23. Ketenangan

241 18 4
                                    

Author pov

"Kau suka tempat ini chaeng?"

"Ya, tempat ini sungguh indah"

Kini mereka berdua sedang menikmati senja sembari merendam kaki mereka dengan pemandangan gunung yang sangat memanjakan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mereka berdua sedang menikmati senja sembari merendam kaki mereka dengan pemandangan gunung yang sangat memanjakan mata.

"Lisa tidak pernah mengajakku ke tempat seperti ini" suara chaeyoung mulai sedih lagi mengingat bagaimana lisanya memperlakukan dirinya.

"Kehidupan kadang memberi kita orang-orang untuk menguji kesabaran kita. Aku mengira hidupku sangat sempurna dulu, ayah ibuku memiliki kemampuan finansial yang baik, mampu memberi kasih sayang yang berlimpah padaku. Namun ternyata ujianku baru dimulai beberapa tahun yang lalu. Ketika ayahku dan ibuku meninggal. Segalanya hancur bahkan mimpiku yang begitu tinggi terpaksa aku pendam. Kehilangan orang tua bukan hanya menjadi puncak penderitaanku, tapi justru menjadi awal penderitaanku. Banyak hal yang tidak ingin aku percayai namun nyata menjadi fakta dalam hidupku. Aku terus berlari dari kenyataan itu namun sepertinya takdir tetap mendorongku menuju takdirku"

"Kau bisa bersedih juga ternyata?" Chaeyoung menggoda jisoo, dia tak ingin suasananya menjadi sedih lagi. Dia ingin membebaskan jiwanya kali ini.

"Tidak, aku hanya ingin kau mendengar sedikit kisahku mungkin saja di masa depan kau menjadi bagian dari kisahku"
Chaeyoung yang mulai bingung dengan arah pembicaraan jisoo mulai mengernyitkan dahi.

"Kau pernah jatuh cinta jisoo?" Chaeng coba mengalihkan pemmbicaraan

"Tentu, aku pernah dan sedang jatuh cinta" jawab jisoo dengan sedikit senyum dibibirnya.

"Sedang?" Chaeyoung memastikan pendengarannya tentang jawaban jisoo

"Ya, aku sedang jatuh cinta. Hanya saja cintaku tidak pantas untuknya. Aku hanya seorang karyawan biasa yang tentunya tidak akan cukup membiayai segala keinginan hidupnya"

"Kau asisten pribadi manoban, tentu saja gajimu besar. Bahkan kurasa gajimu setara dengan para menteri di negara ini, maksudku pria seperti apa yang masih kau anggap terlalu tinggi untuk kau gapai? Lagipula jika itu pria kau tak perlu membiayainya, dia yang harusnya membiayaimu"

"Bagaimana jika dia bukan seorang pria?"melempar kembali pertanyaan pada gadis blonde australia ini.

Chaeyoung menutup mulutnya beracting seolah-olah terkejut.

"Kau menyukai wanita?"

"Apa itu salah?" Tanya jisoo

"Hahaha tentu saja tidak, kau pantas mencintai siapapun. Bisakah aku melihat fotonya. Aku sangat iri dengan gadis itu bisa mendapatkan hatimu yang sedewasa ini"

"Kau iri padanya?" Tanya jisoo menatap wajah chaeyoung dalam. Chaeyoung yang ditatap jisoo pun sedikit merasa salah tingkah akibat ulah jisoo.

"Bagaimana jika aku mengenalkannya saja padamu?" Jisoo mengalihkan pandangannya menuju riak air kolam renang yang sedang dia ceburi kakinya.

TIGA SISI (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang