29 April 2022
LISA POV!
Aku membuka kedua mataku dengan berat ketika suara isak tangis terus memasuki indera pendengaranku. Mengucek kedua mataku dan melihat ke arah jendela, langit masih memperlihatkan warna gelap gulitanya. Itu tandanya, ini masih malam hari.
Aku berfikir, apa suara isakan yang aku dengar itu dari hantu? Karena seingatku, aku hanya tinggal disini sendiri. Tidak mungkin jika itu suara Karen. Tapi setelah ku pikirkan lagi, aku baru ingat jika aku bertemu Jennie.
Aku mencari keberadaan Jennie, ternyata dia disampingku. Pantas saja suara tangisnya selalu ku dengar. Tapi tunggu... Mengapa Jennie menangis?
"Hiks... Eomma.... Appa, aku merindukan kalian. Aku takut... Hiks..."
Aku tersenyum lemas begitu mendengar Jennie mengigau, dia sampai meneteskan air matanya. Aku mengetahui seperti apa rasanya merindukan seseorang, karena aku juga selalu merindukan kedua orangtuaku yang bahkan aku sendiri belum pernah melihatnya.
"Jisonie.... Aku... A-aku merindukanmu. Aku takut, unnie. Aku ingin pulang...."
Jennie kembali mengigau. Dia memanggil nama jisonie yang aku yakin bahwa wanita yang disebutnya itu adalah kakak perempuannya. Atau kerabat dekat yang sangat akrab dengannya.
Jika dihitung berdasarkan berapa lamanya siang dan malam yang sudah Jennie lewati disini, mungkin dia sudah sekitar satu Minggu tinggal bersamaku.
Entah mengapa rasanya sakit sekali melihat Jennie menangis tersedu-sedu seperti itu. Aku tak tega melihat nya.
Aku ingin membantunya supaya bisa pulang, tapi bagaimana caranya? Aku tidak mengetahui apapun. Apa yang harus aku lakukan selain menjaganya sampai seseorang menjemput dirinya.
Pulau ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu mencolok. Jadi, apa yang harus aku lakukan untuknya?
Aku melihat sekeliling, pandangan mataku mendapati sebuah benda tipis berwarna hitam. Jennie menyebut benda itu sebagai handphone atau ponsel.
Dia mengatakan bahwa benda itu sama seperti telepon. Aku membaca dibuku jika telepon adalah sebuah alat komunikasi. Hanya saja, Jennie bilang bahwa ponsel lebih canggih dan versi modern nya.
Aku tidak tahu jika manusia bisa menciptakan benda yang begitu berguna ini.
Aku mengambil ponsel miliknya, melihatnya atas, bawah, kiri, dan kanan. Aku tidak tahu harus melakukan apa.
Jennie bilang, ponselnya mati. Jadi dia tidak bisa menghubungi keluarganya. Dia juga mengatakan jika ponselnya tahan air, jadi mungkin, penyebab ponselnya mati adalah karena baterai nya habis.
Aku membaca buku ilmu pengetahuan yang aku punya, disana tertulis jika batrai merupakan Sebuah benda kecil berisi energi yang bekerja dalam sebuah proses kimia.
Dan pertanyaan ku adalah, apa benda yang disebut batrai ini ada didalam ponsel ini? Rasanya sedikit mustahil, karena ponsel ini begitu tipis.
Aku berdiri, berjalan menuju ruangan yang saat ini manusia sebut dengan ruang laboratorium. Memasuki ruangan ini dan menutup rapat-rapat pintunya.
Hftt! Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mempunyai barang-barang seperti obeng yang terdapat didalam buku.
Aku menyimpan ponsel milik Jennie dan pergi dari ruangan laboratorium ku, berjalan menuju perpustakaan mini.
Aku mencari-cari sebuah buku yang berisi tentang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ponsel.
Mataku terkunci pada sebuah buku bertulisan "ilmu teknologi". Aku mengambil buku itu, membuka bagian pertama yang langsung bisa aku simpulkan bahwa buku ini akan cukup membantu.

KAMU SEDANG MEMBACA
TARZAN [END]
Fanfiction[JENLISA] Lalisa, wanita cantik berusia 25 tahun yang tinggal seorang diri disebuah pulau kecil. Tidak memiliki teman, keluarga juga sahabat. Hidupnya dikelilingi oleh alam, tumbuhan dan hewan. Tak tahu dirinya putri dari siapa dan seperti apa ke...