03 || TANUWIJAYA'S

141K 6.7K 1.2K
                                    

Hallo

Selamat datang di cerita RAYDEN 💌

You can call me kume. NOT THOR.

Don't forget to give a feedback🙌

Biar kita sama-sama enak, teman-teman semua vote dan komen yang banyak, aku nulis wkwkwkwk

RAMEIN SETIAP PARAGRAF YAA‼️

|HAPPY READING|

🔥🔥🔥

     Rayden tiba di rumahnya dengan wajah yang ditekuk, tidak berhasil mengantarkan Alora. Ingin menghubungi gadis itu, tapi sepertinya gadis itu hobi mengganti nomor telponnya dan sering memblokirnya.

     Rayden memasuki rumahnya, masih sepi, Rayden berjalan ke arah dapur, membuka kulkas, mengambil minuman, lalu menegaknya hingga tandas.

     "ANJ-

     Rayden sangat terkejut ketika melihat Mommy nya yang tiba-tiba berada di hadapannya.

     Rayden menatap wajah Mommy-nya yang tidak bersahabat itu, "kenapa?" Tanya Rayden.

     "Mom?" Panggil Rayden karena Mommy-nya masih diam.

     Dia adalah Zeefanya Aneska, wanita yang sudah melahirkan Rayden dan wanita yang paling Rayden hormati.

     Zee menunjukkan rokok yang berada di tangannya pada Rayden, "rokok siapa?" Tanya Zee.

     "Oh, punya Fael itu, kan semalem ke sini." Balas Rayden.

     "Bohong?" Tanya Zee dengan tatapan mengintimidasi pada Rayden.

     "Enggak Mom." Balas Rayden.

     "Awas kalo bohong." Ucap Zee.

     "Iya Mommy." Ucap Rayden.

     Rayden mencium pipi Zee, lalu bergegas pergi, menaiki tangga menuju kamarnya.

     Rayden menghela napas, untung Fael semalam ke rumahnya, jadi ia bisa menumpahkan semuanya pada Fael.

     Sebelum masuk ke dalam kamarnya, Rayden menghentikan langkahnya di depan kamar adiknya, Rayden masuk begitu saja, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, padahal adik Rayden perempuan. Syana Nathania Tanuwijaya.

     "Minta nomor Alora." Ucap Rayden tanpa mempedulikan adiknya yang terkejut itu.

     "Aku udah kasih nomornya. Masih sama ko." Ucap Syana.

     Rayden berdecak, dugaannya benar, Alora memblokir nomornya lagi, "suruh temen lo buka blokiran gue! 10 menit dari sekarang, kalau nggak, gue samperin ke rumahnya." Ucap Rayden kemudian pergi begitu saja.

     Syana berdecak melihat kepergian Rayden, tanpa menutup kembali pintu kamarnya. Mereka jarang berkomunikasi, tapi Rayden selalu membuat Syana kesal.

     Rayden tidak mempedulikan Syana yang terlihat begitu kesal, Rayden terus menatap ponselnya. Dan Alora sudah membuka blokirannya.


🪐🪐🪐

     "Den?

     "Ayden?"

     Panggil seorang wanita membangunkan Rayden, Rayden mengernyitkan keningnya ketika menerima sinar matahari yang begitu menusuk.

     Wanita itu menghela napas, lalu menghampiri anaknya kembali, mengelus pipi anak sulungnya, "Ayden?" Panggilnya.

RAYDEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang