TARZAN | THIRTY-ONE

2.4K 285 2
                                    


Aku melangkahkan kakiku, berjalan dengan sesekali menyapa para perawat dan pasien yang berpapasan denganku. Tak terlalu canggung, sebab aku sangat akrab dengan para pekerja maupun pasien disini. Aku suka bagaimana cara mereka memperlakukanku.

Hari ini aku benar-benar sibuk hingga baru sekarang aku bisa mendatangi rumah sakit. Bukan hanya karena pekerjaan saja, tapi aku juga harus mempersiapkan rencanaku Minggu depan. Ah, aku benar-benar tidak sabar untuk itu.

Aku membuka pintu ruangan setelah beberapa menit berjalan.

"Haii, hubby!" Sapaku begitu memasuki ruangan.

Seseorang yang sangat menawan dengan kacamata bacanya itu mengalihkan perhatiannya. Ia menatap ke arah pintu begitu aku memanggilnya. Dan saat mengetahui siapa yang datang mengunjunginya, ia berdiri dengan senyumannya yang begitu manis juga mempesona.

Aku melangkah mendekatinya, masuk ke dalam pelukannya begitu ia merentangkan kedua tangannya.

Aku menutup mataku, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang ku rasakan begitu kedua jiwa ini menyatu. Menikmati setiap elusan-elusan yang ia berikan pada punggungku.

"Maaf baru bisa mengunjungimu sekarang." Ucapku, masih menikmati momen.

Kekasihku yang cantik ini hendak melepaskan pelukannya, namun aku tak menginginkannya. Karena itulah aku mengeratkan pelukannya.

"Masih merindukanmu." Kataku dengan manja.

Dia terkekeh. "Arraseo, arraseo." Ucapnya dan kembali melakukan hal yang sama seperti tadi.

Cukup lama dalam posisi ini, kekasihku tiba-tiba mengangkat tubuhku, menggendongku dan kami akhirnya duduk di sofa yang ada di ruangannya.

"Kau mengejutkanku, Jisoo." Ucapku dengan nada kesal yang dibuat-buat.

Jisoo hanya tersenyum bak idiot dan memberiku kecupan-kecupan basah setelahnya. Wajahku benar-benar di kecup habis olehnya.

"Yaakk!! Hentikan, itu basah, ck!" Protes ku. Dan dia menghentikan kegiatannya.

Aku mengalungkan lenganku di lehernya, tangannya yang tersimpan melingkar di pingganku bergerak lambat, mengelus nya dengan perlahan supaya aku tak terjatuh ataupun merasa tak nyaman.

"Bagaimana hari ini? Menyenangkan?" Tanyaku, mengecup bibir love itu setelahnya.

"Not bad but not good."

Tawaku pecah begitu mendengarnya. "Ck! Apa-apaan itu?" Kataku, masih dengan tawaku yang membuatnya berhasil tersenyum.

"Tidak terlalu buruk, sayang. Hanya saja aku kurang bersemangat hari ini, sedikit lesu." Ucap kekasihku, memberitahukan harinya padaku.

"Mengapa begitu?" Tanyaku, satu tanganku beralih yang kini tengah menangkup pipinya dan mengusapnya.

Jisoo menatapku, ia tersenyum tipis dan mengecup bibirku. "Karena kau sibuk, tidak ada yang menemaniku disini."

Aku lagi-lagi terkekeh. "Sangat merindukanku huh?" Tanyaku, mengecup pipi kirinya.

Jisoo tak merespon. Aku yang kebingungan pun mengusap pundaknya, membenarkan duduk ku menjadi lebih menempel pada nya.

"Sepertinya ada hal lain selain itu."

Jisoo hanya berdehem. Aku memilih untuk diam dan mengelus dada bagian atas sebelah kirinya. Bukannya aku tak perduli dengan kesedihannya, hanya saja aku tak ingin terlalu memaksa nya dan membiarkan dia untuk memberitahukannya sendiri. Karena aku yakin dia akan segera melakukan itu.





















TARZAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang