Rose pov
"Setelah menyelesaikan tugas ini apa yang ingin kau lakukan jen?" Aku membuka obrolan dengan jennie.
"Entahlah chaeng, kau tahu bukan aku menyelesaikan ini dengan tidak terlalu serius. Ini bukan bidangku sungguh"
"Bukan bidangmu tapi sampai s2 kau melakukannya"
"Hahaha ini demi beasiswa dan uang saku kuliah yang aku terima dari kampus ini. Cita-citaku adalah menjadi model bukan desaigner"
"Lalu kenapa kau memilih kuliah di jurusan ini?"
"Karena dengan kuliah di jurusan ini. Aku bisa mengenal desaigner-desaigner dunia dan penerusnya sepertimu ini."
"Lalu kau berharap mereka merekrutmu sebagai model begitu?"
"Tentu saja, apalagi? Aku cantik dan seksi, temanmu itu saja sampai tergila-gila denganku"
Aku menatap sebal kearah jennie, lisa seharusnya tahu bahwa gadis ini tidak pernah serius menanggapi semua ungkapan cintanya. Bukannya sadar dia malah semakin tergila-gila dengan gadis liar ini. Aku mengenal jennie sejak hampir 2 tahun lalu. Dia gadis yang agak liar kurasa, dia terlalu murah kurasa. Begitu banyak lelaki dan wanita yang mendekatinya. Tapi seperti kalian tahu mereka semua hanya dijadikan babu oleh jennie kim. Dia tak terlahir dari keluarga kaya, bahkan dia mampu berkuliah di tempat ini karena beasiswa yang ia dapatkan. Aku sendiri tak paham bagaimana jennie bisa mendapatkan beasiswa ini, dia tak pandai dan dia juga tak punya bakat. Mungkin goyangannya di ranjang yang mampu membuat donatur memilihnya sebagai target beasiswa.
"Jen, maaf menunggu lama. Sedikit antri di kantin tadi" ucap song mino sambil memberikan segelas minuman pada jennie.song mino adalah lelaki yang dengan jelas mengejar jennie secara konsisten sepanjang hari, bulan dan tahun. Mereka seperti anjing yang selalu ingin menjilat jennie kapanpun.
"Gwencana oppa, aku tidak tahu bagaimana lelahnya untuk mendapatkan minuman ini untukku. Terimakasih ne" aku melihat jennie menerima gelas minuman dari song mino dengan sedikit menambahkan sentuhan sensual ditangan mino. Lelaki mana yang tak tergoda jika diberi sentuhan seperti itu. Jennie memang ahlinya.
"Ne, bolehkah aku menemanimu disini? Aku akan mengantarmu pulang nanti?" Mino masih berusaha keras mendekati jennie. Jennie melihat kearahku, dia menanyakan kesediaanku menampung pria ini untuk bergabung denganku. Aku tahu lisa pasti marah jika ada pria lain disini. Jadi aku tahu aku harus mengusir pria ini.
"Jennie akan pulang denganku sebenarnya" belum sempat aku menjawab suara lisa sudah menginterupsi kami semua disini. Mino yang tadinya sudah duduk manis disamping jennie kini mulai berdiri menatap lisa. Tidak, ini tak akan bagus, mino adalah orang yang memiliki kekuasaan juga disini. Mino tak akan segan dengan lisa sedikitpun. Mino masih menatap tajam ke arah lisa, lisa membalas tatapan mino dengan tatapan mengejeknya. Jennie menengahi lisa dan mino.
"Benarkah lisa? Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi kalau kau ingin mengantarku?" Mendengar ucapan jennie, mino tertawa sinis dia meludah kearah samping.
"Kau dengar itu, sekarang kau tahu dimana posisimu lisa? Jennie itu normal tak sepertimu yang menjijikkan ini. Kau pikir kekayaan bisa membeli perasaan jennie? Tidak. Jadi hentikan leluconmu itu"
Aku tak bisa berkata-kata lagi untuk membantu lisa kali ini. Lisa juga terlihat sedikit malu dengan ucapan jennie. Jennie memang gadis yang terlalu berterus terang, tidak bisakah dia mengiyakan saja ucapan lisa.
"Bukankah aku telah mengatakan padamu untuk memberi tahu jennie bahwa aku akan mengantarnya chaeng? Kau pikun atau bagaimana?" Lisa justru menatap tajam kearahku.
Apa? Aku tak merasa lisa mengatakan itu, kenapa jadi aku yang disalahkan lisa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Bahkan aku telah membantunya untuk bertemu jennie hari ini. Dan dia sekarang menuduhku? Gadis ini selalu seenaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA SISI (COMPLETED)✔️
FanficSetiap orang memiliki banyak sisi dalam hidupnya. Tak selamanya yang putih akan terus menjadi bersih, Tak selamanya juga yang hitam adalah kotor. Seperti segitiga yang memiliki 3 sisi dalam setiap ujungnya. Terkadang cinta memaksa seseorang untuk m...