Aku mengatur nafasku sedari tadi. Biasanya Lisa akan memelukku ketika aku mengalami hal-hal seperti ini. Aku memang tidak bisa naik pesawat.
Aku ingin marah. Diana sialan itu... Berani sekali dia membawa Lisa ku pergi. Hftttt! Rasanya kepalaku akan meledak begitu saja.
"Minumlah."
Aku melihat ke arah sumber suara. Tersenyum tipis pada Seulgi dan menerima sebotol air mineral yang tutupnya sudah terbuka.
"Terimakasih." Kataku dan Seulgi tersenyum sebagai tanggapan.
Seulgi duduk disebelahku. "Tidur saja. Perjalanan kita masih panjang, kau mempunyai banyak waktu disini."
Aku menganggukkan kepalaku, mengerti dengan apa yang ia katakan. Namun ada sesuatu yang membuatku gugup sedari tadi. Bukan hanya soal aku yang takut naik pesawat, tetapi ada hal lain juga. Mengenai Lisa.....
"Aku takut. Bagaimana jika ternyata Lisa sudah nyaman bersama wanita sialan itu?"
"Itu akan terjadi jika kita tidak segera menjemputnya. Jangan khawatir, Lisa sangat mencintaimu."
Seulgi yang menyebalkan itu memberikan kata-kata terbaiknya padaku. Dia memang manis jika disaat-saat seperti ini.
"Ahh, ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Luxi? Sudah lama aku tidak bertemu dengan anak tampan itu." Ujarku, lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan.
Ku lihat Seulgi menyenderkan kepalanya dan tersenyum tipis.
"Sekarang dia baik-baik saja. Luxi yang super aktif selalu membuatnya menerima beberapa luka akibat tingkahnya sendiri. Jatuh dari sepeda, dari pohon, di gigit kucing, dikejar anjing, dan yang lainnya. Irene bahkan sampai kewalahan menghadapi anak satu ini." Jawabnya.
Aku terkekeh mendengar jawaban darinya. Luxi, Kang Luxi, ia adalah anak dari Seulgi dan Irene. Usianya baru saja menginjak 5 tahun. Seperti yang Seulgi katakan, Luxi benar-benar anak yang aktif. Akan aneh jika melihat anak itu diam tanpa melakukan tingkah-tingkah absurd nya.
Bagaimana tidak? Seulgi pun seperti itu. Ia yang berusia 29 tahun nyatanya masih selalu bertingkah layaknya anak paud. Seperti Lisa dan Jisoo.
Pernah suatu ketika rumah Seulgi dibuat banjir karena ia, Lisa, Jisoo dan Luxi membuat kran air menjadi bocor. Namun bukannya panik ataupun takut, mereka malah memanfaatkannya untuk bermain seluncur. Dan setelah itu mereka benar-benar diamuk Irene unnie.
Hftttt..... Mengingatnya membuatku semakin merindukan Lisa.
Jika kalian bertanya-tanya apakah pernah aku mencoba untuk menelpon Lisa, maka jawabannya adalah selalu. Namun Lisa tak pernah bisa dihubungi. Benar-benar menyebalkan.
"Seul... Aku mengantuk." Adu ku pada Seulgi.
Seulgi kemudian mengambil boneka beruang, memberikannya padaku. "Tidurlah. Aku akan membangunkanmu nanti."
Aku menganggukkan kepalaku. Bersandar pada bahunya dengan memeluk boneka beruang itu dan mulai menutup kedua mataku. Dan setelahnya, aku benar-benar tertidur.
JENNIE POV END!
"Apa-apaan itu? Tentu saja aku akan menjaga adik tercintamu. Kau benar-benar berlebihan, chickin." Ujar Seulgi yang saat ini tengah berbincang lewat panggilan telpon dengan si dokter Jisoo.
Ia sudah sampai dibandara setelah mengudara selama beberapa jam.
"Hati-hati." Ucapnya begitu melihat si mandu akan menuruni tangga.
Seulgi, Jennie dan beberapa bodyguard lainnya memasuki mobil yang sudah disiapkan Seulgi, melanjutkan perjalanan menuju tempat dimana Lisa berada.
Sore ini langit Thailand terlihat mendung. Langitnya tak lagi memperlihatkan warna birunya. Air hujan perlahan menetes membasahi setiap sudutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TARZAN [END]
Fiksi Penggemar[JENLISA] Lalisa, wanita cantik berusia 25 tahun yang tinggal seorang diri disebuah pulau kecil. Tidak memiliki teman, keluarga juga sahabat. Hidupnya dikelilingi oleh alam, tumbuhan dan hewan. Tak tahu dirinya putri dari siapa dan seperti apa ke...