JENNIE POV!
Mata kucingku terus memperhatikan Lisa yang sedari tadi sedang fokus pada buku tua yang dirinya baca. Aku tidak tahu jika Lisa benar-benar sesuka itu dengan buku.
Mataku sedikit sembab karena terus menangis tadi siang. Bagaimana tidak? Setelah satu Minggu lamanya akhirnya aku bisa menghubungi keluargaku.
Eomma juga terus menangis selama kami melakukan panggilan telpon. Dia membombardir ku dengan pertanyaan-pertanyaanya. Seperti.... Jennie, kau kau baik-baik saja? Jennie, apa makanmu teratur? Apa yang kau lakukan selama ini? Kau dimana sekarang? Apa tubuhmu terluka? Bla bla bla. Eomma benar-benar cerewet. Dan itulah yang aku rindukan darinya.
Tiba-tiba aku merasa sedih. Jika aku akan pulang.... Itu tandanya, aku akan meninggalkan Lisa. Tidak. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Aku ingin terus bersama Lisa. Aku sudah terbiasa dengan keberadaan nya.
Lisa akan kesepian jika akau meninggalkannya. Dan aku tidak ingin terjadi. Aku sudah berjanji pada Lisa untuk membantu dirinya mencari tahu tentang keluarganya.
Jadi, bukankah aku harus membawanya bersamaku?! Ku pikir itu ide yang bagus!
"Lisa-yaa!" Panggilku dan Lisa mengalihkan perhatian.
Aku menghampiri Lisa dan duduk disampingnya. "Maukah kau ikut bersamaku? Dan kita akan mencari tahu tentang siapa dirimu dan keluargamu bersama"
Aku menatap Lisa yang sepertinya sedang berfikir. "Hm... Apa aku harus, Nini?" Tanyanya dan aku mengangguk.
"Kau juga akan melihat banyak hal yang belum pernah matamu lihat"
Raut wajah Lisa tiba-tiba menjadi sedih, tatapan matanya sendu. "Aku tidak bisa meninggalkan Karen, Nini...." Lirihnya.
"Aku tahu tempat ini adalah habitat aslinya, rumahnya, dan tidak seharusnya aku membawanya pergi dari rumahnya sendiri. Tapi aku tidak bisa, Nini. Aku tidak ingin meninggalkannya"
Aku membuang nafas kasar. Aku tahu bagaimana perasaan Lisa. Mereka sudah lama bersama, dan mungkin Karen akan kesepian jika tuan nya pergi meninggalkannya.
Membawa Karen pergi dari sini juga bukanlah pilihan yang tepat.
"Tak apa, Nini. Soal kau yang ingin mencari tahu tentang aku dan keluargaku, biarkan saja itu menjadi sebuah mimpi." Ucap Lisa, namun aku menggelengkan kepalaku, tak menyetujui ucapannya.
"Keluargamu membutuhkan dirimu. Kau harus pergi ke rumah asalmu. Aku tahu seberapa tersiksa nya dirimu selama disini."
"Tidak, Lisa. Aku tidak tersiksa. Aku senang bisa bertemu dan tinggal bersamamu dan aku tidak ingin meninggalkan mu. Aku ingin menetapi janjiku, Lisa" ucapku dengan mata berkaca-kaca, siap untuk meluncurkan air beningnya.
Lisa tersenyum dan membawaku kedalam pelukannya. "Mungkin dunia akan membutuhkanmu nanti. Sedangkan aku? Bahkan pemimpin negara ini pun tidak tahu jika aku hidup."
Aku lagi-lagi menangis diperlukan Lisa. Aku tidak bisa. Aku tidak ingin Lisa hidup sendirian lagi. Aku tidak ingin Lisa mati kesepian. Aku tidak ingin meninggalkannya. Dan ku rasa..... Aku nyaman dengan Lisa.
Kalian tahukan maksudku? Setiap hari Lisa memperlakukanku dengan baik, dia menjagaku, merawatku, membuat ku tersenyum dan tertawa. Dia memberikan perhatiannya padaku. Mungkin aku..... Aku menyukai Lisa.
Tidak, tidak. Itu tidak boleh terjadi Jennie. Kau tidak boleh menyukai Lisa. Kau memiliki seorang kekasih disana. Tapi..... Kekasihku sendiri tidak menanyakan keadaanku.
Semua orang bertanya apa aku baik-baik saja atau tidak dan yang lainnya. Tapi kekasihku? Dia bahkan belum membalas pesan yang aku kirimkan 2 Minggu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARZAN [END]
Fanfiction[JENLISA] Lalisa, wanita cantik berusia 25 tahun yang tinggal seorang diri disebuah pulau kecil. Tidak memiliki teman, keluarga juga sahabat. Hidupnya dikelilingi oleh alam, tumbuhan dan hewan. Tak tahu dirinya putri dari siapa dan seperti apa ke...