61

12.1K 804 51
                                    

Siang ini Haechan tengah bersantai ria dilantai dua bersama dengan Minsu karena Himchan dibawa oleh neneknya berjalan-jalan.

Di rumah hanya ada dia, Minsu dan Mark. Tapi lelaki itu sedang berada di dapur membuat kopi.

Haechan tidur miring kearah tivi, menyangga kepalanya dengan tangan kiri dibelakang Minsu, matanya bergulir kebawah melihat Minsu yang anteng menonton tivi.

Haechan tidur miring kearah tivi, menyangga kepalanya dengan tangan kiri dibelakang Minsu, matanya bergulir kebawah melihat Minsu yang anteng menonton tivi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minsu itu anaknya cerewet namun malas bergerak. Persis seperti sang Appa.
Kalau Himchan agak pendiam dalam hal berbicara namun banyak bekerja. Kalau sudah melihat dia mondar mandir membersihkan rumah pasti anak itu suka mengikutinya.

Tak lama Haechan tersentak kaget saat merasakan sebuah tangan yang memeluk perutnya.

Haechan melirik kebelakang dan melihat Mark yang ikut tidur miring dibelakangnya.

"Sayang." Bisik Mark,

Haechan berdehem kecil, ikut menonton krong yang sedang menyanyi.

"Minsu anteng, ya."

Haechan mengernyit, sudah tau Minsu anteng tapi justru menurut Haechan ucapan Mark seakan memiliki arti lain.

"Kenapa?"

Terasa Mark menggeleng, "enggak sayang, cuma kangen. Nanti malem tidur dikamar aku, ya."

Haechan mendengus, "kalau Minsu mau sama Appanya nanti malam sih gak masalah."

Mark berdecak, "jangan tidur sama anak-anak doang dong, kita juga butuh kamu."

Haechan tertawa pelan, "apa sih, tiba-tiba, lagian gak biasanya."

"Kangen aja, kayaknya udah lama gak tidur bareng."

"Gimana nanti aja." Jawab Haechan singkat. Kembali menatap tivi dengan tangan kanan yang memeluk Minsu.

Sedang Mark mendengus pelan, merasa kalah sendiri. Lalu tangannya mencolek pipi Minsu.

"Minsu-ya."

Yang dipanggil berubah posisi menjadi terlentang dia menatap Haechan dan Mark bergantian.

"Nanti malem kamu tidur sama Appa, ya. Daddy Mark sama Mommy mau tidur bareng."

Kening Minsu berkerut tatapannya beralih pada Haechan.

"Nommy?"

Haechan tersenyum, "iya,"

"Ddy?"

"Iya sayang."

Lalu Minsu menggeleng, "Ddy ndak Mmy."

Mark langsung menyembunyikan wajahnya di leher Haechan yang sudah tertawa geli.

Itu artinya tidak, dan Minsu pasti akan lebih menempeli Haechan agar Mark tidak dekat-dekat dengannya.

****



Si Seme Yang Di Uke KanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang