19. Diam

220 20 6
                                    

Author Pov

"Waah pengantin kita sangat terlihat bersemangat hari ini" suara tuan manoban sudah menggema di seluruh ruang makan ini. Dia begitu antusias melihat anak kesayangannya sedang turun dari tangga bersama istrinya dengan keadaan sangat segar dan tersenyum lebar.

"Ayah bisa saja, jadi apa menu sarapan kita hari ini ayah?"

"Aku tidak mengetahui apa sarapan favoritmu, jadi aku memesan banyak agar kau bisa memilihnya"

Lisa mengangguk mulai melihat semua makanan yang sudah tersaji di meja makan. Mulai dari nasi goreng, roti bakar, omelete, bubur, bahkan sekelas makanan beratpun tersaji di mejanya.

"Jadi bagaimana malam kalian kemarin? Apa itu hanya berakhir satu ronde saja lalu lisa tertidur seperti bayi?"

Lisa yang tak mengerti arah pembicaraan ayahnyapun melihat ke arah Chaeyoung.

"Apa yang ayah katakan? Itu masalah privasi kami" lisa tak terima ketika ayahnya menggodanya. Memang nyatanya semalam mereka tak melakukan apapun, setelah mengantar jennie lisapun segera mengendap-endap untuk tidur bersama chaeyoung. Tapi kenapa ayahnya mengatakan dirinya tertidur seperti bayi, apa ayahnya melihat tengah malam ke kamar mereka? Sedikit tidak masuk akal bukan?

"Baiklah, ayah hanya berpesan. kau harus bisa mengimbangi permainan chaeyoung lisa. Jika wanita tidak terpuaskan bagaimana dia bisa bahagia. Lagian kau payah sekali baru jam 9 sudah tertidur"

"Apa?" Lisa jelas bingung, siapa yang dimaksud ayahnya disini. Jelas-jelas lisa sampai di kamar chaeyoung pukul 12 tepat tengah malam. Lalu siapa yang berada di kamarnya jam 9 malam? Lisa kembali melihat ke arah chaeyoung.

"Kami sedikit kelelahan kemarin ayah, jadi itu bukan masalah besar" chaeyoung mulai ikut dalam percakapan dua orang anak ayah ini. Lisa masih menatap tajam ke arah chaeyoung, kentang yang sedang ia santappun mendadak berubah menjadi keras dan sulit ia telan.

"Ahh lisa bagaimana kalau kantormu pindah ke kantor rosie saja? Agar kalian lebih sering menghabiskan waktu bersama. Meskipun jarak gedung kalian hanya kurang dari 5 menit tapi tetap berdekatan dengan istrimu akan membuatmu lebih bersemangat lagi dalam bekerja"

"Apa lagi ini ayah?" Lisa memutar matanya jengah

"Ada apa lagi lisa? Kenapa sulit bagimu menerima segala nasihat ayah tanpa mendebatnya terlebih dahulu. Ayah hanya ingin kau selalu berdekatan dengan rosie. Harusnya kau senang akan hal itu"

"Terserahlah, apapun pendapatku tidak akan diterima ayah bukan? Aku pergi ke kantor dulu" lisa meninggalkan meja makannya, berlama-lama di meja makan bersama ayahnya sedikit membuat tensinya naik.

Tak berselang lama chaeyoung dan jisoo sudah menyusul lisa. Lisa yang mendengar ada langkah kaki yang mengejarnyapun tak perlu susah-susah untuk melihat siapa orang itu. Karena sudah tentu itu adalah chaeyoung dan jisoo.

Lisa langsung duduk di kursi kemudi, dia menyalakan mobilnya tapi tak lantas berangkat. Chaeyoung melihat itu sedikit aneh pasalnya lisa sudah sejak lama sekali tak pernah membiarkan chaeyoung berangkat kerja bersamanya meski kantornya berdekatan.

Chaeyoung mendekati mobil lisa, dia mengetuk kaca mobil lisa. Lisa membukanya tanpa menoleh ke arah Chaeyoung. "Kau menungguku?" Tanya chaeyoung ragu. Lisa tetap tak menjawab, dia justru melihat ke arah jisoo yang sedang menunggu perintahnya untuk naik mobil sendiri atau bergabung bersama lisa.

"Bawalah mobil sendiri, aku ingin pergi bersama chaeyoung" lisa memberi perintahnya pada jisoo

Chaeyoung yang mendengar itu sedikit tersenyum. Dia langsung bergegas masuk ke mobil lisa.

TIGA SISI (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang