TARZAN | TWENTY-FOUR

2.5K 344 15
                                    

Siang hari dengan ditemani beberapa lembar kertas juga komputer yang selalu ikut serta, aku menuliskan beberapa resep obat untuk wali dari pasienku.

"Apa putriku akan sembuh dokter Jisoo?" Seorang wanita yang tengah duduk di hadapanku bertanya dengan wajah cemasnya.

Aku menyimpan pulpen, menyobek kertas itu dan memberikannya pada si wanita.

"Tentu, putrimu akan sembuh. Dia gadis yang baik." Aku menjawab, memberikan senyuman terbaikku.

Si wanita tersenyum begitu mendengar penuturan dariku. Ia kemudian mengambil kertas itu, berdiri dan begitu pun denganku.

"Semoga harimu menyenangkan."

"Amin, terimakasih banyak, dokter."

Wanita itu pergi meninggalkan ruanganku setelah berpamitan. Aku menghela nafas, kembali pada kursiku untuk duduk, namun sebelum itu terjadi.......

"UNNIE!"

Seseorang memasuki ruangan tanpa memberi salam, dan itu cukup membuatku terkejut. Aku melihat ke arah pintu dan..... Ahh, pantas saja. Rupanya Lisa yang datang.

"Jisonie." Panggilnya lagi.

Aku menyimpan tanganku di dada, menatap Lisa dengan tajam.

"Tak sopan, Lisa. Dimana etikamu?"

Lisa, wanita berbadan tinggi itu tertawa tanpa humor, menggaruk tengkuknya yang aku yakini bahwa itu tak gatal samasekali.

Lisa kemudian berbalik, berjalan menunju pintu.

"Aku tidak menyuruhmu untuk mengulang----

Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, pintu sudah tertutup kembali. Dan beberapa detik kemudian, suara ketukan pintu terdengar dari luar.

Aku lagi-lagi menghela nafas, menepuk jidatku, lelah dengan segala tingkah wanita satu ini.

"Masukk!"

Pintu terbuka, memperlihatkan Lisa yang saat ini tengah tersenyum lebar. "Jisonie, hehehe..." Ujarnya.

"Jadi apa yang membuatmu harus mendatangi rumah sakit ini, nona Lisa Kim?" Tanyaku, duduk dikursi putar miliku.

"Begini Jisonie.... Sebenarnya ada seorang wanita yang mendatangiku dan dia mengaku bahwa dia adalah kekasihku, padahal aku samasekali tidak mengenalinya." Lisa menjelaskan.

"Tidak ada dokter yang menangani kasus seperti ini, nona Lisa."

"Hehehe, aku tidak berani jika harus memberitahukan hal ini pada Jennie."

"Oke, lalu?"

Lisa menarik kursinya, menyimpan kedua tangannya dimeja. Bak seorang yang sedang berusaha untuk menjelaskan dengan sejelas-jelasnya apa yang menjadi masalahnya.

"Dia Diana, dari Thailand. Dia mengatakan jika aku berasal dari keluarga bangsawan. Dia juga mengatakan bahwa dia adalah calon istriku, bagaimana ini? Aku tidak tahu harus berbuat apa."

Aku terdiam. Ini cukup menarik. Dari yang aku tahu, Lisa memang berasal dari Thailand. Aku juga sudah mencari tahu tentang dirinya.

Aku sudah mengetahui hal ini sedari dulu, hanya saja Jennie melarangku untuk memberitahukannya pada Lisa. Dia memang agak lelet.

"Apa dia menawarkan sesuatu?" Aku bertanya dengan serius.

Lisa menganggukkan kepalanya lemah. "Dia bilang dia akan mempertemukan aku dengan kedua orangtuaku jika aku bersedia untuk ikut dengannya." Jawab Lisa.

TARZAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang