Happy Reading
Gedebuk!
Tabrakan antar dua orang tak terelakkan, barang-barang milik kedua pemuda itu berantakan.
"S-sorry, gue enggak sengaja. Gue buru-buru tadi," ucap salah satu pemuda menunduk.
"It's okay, gue juga salah, jalan sambil main hp," ujar pemuda yang satunya.
"Oh ya, nih barang Lo," lanjutnya.
"Makasih," kata pemuda di depannya sembari mengangkat kepalanya.
Sontak mereka saling terkejut, ketika tahu satu sama lain.
"Lo!" seru keduanya kompak.
"Lo orang yang mau bundir itu 'kan?"
"Dan Lo orang yang nyebelin itu 'kan?"
Sudah bisa ditebak bukan, mereka siapa? Ya, dia Alwi dan pemuda yang berniat bundir di rooftop saat itu. Alwi yang dari supermarket, untuk membeli minum, dan pemuda itu yang entah darimana.
"Gue kira Lo udah bundir kemarin," sindir Alwi dan pemuda itu hanya menghela napas.
"Alwi." Alwi mengulurkan tangannya, mengajak berkenalan, walau terkesan dingin.
"Eh, gue Rafael." Rafael Valentino Bakkara, pemuda tampan asli Indonesia itu kerap dipanggil Rafael atau Rafa.
"By the way, gue udah tahu Lo kok," lanjut Rafael.
"Oh, gue pikir belum," kata Alwi.
"Siapa sih yang enggak kenal sama Lo? Secara Lo artist sekaligus siswa terpintar di sekolah, ditambah lagi Lo anak pemilik sekolah, dan yang paling penting Lo anak orang terpandang." Rafael menjelaskan tanpa meninggalkan satu pun tentang Alwi.
"Enggak usah diperjelas juga kali," ketus Alwi dan Rafael hanya terkekeh.
"Oh ya, gue duluan ya. Soalnya, gue mau kesuatu tempat dulu."
"Bye." setelahnya, ia melenggang pergi begitu saja. Alwi menatap punggung pemuda yang baru saja ia kenal itu, Rafael.
"Untung, dia enggak beneran bundir," gumamnya lalu melanjutkan perjalanan kembali ke lokasi.
Tidak jauh kok, hanya membutuhkan lima menitan untuk sampai ke tujuan. Disaat break tadi, ia ingin meminum sesuatu, makanya ia ke supermarket. Sebenarnya, bisa saja ia minta tolong kepada siapa saja, tapi dia hanya merasa tidak sopan.
"Wi!" baru saja, ia ingin kembali ke backstage, tiba-tiba ada yang memanggilnya. Dirinya berbalik untuk mencari siapa orang tersebut.
"Om cariin juga." ternyata itu Rico, Om kesayangan Alwi, azekkk.
"Ngapain cariin Alwi?" tanya Alwi bingung.
"Ya, enggak papa. Takut kamu hilang aja," jelas Rico santai.
Alwi yang mendengarnya, menghela napas panjang. Ada-ada saja Omnya ini. Untung sayang, kalau enggak udah Alwi jual di sh**pe, 'kan lumayan dapat uang.
"Bercanda kali, Wi." Rico tertawa melihat wajah kesal Alwi. Tangannya bahkan sudah terulur, mengacak rambutnya.
"Kamu dari mana sih?" lanjutnya bertanya.
"Supermarket," singkat Alwi.
"Owalah, yaudah yuk masuk. Papahmu udah ada didalam, tadi katanya mau ngomongin sesuatu sama kamu," terang Rico.
"Oh, jadi Om cariin aku karena Papah juga nyariin aku?" tanya Alwi.
"He'em."
"Udah ah, ayo keburu ngamuk tuh Papahmu," ajak Rico.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME BE FREE || Alwi Assegaf ✓
Fanfiction[Sudah end] ✓ [Sudah revisi]✓ Let me bee free Apa makna dari kata tersebut menurut kalian? Sejak saat itu, ia bergumam. Semesta tidak berpihak padanya, sesuatu hal yang banyak ia pendam, menjadikan sebuah beban yang tertanam. Ia memiliki banyak...