44

10.1K 1K 134
                                    

Dunianya hancur, runtuh menimpa dirinya dengan beban berat. Sekarang yang tersisa hanya rasa sakit hati yang teramat sangat.

"Arrgghh." Haechan berteriak kuat.

Mereka berempat terlalu menganggap dirinya gampangan dan dia sendiri dengan mudahnya percaya.

"Bodoh." Dengusnya sinis, dirinya tergugu dengan kilasan masa-masa dimana dirinya begitu ketakutan dengan mereka berempat. Mudahnya terpedaya.

Haechan pikir mereka hanya dengan kegilaan memintanya untuk hamil. Sekedar ucapan dan kata-kata. Bukan melakukan hal se-extreme ini.

Penanaman rahim?

Hal sialan apa yang merasuki mereka hingga seenaknya mengubahnya dirinya menjadi orang lain?

Haechan punya rahim?

Kembali tawa sinis terdengar, "sialan, sinting. Mereka psycho." Desisnya pelan.

Karena terlalu banyak menangis Haechan malah lemas, dia sedang bersandar pada sofa dengan selonjoran dibawah.

"Gue harus kabur. Gue harus kabur."

Tangannya bergetar saat mengangkat ponsel, Haechan memikirkan satu nama yang bisa ia mintai tolong.

Di nada dering ketiga panggilan itu terangkat.

"Le,, hikss Chenle. Tolongin gue Le.."

Disebrang sana Chenle berkerut heran.

"Bang? Lo kenapa?"

"Chenle demi Tuhan gue minta tolong, jemput gue di tempatnya Renjun. Gue dikurung hampir sebulan disini. Tolongin gue Le.. hikks."

"Dikurung? Maksudnya? Lo diapain ?"

"Gue bakalan jelasin, tapi keluarin gue dari sini. Pintu dikunci dan gue gak bisa kemana-mana. Tolong bobol pintunya dari luar Le."

Suara gemuruh terdengar sebelum Chenle menjawab.

"Oke, siap meluncur."

Mau tak mau Haechan tersenyum, dia segera mematikan panggilan. Dengan cepat dia menghapus jejak panggilannya dengan Chenle. Dia hanya membiarkan ruang chat dengan Seungmin terbuka. Lalu menaruhnya di sofa.

Haechan berjalan ke arah balkon, dia membuka pintu kacanya sedikit lebar dan membiarkannya begitu saja. Lalu berlari ke kamar, mengacak-ngacak isi pakaian Renjun. Laci-laci nakas, membuka pintu kamar mandi dan menyalakan keran wastafel, meraih tisu-tisu dan mengepalnya menjadi bulatan. Dia membiarkannya berserakan di lantai kamar mandi.

Haechan juga memberantaki barang-barang yang ada diatas wastafel, gelas, sikat gigi, alat cukur, krim cukur, facial wash dan yang lainnya

Setelah itu dia berlari keluar kamar menghampiri dapur, membuka kulkas dan mengacak semua sayuran hijau yang membuatnya muak.

"Anjing!! Makan tuh rumput ijo. Setan biadab!!" Teriaknya kesal. Dengan terengah dia membuat meja makan juga berantakan.

Tangannya membuka pantry atas dan meraih salah satu vitamin yang sering Jaemin berikan padanya. Haechan menyimpannya di saku celana.

Belum puas Haechan mengacak-ngacak kamar mandi didekat dapur, dia membuka botol anti luka dan membuat tulisan di cermin wastafel.

'FUCKING BASTARD'

Lalu terkekeh sinis, tak lama dia mendengar kalau pintu depan digedor 3 kali.

Haechan segera berlari, dia melihat dari lubang pintu.

"LELE!!"

"Minggir bang, gue bakalan rusakin sandi pintunya."

Haechan mengangguk, dia mundur agak jauh. Suara 'brak brak' pintu terdengar nyaring. Matanya melirik jam dinding.

Si Seme Yang Di Uke KanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang