35. Terciduk (21+)

610 22 58
                                    

Chaeyoung Pov

Aku sedang menikmati makan malamku berdua bersama lisa, dia meminta waktu berdua padaku malam ini. Padahal kami sejak kecil sudah terbiasa mengobrol bersama. Hanya saja entah kenapa semakin dewasa semakin aku mengerti ada perasaan yang berbeda ketika aku mengobrol berdua dengan lisa. Entah itu hanya perasaanku sendiri atau lisa juga merasakannya. aku tidak ingin salah baca pertanda lagi tentang lisa. Tentangnya kali ini aku ingin mencernanya dengan segala kehati-hatian.

Sejak berada di restoran ini aku dan lisa hanya berdiam di tempat makan kami. Kami memang sepertinya butuh waktu yang banyak untuk sekedar berbicara berdua. Akhir-akhir ini aku melihat lisa begitu terlihat berantakan. Apa ini karena aku yang tidak lagi memperhatikannya atau karena hatinya yang sedang patah karena jennie? Aku selalu jatuh karena mata lisa yang selalu berkaca-kaca setiap kami terbawa suasana berdua. Lisa tidak lagi menangis saat di depanku. Hanya saja, diam lisa yang menyembunyikan kesedihannya lebih menyakitkan daripada teriakan juga pukulan yang dia lakukan padaku.

Maaf lisa tentang semua yang harus kita alami saat ini. Aku selalu menggumam dalam hati tentang ini.

"Kau ingin menikmati makan malam ini dengan suasana diam?" Aku mulai membuka percakapan. Aku tak mau melihat lisa menangis lagi, aku yakin air matanya tidak lama akan tumpah jika dia terus memperhatikanku.

"Mianhe, kau ingin menambah memesan sesuatu? Kau ingin es krim choco mint?" Lisa bersiap memanggil waiters, tapi aku menahan tangannya.

"Sejak kapan aku menyukai es krim rasa itu?" Lisa seperti teringat sesuatu dia menggelengkan sedikit kepalanya. Aku tahu es krim itu adalah favorit jennie. Apa dia melihatku seperti melihat jennie. Lagi dan lagi aku yang harus tersakiti karena ternyata aku masih mengharap lebih pada lisa.

"Ahh iya, aku lupa kau tidak menyukai semua yang berbau mint. Kau ingin es krim apa rosie?" Dia bertanya lembut, tapi suaranya terlanjur tenggelam dalam pikiranku. Aku tak ingin membahas kesukaan jennie.

"Ada sesuatu yang mengganggumu? Kau tahu kau selalu memiliki aku sebagai rumahmu. Meski kau tidak selalu pulang, dan aku kini lebih sering menutup pintuku. Hanya saja jika kamu ingin sekedar berkunjung aku akan dengan segera membukanya"

"Bagaimana jika aku ingin tinggal kembali di rumah itu?" Lagi, lisa mengatakan omong kosong

"Kau bahkan tidak hapal bagaimana denah rumahku, aku takut kau akan terbentur jika membayangkan rumahku sama dengan rumahmu yang lainnya. Karena seperti yang kau tahu, kami memiliki penghuni yang sama hanya saja cara kami berbeda"

"Kami?" Lisa bertanya

"Ya, kami ini tentang aku dan jennie. Siapa lagi jika bukan kami berdua pemain utamanya?"

"Aku tidak ingin membahas gadis itu, aku bodoh karena mencintainya"

"Lebih bodoh lagi saat kau sudah mendapatkannya dengan bekerja keras tapi justru malah kau buang begitu saja"

"Dia membuatku hampir bangkrut rosie" dia nampak kesal

"Kau tidak akan bangkrut, selama kau tidak terlalu percaya pada siapapun. Kita Asumsikan jennie bersalah, jika kau tidak membagi dia apapun tentang perusahaanmu harusnya semuanya masih aman lisa. Lalu bagaimana jika itu bukan jennie dan ternyata orang lain?"

"Aku sedang banyak pikiran, aku rasa akan lebih baik jika aku sendiri" aku mengerti gadis ini sedang tidak ingin membahas jennie

"Kau benar, harusnya kau memang hanya perlu waktu sendiri untuk berpikir, bukan mengambil keputusan seperti itu saat pikiranmu sendiri sudah kalut"

"Hanya kau yang bisa aku percaya rosie. Di saat semua dunia berusaha membohongiku"

"Bagaimana kau bisa yakin jika itu bukan aku pelakunya?" Lisa hanya diam

TIGA SISI (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang