13🍁

319 75 11
                                    

Happy Reading









Semilir angin malam membuat tubuhnya terasa dingin. Alwi, merapatkan kedua tangannya pada tubuh yang dibalut jaket tebal abu-abu. Malam ini, ia belum pulang ke rumah, melainkan menunggu seseorang.

Di taman yang terlihat sepi, Alwi duduk. Sambil sesekali memainkan ponselnya, tak banyak orang yang lewat kemari, mungkin hanya ada beberapa pedagang saja. Alwi memakai topi, jadi ketika dirinya menunduk, wajah tampan miliknya tidak terlihat.

Padahal ini baru saja selesai magrib, tetapi tumben sekali disini terasa sepi.

"Al."

Alwi mendongkak, ah itu Tammy. Perempuan itu mengulum senyum sambil merapikan kardingan nya yang tertiup angin. Sesekali rambutnya yang juga ikut berantakan.

"Nunggu lama?" tanya Tammy serasa duduk disamping Alwi.

"Enggak juga Kak, baru aja kemari. Jadi gimana? Alwi jadi ketemu sama orang yang dimaksud Kakak?"

"Jadi, Al. Orangnya lagi ke sini, nunggu sebentar lagi enggak papa 'kan?"

"Enggak papa dong Kak." Alwi berucap dengan semangat, walau dirinya ingin cepat-cepat mengistirahatkan tubuhnya. Udara malam memang tidak baik untuk orang yang sedang memiliki imun yang tidak baik. Begitu pula sebaliknya.

Malam ini, Alwi ingin bertemu dengan seorang seniman. Arsitektur dari Bandung yang mengajaknya untuk melakukan projek kerja sama. Hal ini tentu tidak Alwi sia-siakan. Ketika dirinya gagal dalam mengikuti lomba, namun ada hal lain yang mengizinkan nya untuk terus berkarya.

Ah, Tuhan memang sepeka itu.

Ketika mobil sedan hitam berhenti didekat mereka, Alwi maupun Tammy berdiri, menyambutnya dengan penuh senyuman dan ucapan-ucapan yang ramah.

Mereka berlanjut mengobrol di kafe yang tak jauh dari lokasi mereka menunggu. Hampir setengah jam mereka mengobrol, sesekali tertawa dengan obrolan yang luar biasa tidak membosankan bagi seorang Alwi.

"Ah, saya jadi bangga. Saya kira anda anak dewasa, ternyata masih remaja. Bos saya disana menyukai berbagai macam gambar yang anda buat. Untuk itu terima kasih atas penerimaan kerja sama kita." Alwi melempar senyuman, sambil membalas jabatan tangan yang pria itu berikan.

"Terima kasih kembali Pak Wijaya. Saya sungguh merasa senang."

"Ya begitu juga dengan saya. Mungkin cukup, pertemuan malam ini sampai disini saja. Dua hari lagi, saya akan kembali menghubungi anda."

Alwi mengangguk, mereka keluar dari kafe hampir setelah isya. Alwi buru-buru pamit pada Tammy.

Oh iya, Alwi sudah menyuruh Rico untuk pulang lebih dulu. Kali ini Alwi tengah berada didalam taxsi yang membawanya pulang ke mension keluarga Geogre.

Alwi dibuat lega ketika membuka pintu rumah, belum ada siapa-siapa didalam. Kali ini ia selamat, buru-buru Alwi menutup pintu, tidak lupa menutup tirai jendela yang masih belum ditutup oleh siapapun. Karena hampir setiap hari pun, Alwi yang akan berada di dalam rumah pertama kali.

***

"Keren banget enggak sih! Ahh gue nanti pulang sekolah mau beli tiketnya, takut kehabisan haha!"

"Iya anjir. Itu kan aktor Kim Soo Hyun! Ahh kapan lagi coba kollab bareng aktor indo!"

"Ho'oh. Alwi keren ih."

Alwi memandang malas dengan papan Informasi didepannya, sebuah poster film yang akan diliris tiga hari mendatang, disana ada fotonya dengan Kim Soo Hyun, aktor luar negeri yang sempat berbincang dengannya kemarin. Cepat sekali poster ini sudah menyebar, bahkan Alwi belum sempat syuting. Mungkin nanti, sepulang dari sekolah.

LET ME BE FREE || Alwi Assegaf ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang