TARZAN | SIXTEEN

4.4K 586 17
                                        

1 Minggu yang lalu Jennie baru saja selesai dengan sekolahnya. Dia sudah lulus, dengan nilai tertinggi. Dan tentu saja itu membuatnya puas, dia bersyukur bisa mendapat hasil yang sesuai dengan kerja kerasnya. Itu membahagiakan.

Bukankah senang ketika kerja keras kalian itu tak sia-sia? Kebahagiaan tersendiri bagi Jennie ketika melihat kedua orangtuanya tersenyum karena hal yang baru saja dicapainya.

Dan saat ini, Jennie sudah maju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, alias kuliah. Dan hal yang lebih membuatnya senang adalah...... Lisa juga berkuliah, di tempat yang sama dengannya. Memang bukan kemauan Lisa untuk berkuliah, tapi Lisa menyetujuinya. Dia juga butuh belajar lebih banyak lagi.

JENNIE POV!

Saat ini aku tengah menonton film bersama Nayeon dan Irene. Irene adalah kekasih dari teman kakakku. Tapi kami juga akrab, dan sangat dekat.

Irene sudah seperti ibuku. Terkadang dia selalu menatapku dengan tatapan mata yang seperti bangga, seperti orangtua yang bangga dengan anaknya. Tapi itu tak menggangguku, tentunya. Irene bisa diandalkan, dalam hal apapun. Seulgi memang pintar dalam memilih pacar.

    "Sebentar, aku ingin mengambil minuman lagi." Kataku pada Nayeon dan Irene.

Keduanya sontak menoleh kearah ku, dan sama-sama menganggukkan kepalanya.

Aku berjalan menuju dapur, membuka lemari es yang terisi penuh dengan minuman. Aku mengambil jus instan yang berada di paling bawah.

Satu tanganku fokus menuangkan jus itu pada gelas, dan satu tanganku fokus pada layar ponsel. Aku sedang melihat-lihat tugas kuliahku sekaligus pekerjaan kantorku.

Ah, ngomong-ngomong soal pekerjaan, aku sudah menjadi CEO dikantor milik appa. Seluruh kepemilikan kantor juga diberikan padaku, tentu saja karena aku putrinya.

Alasan mengapa tidak Jisoo yang mengambilnya adalah, karena dia fokus pada pekerjaan nya yang sekarang adalah seorang dokter, dirumah sakit miliknya.

Sebenarnya aku belum begitu paham tentang dunia bisnis, namun aku akan terus berusaha. Appa sudah memberitahuku banyak hal, dia juga selalu membimbingku. Membantuku ketika aku sedang kesulitan.

Baru beberapa minggu memang, tapi appa bilang itu cukup hebat bagi seorang pemula. Saham perusahaan selalu naik, dan akhir-akhir ini banyak media yang menawari ku pekerjaan. Sepertinya model contohnya, padahal sepertinya aku tak begitu cocok menjadi model.

Dan tentunya, para lelaki hidung belang pun berlomba-lomba untuk memperdaya ku. Tapi sayang sekali karena aku cukup pilih-pilih dalam memilih klien. Itu wajar bukan? Kita tak bisa menilai seseorang dari cover nya saja. Aku harus tahu seperti apa klien ku, apa dia memiliki potensi dalam hal ini? Atau bagaimana jalan pikirnya, sifat dan bagaimana cara dirinya bergerak bisa memperlihatkan seperti apa dirinya. Tapi lagi, kita tak bisa menilai seseorang hanya dengan pandangan mata saja.

Tapi aku cukup pandai menilai seseorang. Terkadang aku selalu menatap seseorang dengan lama, bukan karena aku tertarik. Tapi aku sedang membaca seperti apa dirinya. Memang tidak sepenuhnya benar, tapi itu menyenangkan bagiku.

Sebuah artikel menarik perhatian ku ketika aku baru saja ingin mencari tahu tentang klien ku. Aku membukanya..... Dan benar. Ini bukan hanya sekedar menarik perhatian ku, tapi aku memang mencari ini sedari dulu.

Aku membaca isi artikel nya...

  Raja Thailand memilih putranya, yaitu Bangsawan Anurak Nopadon Manoban untuk menjadi raja di generasi berikutnya. Bukankah seharusnya Pranpriya??

     Chakan Nopadon Manoban, lelaki yang saat ini berperan sebagai Raja di negara Thailand, memilih putra keduanya untuk menggantikannya. Banyak warga yang memberi protes karena tak terima jika yang menjadi raja adalah putra keduanya.

TARZAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang