Ruangan yang gelap dengan sedikit dipenuhi warna merah, botol-botol minuman yang sudah kosong, juga aromanya yang sudah dipenuhi oleh alkohol, ada seorang wanita yang tengah duduk dengan sedikit berbaring. Dan satu gelas wine di tangannya.
"Gagal? Ahh, menyedihkan." Ujarnya dengan mata tertutup.
Dia tidak sendirian, ada dua orang lelaki yang berdiri didekatnya dengan kepala yang menunduk ke bawah.
"We're sorry, miss." Seorang lelaki berucap, masih dengan wajah nya yang melihat ke bawah.
"Sorry? Aku tidak menginginkan itu, bodoh!"
Kedua lelaki itu tersentak kaget begitu mendengar suara pecahan kaca, ulah dari si bos. Namun karena mereka merasa bersalah, keduanya tetap diam.
"Austin." Wanita itu memanggil.
Seorang lelaki melangkah mendekatiku. "Yes, Miss." Dia menjawab begitu merasa bahwa jaraknya sudah cukup.
Seseorang yang dipanggil Austin itu menatap si wanita, begitupun dengan si wanita. Melakukan apa yang Austin lakukan.
"Kau, ikut denganku besok. Kita akan ke Seoul." Ucap si wanita.
Austin sedikit membungkuk. "Tentu, Miss Diana...."
.
.
.
.Ditempat lain, tepat nya dikediaman keluarga Kim. Terlihat Jennie yang tengah sibuk dengan laptopnya. Dan Lisa yang sibuk memperhatikan.
Lisa berbaring tengkurap dengan tangannya yang menopang dagu. Memperhatikan kekasihnya dengan fokus. Menikmati setiap keindahan yang kekasihnya miliki.
"Tidak lelah, hm?" Tanya Jennie tanpa memalingkan wajahnya, fokus pada layar laptop.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, apa kau tak lelah, Nini? Kau sudah menggunakan benda itu sadari tadi."
Jennie tersenyum dan melirik Lisa sesaat, hanya sesaat. Dan kembali pada laptop itu.
Lisa menghela nafasnya dan merubah posisinya yang sekarang menjadi terlentang, menatap langit-langit kamar dengan tangan kanan yang ia angkat.
"Taehyung selalu menggangguku di kampus, dia menyebalkan." Ucap Lisa, ia kemudian mengepalkan tangannya yang berada di udara, seolah sedang meremas sesuatu dengan kuat-kuat.
Sementara Jennie yang mendengar itu pun langsung menutup laptopnya dan menatap Lisa, meminta penjelasan lebih darinya.
"Katakan lebih jelas." Pinta si mandu.
Lisa kembali menempatkan tangannya. "Dia selalu mengatakan bahwa aku tak pantas untukmu, dia selalu melempariku dengan kertas yang sudah ia kepalkan, dia mengatakan aku tak cantik. Dia jahat, Nini. Aku tidak menyukainya." Adu Lisa, memberitahukan apa yang selama ini ia alami.
"Mengapa kau baru memberitahuku sekarang?" Jennie bertanya dengan wajah seriusnya, terlihat lebih seksi.
"Karena kau selalu sibuk."
Jennie menghela nafas, ia kemudian menyimpan laptopnya di atas nakas dan ikut berbaring disamping Lisa setelahnya. Ia memeluk kekasihnya dari samping.
"I'm really sorry, honey. Aku kurang memperhatikanmu akhir-akhir ini." Ujar Jennie dengan suara lembutnya.
Lisa menghadap ke arah si mandu. "Tak apa. Aku mengerti." Katanya.
"Ingin berlibur bersama?"
Tawaran Jennie membuat mata Lisa berbinar seketika itu juga. Ia amat sangat menginginkannya. Dan itu membuat Jennie tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARZAN [END]
Fiksi Penggemar[JENLISA] Lalisa, wanita cantik berusia 25 tahun yang tinggal seorang diri disebuah pulau kecil. Tidak memiliki teman, keluarga juga sahabat. Hidupnya dikelilingi oleh alam, tumbuhan dan hewan. Tak tahu dirinya putri dari siapa dan seperti apa ke...