereka yakin, ini juga berkat teman-temannya itu.

Karena Minho bilang, saat Mark sedang sibuk mengejar Haechan dari kejauhan Han sudah memberikan kode supaya Haechan bisa berbelok ke arah yang sudah ditunjuk. Dan Minho lihat semua itu.

"Terus kita mesti gimana? Dia dideketin aja gak mau." Jaemin menghela dengan lelah. Rindu sekali rasanya.

"Lo semua tau dia dimana sekarang?" Tanya Mark.

Semuanya menggeleng, Haechan memang selicin itu!

Mereka sudah mencari ke semua tempat, bahkan mendatangi abangnya tetap tidak ada. Haechan si belut licin, julukannya itu sekarang. Dari semua tempat yang mereka prediksi Haechan datangi tapi nyatanya nihil. Dugaan mereka meleset jauh.

Bahkan saat Jeno berhasil melepaskan ikatan, dia hanya berpikir kalau Haechan lari dari gedung tempat tinggalnya menuju apartnya sendiri. Tidak peduli dengan tubuhnya yang masih merasa panas ataupun kepunyaannya yang masih menjulang tegak, bahkan Jeno keluar unit tanpa menggunakan kaos. Saat dia keluar dari lift dengan tergesa, dia bertabrakan dengan tiga lainnya.

Lalu mereka sepakat mencari Haechan sambil ngebut menggunakan mobil. Tidak tau saja, Haechan melenggang santai keluar dari unitnya Mark mencari hotel.

"Anjing! Sial, lama-lama gue buntingin juga tu anak." Seru Jeno.

Si Seme Yang Di Uke KanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang