Author pov
"Kau kenapa diam saja lisa?" Kini lisa sudah berada di dalam mobil bersama jennie menuju perjalanan pulang. Perasaan lisa kali ini benar-benar kacau setelah mendengar penjelasan sebuah fakta yang terpampang nyata di depannya. Setelah perbincangan panjang dengan ayahnya lisa memilih untuk pamit pulang. Ayahnya pun mengerti bahwa lisa butuh waktu untuk sendiri.
"Aku hanya sedang memikirkan beberapa perbincanganku dengan ayah"
"Ada apa? Bolehkah aku tahu?" Tanya jennie antusias
"Sedalam apa kau mencintaiku jen? Sudahkah sama besar perasaanmu dan perasaanku sekarang? Aku telah banyak melakukan kesalahan karena ku rasa cinta ini terlalu besar untukmu. Maksudku bukan kamu yang salah, hanya perasaan ini terkadang membuatku menjadi manusia paling egois" lisa justru memberikan jennie pertanyaan
"Apa ini tentang chaeyoung?"
"Ya ini semua saling berhubungan, hanya saja aku tidak tahu harus memulai menjelaskannya dari mana kepadamu"
"Jika kau menanyakan perasaanku padamu, aku bisa meyakinkan bahwa aku sendiri telah jatuh cinta padamu. Meski jujur saja pada awalnya aku menerimamu hanya karena kesepakatan yang aku buat bersama chaeng" suara jennie semakin melirih, namun hal itu justru mengundang atensi lisa.
"Apa maksudmu?" Tanya lisa
"Aku menerimamu karena chaeyoung yang memintaku, mungkin ini sedikit menyakitkan hanya saja itu kenyataan yang harus kita luruskan"
"Akhirnya kau berani berterus terang juga jen" lisa sedikit tersenyum
"Kau sudah tahu?" Jennie memandang wajah lisa serius
"Tentu, sebab dari situlah segala kekesalanku pada chaeyoung muncul. Aku membencinya yang selalu menjadi pahlawan bagiku. Aku menginginkannya menjadi sahabatku saja, aku tidak ingin dia terlalu berkorban untukku. Tapi sepertinya kemarin kesalahanku padanya sungguh fatal. Bahkan aku merasa gagal atas semua perasaanku sendiri. Aku merasa hampa, chaeyoung sudah ku anggap seperti bagian dari hidupku sendiri. Dan menyakiti chaeyoung kemarin membuatku merasa aku telah melakukan usaha bunuh diri terhadap diri sendiri. Aku yang begitu egois menyalahkan chaeyoung atas segala hal yang buruk tentang hidupku. Padahal nyatanya satu-satunya hal buruk yang ada di dunia ini adalah aku"
"Apapun yang terjadi pada masa lalu tentang aku, kau juga chaeyoung mungkin lebih baik untuk dirimu belajar berdamai dengan keadaan. Kau tahu perasaanku padamu seiring hari semakin tumbuh, meski tak sebesar dirimu tapi kurasa aku memiliki perasaan itu untukmu. Aku sesekali merasakan kecemburuan dalam hatiku saat kau bersama chaeyoung, cemburuku tak beralasan tapi aku merasa sedikit bersaing dengan chaeyoung sejak pernikahanmu. Aku melihat ada sesuatu yang berbeda di mata chaeyoung untukmu sejak pernikahan itu" lisa melihat wajah jennie.
"Maksudmu? Chaeng mencintaiku?"
"Aku tidak bisa memastikan, hanya saja melihat bagaimana caranya menjagamu itu bukan sebagai sahabat lisa. Tapi lebih dari itu"
"Jika itu menurut pandanganmu lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanya lisa pada jennie.
"Aku tidak tahu, tanyakan pada hatimu. Apa yang kau inginkan, bagaimana perasaanmu terhadap chaeyoung. Jika memang kau memiliki perasaan yang mungkin baru sekarang kau mengerti untuk chaeyoung, aku akan melepasmu lisa"
"Tidak, bukan seperti itu perasaanku pada chaeyoung. Aku tidak bisa membedakan perasaanku saat ini. Perasaan menyesal, iba, kasih sayang atau cinta aku tidak bisa membedakannya pada chaeyoung. Karena aku merasa chaeyoung adalah bagian dariku, apa kau mengerti maksudku?"
"Bagian darimu, apakah seperti belahan jiwa?"
"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang, aku butuh waktu sendiri jen. Bisakah kau memberinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA SISI (COMPLETED)✔️
FanfictionSetiap orang memiliki banyak sisi dalam hidupnya. Tak selamanya yang putih akan terus menjadi bersih, Tak selamanya juga yang hitam adalah kotor. Seperti segitiga yang memiliki 3 sisi dalam setiap ujungnya. Terkadang cinta memaksa seseorang untuk m...