Jennie, gadis bermata kucing itu terbangun dari tidurnya. Membuka mata dengan perlahan dan langsung melihat jam di dindingnya.
Biasanya Lisa akan kemari jika tidurnya tidak nyenyak atau mengalami mimpi buruk, tapi sekarang tidak. Mungkin dia tidur dengan nyenyak malam ini.
Jennie mendudukkan dirinya di sisi ranjang, memakai sendal berbulunya dan berjalan menuju kamar mandi.
Hari ini adalah weekend, dan besoknya Jennie ada ujian akhir semester. Sialnya lagi, hari ini dia harus menghabiskan waktunya bersama Lisa. Itu memang lebih baik, tapi dia ingin belajar. Menyebalkan karena dia tidak bisa belajar seharian.
Sebenarnya Jennie tidak ingin terus belajar, hanya saja nilainya tak sebagus unnie nya.
Jika Jisoo selalu mendapat nilai bagus dan selalu menjadi juara kelas, maka berbeda dengan Jennie. Dia adalah kebalikan dari kakaknya.
Bersyukur karena kedua orangtuanya tak pernah membandingkan dirinya dengan sang kakak. Mereka tahu jika kemampuan manusia itu berbeda-beda, begitupun dengan anak-anaknya.
Mereka juga tidak pernah menuntut Jennie untuk terus belajar supaya bisa seperti kakaknya. Menurut eomma dan appa Kim, mereka hanya perlu mengingatkan Jennie untuk belajar. Dan sisanya tergantung Jennie sendiri.
Jika Jennie ingin sukses, tentu saja dia harus belajar dan berusaha. Ia memang dari keluarga terpandang, tapi jika ia hanya bergantung pada harta orangtuanya, itu tak akan ada gunanya.
Eomma dan appa Kim lebih mendahulukan attitude, dibanding prestasi. Memiliki anak yang selalu bersikap sopan adalah puncak kebahagiaan nya.
Ilmu dan adab adalah dua hal yang harus manusia punya. Banyak orang yang berilmu, tapi tak beradab. Tapi jika orang yang memiliki adab yang baik, sudah pasti dia berilmu.
Selesai dengan kegiatan pagi nya, Jennie keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur, untuk menyantap sarapan nya.
Pandangan mata si gadis tertuju pada sang kakak yang sudah terduduk di kursi meja makan. Jarang sekali melihatnya bangun pagi, dia selalu pulang malam.
"Morning!" Ujar si mandu, memberikan ucapan selamat paginya.
Appa, eomma dan Jisoo mengalihkan perhatian secara bersamaan dan saling memberikan senyuman terbaiknya pada si bungsu.
Jennie berjalan mendekati appa Kim, memeluknya dari samping dan mengecup pipi nya.
"Morning, baby!" Ucap appa Kim dan memberikan satu kecupan manis di kening putri bungsunya.
Jennie tersenyum, berjalan mendekati eomma Kim dan melakukan hal yang sama setelahnya. Begitupun dengan eomma Kim.
"Hari ini kau bangun lebih pagi, unnie." Ujar Jennie setelah dirinya sudah duduk di kursi miliknya.
"Tentu. Aku pulang lebih awal semalam, kau lupa?" Tanya Jisoo diakhir dan si mandu tersenyum kikuk.
"Ngomong-ngomong, apa Lisa belum bangun?"
"Dia sedang mandi. Eomma sudah membangunkannya tadi" Jawab eomma Kim, menuangkan air ke dalam gelas milik sang suami.
Tak lama setelahnya, Lisa datang menghampiri yang lainnya dengan wajah cerianya. Sepertinya dia memiliki malam yang bagus.
Sarapan itu berlangsung dengan damai, hanya ada suara dentingan sendok-garpu yang terdengar. Fokus dengan sarapannya masing-masing.
Eomma Kim merapihkan piring-piring kotor untuk dirinya bersihkan nanti. Tentu saja ia diperhatikan oleh seisi rumah. Mereka masih duduk dimeja yang sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/313853684-288-k532882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TARZAN [END]
Fanfic[JENLISA] Lalisa, wanita cantik berusia 25 tahun yang tinggal seorang diri disebuah pulau kecil. Tidak memiliki teman, keluarga juga sahabat. Hidupnya dikelilingi oleh alam, tumbuhan dan hewan. Tak tahu dirinya putri dari siapa dan seperti apa ke...