Jeju, 23 April 2022
Duduk diantara hamparan pasir pantai ditemani dengan suara ombak yang begitu menenangkan dan warna langit sore yang saat ini tengah memperlihatkan sunset nya.
"Jisoo-yaa! Heyy! Jisoo-yaa!!"
Pemilik nama jisoo itu membuka matanya begitu mendengar panggilan dari seseorang yang terasa begitu familiar baginya.
"Seulgi? Ada apa?" Tanya jisoo begitu matanya mulai terbuka sempurna, berdiri seperti halnya Seulgi.
"Jisoo, adikmu...."
"Ada apa dengan adikku, Seulgi-ah?"
"Jennie, adikmu.... Dia hilang saat bermain ski air, padahal aku sudah m--"
Ucapan Seulgi itu tertahan karena teman bicaranya kini sudah pergi meninggalkannya. Seulgi berbalik dan ikut berlari mengejar jisoo.
Jisoo memberhentikan langkahnya saat dirinya sudah sampai disebuah villa, tempat dimana dia dan yang lainnya menginap.
Jisoo membuka pintu dan terlihatlah olehnya beberapa manusia yang sekarang ini sedang memperlihatkan wajah khawatir nya.
"Ceritakan padaku, mengapa Jennie bisa hilang."
Seisi rumah yang baru menyadari keberadaan manusia lain pun menatap jisoo, tatapan penuh arti yang sulit untuk dijelaskan.
Seorang lelaki berjalan mendekati jisoo, berhenti ketika dirasa bahwa jaraknya sudah cukup.
"Jisoo-yaa... Aku sudah mengatakan pada Jennie untuk tidak bermain terlalu jauh, apalagi saat itu ombaknya cukup besar...." Jelas lelaki itu.
"Aku juga sudah memperingatkannya untuk tidak bermain terpisah ataupun terlalu jauh seperti yang Hanbin katakan, tapi dia malah bersikap sebaliknya." Timpal lelaki lainnya.
Jisoo mengepalkan tangannya kuat-kuat, dia marah. Bukan pada teman-temannya, tapi pada dirinya sendiri karena tidak becus menjaga adiknya, padahal kedua orangtuanya sudah menitipkan Jennie padanya. Seharusnya dia bisa menjaga adiknya sendiri bukan?
Seorang gadis blonde berjalan mendekati jisoo, berhenti tepat didepannya dan memeluk si pemilik nama jisoo itu.
Mengelus punggung jisoo dengan begitu lembut, seraya berkata...
"It's okay, Jennie unnie pasti baik-baik saja."
Jisoo melepaskan pelukannya tiba-tiba dan menatap gadis didepannya dengan mata uang sudah berkaca-kaca.
"Tapi, chipmunk... Jennie itu lemah, dia mudah menangis, dia takut petir, takut gelap, dia cengeng! Lalu... L-lalu bagaimana bisa dia bertahan dengan dirinya yang seperti itu?! Ditambah lagi... Ombaknya cukup besar pada saat itu. Aku takut jika adikku... Jennie, dia.. dia akan---"
Jisoo memberhentikan perkataan nya secara tiba-tiba, karena gadis yang dirinya panggil chipmunk itu kembali memeluknya.
"Tenanglah, kita tahu persis seperti apa Jennie unnie. Lagipula Tuhan pasti melihat kita, begitupun dengan Jennie unnie. Aku yakin, pasti ada seseorang yang Tuhan kirimkan untuk membantu unnie ku."
"Tapi bagaimana jika orang itu bersikap kasar pada adikku atau dia bukan orang baik?" Ucap jisoo disela-sela tangisan nya.
Gadis chipmunk itu melepaskan pelukannya, menangkup wajah jisoo dan mencubit kedua pipinya gemas.
"Kau ini... Mengapa pikiran mu negatif sekali? Jangan berfikir seperti itu, itu hanya akan membuatmu khawatir berlebihan" ucapnya dan dia berhasil membuat jisoo kembali menarik sudut bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TARZAN [END]
Fanfiction[JENLISA] Lalisa, wanita cantik berusia 25 tahun yang tinggal seorang diri disebuah pulau kecil. Tidak memiliki teman, keluarga juga sahabat. Hidupnya dikelilingi oleh alam, tumbuhan dan hewan. Tak tahu dirinya putri dari siapa dan seperti apa ke...