Kalau ada yang merasa chap ini kecepetan, tolong dimaklumi. Saya mau segera selesai 😭🙏🏼
***
Mark, Jeno, maupun Jaemin berlari kaget melihat Haechan yang tengah menangis sesegukan diruang tengah. Mereka kebetulan dari pagi ada jadwal yang bersamaan dan tidak bisa ditinggalkan. Makanya dengan tidak rela meninggalkan Haechan sendirian di rumah.
Secepatnya mereka pulang, bahkan tidak terlalu memikirkan jam makan siang karena ingin cepat selesai. Dan untungnya jam 2 siang lebih sedikit mereka bisa pulang. Lalu bertemu di depan lift.
Saat membuka pintu, suara orang menangis menjadi hal yang pertama mereka dengar. Lalu Haechan sedang menunduk di sofa dengan tangan yang sesekali mengusap air matanya perlahan.
"Sayang kenapa? Kok nangis, ada apa?" Tanya Mark, dia yang pertama kali menghampiri. Lalu berjongkok didepan Haechan disusul kedua yang lain.
Haechan sesegukan, menyingkirkan tangannya dari wajah dan menatap Mark dengan linangan air mata yang memenuhi muka.
Sebenarnya lucu, apalagi ujung hidungnya memerah. Tapi tentu mereka tau situasi.
"Kenapa? Ada apa?" Jeno bertanya dengan lembut, tangannya terulur untuk mengusap perut Haechan.
"Hikss, kangen Renjun.." jawabnya dengan serak. Lalu sesegukan lagi dan air matanya keluar melewati pipi.
Mereka yang melihat itu menahan napas, lalu menghela pelan dan tersenyum.
"Renjun pasti pulang, kok. Kan besok kita nikah." Ucap Jaemin.
"K-kalo besok nikah harus pulang sekarang.. hikss."
Memang benar, kalau besok hari pernikahan mereka seharusnya sudah berkumpul dengan lengkap. Tapi sekarang Renjun malah belum muncul sama sekali. Malah ponselnya tidak aktif terus menerus.
Mereka bingung sendiri, ingin menjawab juga takut melukai hati Haechan. Setidaknya Renjun pacar pertamanya Haechan. Tentu Haechan rasanya kehilangan kalau lelaki itu pergi. Apalagi kondisinya yang sekarang tidak jauh dari perbuatan Renjun, walau mereka ikut andil sih.
Setidaknya kemungkinan terburuknya Rnejun tidak direstui.
Mereka bertiga tidak masalah, tapi Haechan tentu lain cerita.
Pada akhirnya mereka hanya menghela napas. Memeluk Haechan dan menenangkan saja.
"Tadi katanya Mama telepon, kamu gak keluar sama Mama?" Jaemin mengalihkan pembicaraan. Tadi Ibunya mengirimkan pesan akan menelepon Haechan untuk membicarakan pesta besok.
"Iya, Mama mau ajakin buat fitting baju. Tapi aku gak mau, males keluar. Biar Mama Na aja yang urus." Jawab Haechan. Sesegukannya mulai berhenti.
Ibunya Mark dan Jeno juga menelepon untuk membicarakn dekorasi. Tapi jawaban Haechan tetap sama, ingin ditempat terbuka dan sederhana saja. Tidak perlu mewah maupun banyak orang, Haechan ingin garden party yang tidak terlalu banyak dekorasi.
Untungnya kedua mertuanya mengiayakan. Permintaan Haechan tidak terlalu sulit. Lagipula Haechan hanya akan memakai baju serba putih yang sederhana.
"Kalau gitu mending kita makan sayang, ya?"
Haechan mengangguk, tangannya di tarik pelan oleh Mark agar berdiri dengan pinggangnya yang di tahan oleh Jaemin.
Mereka berempat berjalan ke arah dapur.
"Mau salad buah." Katanya saat duduk di kursi makan.
Mereka bertiga mengangguk, membagi tugas untuk menyiapkan Haechan makan dan juga beberapa cemilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Seme Yang Di Uke Kan
FanfictionBerisi ucapan kotor dan adegan dewasa. Bagi yang masih bocil dilarang keras buat masuk. Kagak ada sinopsis, baca aja langsung ⚠️⚠️🔞🔞🔞🔞🔞 Ini bxb, gay, homo. Jadi jangan salah lapak. Nama yang dipakai hanya dijadikan karakter saja untuk kebutuha...